28. Meet Her

1.2K 158 23
                                    

Nathan

"Satu-satu, gue sayang Nata. Dua-dua, juga sayang Nata. Tiga-tiga sayang sama Nata. Satu, dua, tiga gue punya Nata."

"Telinga gue nyaris budeg dengerin Nathan seharian nyanyi lagu itu," gue denger Reigan mendumel di belakang gue.

Hema dan Jendra kompak mengangguk. Gue mendengus, kayak gak pernah lihat orang bucin aja mereka.

"Nggak sekalian aja lo nyanyiin waktu kita manggung?" ledek Hema, mulutnya masih sama nyebelinnya.

Meskipun Hema udah agak jinak akhir-akhir ini karena video mabuk dia yang teramat memalukan. Nata punya banyak cara untuk memanfaatkanya agar Hema gak bisa berkutik.

Respon mereka gak jauh beda sama Nata kok. Kalau Nata yang denger gue nyanyi lagu itu bukannya tersanjung dan baper, tuh cewek pasti ngamuk dan ngatain gue.

Nata always being Nata. Nyaris empat bulan gue pacaran sama dia. Nama Nata menghiasi semester tujuh gue. Semester tua yang teramat sangat menyebalkan.

Menyebalkan karena gue jarang ada waktu berduaan sama Nataaa!

Itu karena Nata dapet tugas khusus dari pak Jeffrian buat jadi asdosnya. Sialan, siapa lagi yang menyarankan kalau bukan si Malvin— mantan asdos kampret itu!

Lagian Nata itu udah semester tua loh, udah mau lulus tapi dia mau-mau aja dimintain bantuan.

Tapi gue yakin sih meskipun bukan si Malvin yang nawarin. Nata pasti bakalan mau-mau aja. Hidup dia emang serba tertata dan paling suka mencari pengalaman baru.

Kalau gue sih jujur lebih suka mencari gaya baru. Ekhm. Gaya foto maksudnya. Kan gue fotografer.

Sekarang gue lebih sering menghabiskan waktu di apartemen Hema. Seperti hari ini. Kali ini kita berempat lengkap berkumpul.

Biasanya Jendra kencan sama Kayla. Reigan nyari cewek baru. Hema yang jomblo karatan setia menemani malam-malam gue.

"Huh, punya cewek sibuk memang nggak enak..."

"Lo aja yang terlalu pengangguran Nat!" sindir Reigan.

"Lah bukannya kita berempat sama?" ceplos gue.

"Nggak tuh. Gue sibuk. Hubungan gue sama Kayla lancar tanpa halangan. Lebih sering quality time juga akhir-akhir ini."

Nah kan! Gue bilang juga apa!

"Cot bacot!" kesal gue.

Jendra udah mulai bisa membanggakan ceweknya dan hubungannya. Si Kayla emang gue lihat lebih sering sama Jendra dibanding sama Nata sekarang.

Si Reigan juga yang sekarang hobi cabut-cabutan karena urusan cewek. Setelah hubungan pertunangannya sama Nesya dibatalkan secara sepihak sama cewek itu, Reigan merasa bebas dan sekarang lebih aktif mencari pujaan hati.

Kapan gue bisa kayak gitu?

"Kayaknya cuma lo doang deh Nat yang pacaran tapi serasa jomblo. Reigan noh, baru pdkt aja udah tiap hari jalan. Lo php doang ya?"

"Mana ada! Itu namanya teknik cocok-cocokan bego! Yakali jalan sekali langsung gue tembak!"

"Huek. Cocok-cocokan katanya," Hema muntah-muntah, gelay sama ucapan Reigan barusan.

"Iya. Ribet amat lo! Baru juga nyari pacar belum nyari istri," kata gue.

"Lah gunanya nyari pacar apa kalau nggak dijadiin sebagai opsi masa depan a.k.a istri?"

Gue kicep. Terdiam karena ucapan Reigan barusan.

"Woi! Woi! Kita masih terlalu kecil untuk membahas masalah pernikahan, okay?"

Obsession Series 2; Salty and SweetWo Geschichten leben. Entdecke jetzt