42. Pasutri Gaje

1.1K 141 14
                                    

Nathan

"Ayo ta mulai gue udah siap."

"Bentar Nat.. butuh pemanasan."

"Jangan lama-lama ta. Udah nggak sabar nih."

"Iya bentar ah. Itu gitarnya ditaruh dulu Nathan, kalau kena gimana?"

"Bisa dilap pakai tisu kan sayang."

"Gamau, kecipratan nanti kotor." kata Nata.

Gue akhirnya menyingkirkan gitar yang tadinya ada dipangkuan gue.

Ini ceritanya Nata mau ngelukis. Yeu jangan mikir yang enggak-enggak kalian. Ini masih siang.

"Udah? Sini, punggung gue udah siap loh nerima olesan cat dari Nata."

Nata terkekeh geli karena ucapan gue. Benar sekali, gue adalah kanvas hidup buat Nata.

Istri gue yang manis itu mau belajar melukis lagi dari awal. Nata bilang gak pernah bisa mengoles cat ke kanvas setelah kejadian dia sama pak Jeffrian.

Berhubung Nata masih ada satu project lagi, membuat lukisan untuk tugas akhir semester ini. Jadilah gue menawarkan diri.

"Kalau nggak bisa di kanvas gimana kalau pakai tubuh gue dulu ta? Bayangin aja lo lagi ngelukis kaya biasanya."

"Punggung suamimu ini lebar loh sayang. Mau digambarin apa aja terserah Nataaa."

Sekarang lihat Nata mulai menghias tubuh gue dengan cat warna warni. Ini cat khusus painting body. Bahaya kalau pakai cat yang biasa dia pakai untuk melukis di kanvas.

Bisa-bisa badan gue alergi nanti. Gatel-gatel. Udah cape-cape bentuk badan biar keliatan hot gini.

"Nat.. beneran nggak geli?"

"Geli sih enggak ta. Lebih ke horny aja. Tangan lo tuh sengaja ya ikut grepe-grepe." sahut gue.

"Mulutnya Nat!" Nata ketawa. "Jujur banget."

Gue ikut tertawa. Kejujuran yang utama. Beneran punya pelan-pelan berdiri setegak keadilan.

Satu jam berselang. Udah encok-encok gue.

"Dah selesai.. ah kenapa kemampuan ngelukis gue jadi makin buruk ya."

Nata mendumel, ngelirik hasil karyanya dari segala sisi. Matanya berkaca-kaca sedih.

"Haha! Beneran udah selesai kan yang? Jangan sedih gitu. Besok belajar lagi. Punggung gue selalu siap."

Nata menghela napas panjang. Ya mau gimana lagi. Padahal lukisan miliknya udah kembali tapi katanya masih berat buat melukis lagi.

Yah, semua tentang kepercayaan diri seorang seniman. Sekali hancur, efeknya luar biasa.

"Udah. Bentar gue foto dulu."

"Ambil foto yang bayak ta. Tubuh Nathan kan punya Nataaa."

Nata geleng-geleng kepala sama tingkah gue

Hubungan kita emang udah berubah. Suami istri tapi rasanya kaya masih sama saat gue pacaran sama Nata.

Seminggu ini setiap hari gue selalu merasa bahagia. Ada Nata di samping gue tiap bangun tidur, ada yang masakin gue, ada yang bisa gue ajak bicara dan gue peluk-peluk.

Hidup gue jadi berwarna seperti warna-warni cat punya Nata. Papa pasti bahagia sih lihat gue menjalani hari-hari bahagia kaya gini.

Begitu juga dengan mendiang papanya Nata. Gue udah janji mau jagain anaknya. Dan sekarang Nata di sini, bahagia sama gue.

Obsession Series 2; Salty and SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang