6☆

1.4K 63 6
                                    

Saat ini aku terbaring di kasur UKS.

Kubuka mataku secara perlahan-lahan dan memikir keras apa yang kulakukan setelah pandanganku menghitam tadi.

Perasaan tadi aku jatuh deh.

Kepalaku masih sakit. Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Segera kucari obat yang selalu aku bawa kemana-mana di dalam saku rok yang kupakai.

Saat hendak membuka obatnya, aku baru menyadari ada seseorang yang tengah duduk sambil menunduk di sebelah kasur yang kutempati.

Sebenarnya pandanganku sedikit buram, tetapi aku tak memiliki riwayat penyakit mata apapun. Kulihat orang tersebut dengan saksama.

Sepertinya orang tersebut menyadari adanya pergerakan di kasur yang berada di depannya sontak menegakkan kepala.

Deg!

Mataku membulat sempurna.

Pak Jeff...

"Resa," ucap Pak Jeffrey dengan lembut.

"Saya kaget tiba-tiba kamu pingsan. Saya panggilin kamu gak noleh-noleh."

Di ruang UKS hanya ada aku dan Pak Jeffrey saja. Untuk penjaga UKS, Pak Jeffrey menyuruh mereka untuk kembali ke kelas masing-masing. Pak Jeffrey bilang ke mereka kalau beliau bisa mengatasinya.

"Pak Jeff kah yang bawa saya ke sini?" ujarku memastikan.

"Iya, untung saja saya gercep nangkapnya. Kalau ngga, kamu jatuhnya langsung ke ubin."

Sebenarnya aku sedang salah tingkah, namun aku juga penasaran bagaimana caraku di bawa ke sini.

"Emm, hehehehe. Terima kasih ya, Pak."  ujarku malu-malu.

Pak Jeffrey mengangguk.

"Sama-sama."

Shit! Ganteng banget

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Shit! Ganteng banget.

Setelah menoleh ke Pak Jeffrey, aku memandangi selimut yang kupakai sambil memainkan jari.

"Oh iya-"

Aku menoleh kembali ke Pak Jeffrey.

"Buat kamu. Saya gak tahu kamu sudah makan atau belum, di dalamnya ada nasi dan beberapa roti yang mungkin kamu suka." ujar Pak Jeffrey sambil meletakkan satu kresek besar yang berisi makanan di pangkuanku.

"Astaga Pak, ini banyak banget. Saya mana bisa ngehabisinnya." kataku sambil memegang kreseknya dan menatap Pak Jeffrey dengan tatapan ragu.

"Bisa kamu lanjutin makannya di rumah. Gak bisa bawanya ya? Ntar pinjamin tote bag."

"Makin ngerepotin ini sayanya."

"Gak ngerepotin kok, Res. Tenang aja."

"Terima kasih ya, Pak. Bakal saya makan semua kok." ujarku dengan tersenyum sambil memerhatikan gigi.

Born Too Late • Jeffrey Dean Morgan •Место, где живут истории. Откройте их для себя