He is Marco

99 76 109
                                    

     Marco sedang bersantai di balkon apartemennya sambil menikmati teh anget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Marco sedang bersantai di balkon apartemennya sambil menikmati teh anget. Hari ini Marco tidak ada jam mata kuliah seharian. Dosennya sedang ada acara dan minta diganti menjadi besok jam kuliahnya. Itulah enaknya kuliah, bisa menikmati libur dihari selain hari Sabtu dan Minggu tanpa harus menunggu tanggal merah karena memperingati sesuatu.

Marco mengecek hanphonenya yang terus berbunyi dari tadi. Ternyata notifikasi dari grup whatsappnya. Masih pagi sudah heboh saja, pikir Marco. Padahal sudah jam 10, menurut Marco itu masih terlalu pagi.

 Padahal sudah jam 10, menurut Marco itu masih terlalu pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahhh..." Marco menghela nafas karena Hildan dan Jendra mau ke apartemennya. Pasti mereka mau numpang sarapan. Padahal Marco ingin menikmati hari ini dengan tenang.

Marco pun keluar dari ruang apartemennya, ia berjalan menuju minimarket yang berada di lantai satu apartemen. Marco berniat untuk membeli beberapa cemilan dan makanan instan. Karena isi kulkas Marco saat ini hanya ada sebotol air mineral.

Setelah selesai belanja Marco segera menuju ke apartemenny kembali. Saat ditengah perjalanan ia melihat wanita yang tinnggal satu lantai apartemen dengannya.

"Hai tetangga!" sapa Marco bersemangat. Namun apalah daya ia malah dicuekin.

"Yahhh dicuekin... dingin amat kaya kulkas 7 pintu. Kayanya dia mau pergi gym deh" gumam Marco. Karena Marco melihat tetangga yang belum ia ketahui namanya itu sedang memakai celana joger dengan atasan sweater crop bewarna abu-abu dan juga sepatu olahraga. Kalau tidak pergi jogging ya pergi gym.

"Woi bro abis darimana?" ucap Hildan yang tiba-tiba saja sudah sampai dan merangkul pundak Marco.

"Abis dari supermarket. Lo berdua ngapain dah kesini?" tanya Marco dengan sinis tidak suka dengan kedatangan mereka.

"Numpang sarapan lah" balas Hildan santai, Jendra pun mengangguki ucapan Hildan membenarkan.

"Kan tempat sarapan banyak. Kenapa harus ke apartemen gue?!"

"Kalau ada yanv gratis kenapa harus bayar?" Marco segera menoyor kepala Hildan karena kesal. Yang ditoyor mengeluh kesakitan dengan nada lebay. Biasalah sikap Hildan penuh drama seperti film di Indosiar.

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang