Happines, I'm Comingg!

(2) Happiness I'm Comingg

Kedua kelopak mata tersebut mulai terbuka dengan perlahan. Pemandangan yang menyambut adalah langit malam yang dihiasi jutaan bintang. Semua pertanyaan yang mendatangi sedari tadi akhirnya terjawab juga. Seperti yang ia duga, ia memang masuk ke raga seorang putri kerajaan yang dibuang oleh keluarganya.

Nama raga yang ia tempati adalah Valerie Herimione Claire De Trierweiler. Seorang putri kerajaan yang tidak dianggap lantaran karena ibunya yang seorang rakyat biasa menggoda sang Kaisar Fordrick yang baru naik takhta dan menghasilkan ia yang dianggap anak tak jelas asal usulnya oleh anggota keluarga kerajaan Inggrevada lainnya.

Ibunya yang tidak jelas asal usulnya meninggalkan Valerie di balkon kamar sang Kaisar. Ibunya juga meninggalkan catatan tentang berapa umur, serta namanya sendiri. Kaisar bisa saja membuang bayi tak jelas asal usulnya yang tiba tiba-tiba ada di balkon kamarnya sendiri. Akan tetapi, ia tak melakukannya karena mata berwarna ungu seperti kristal sudah menjadi bukti kuat bahwa itu adalah darah dagingnya.

Akhirnya, ia membawa Valerie yang masih bayi masuk dalam kerajaan Inggrevada dan memberinya gelar seorang putri. Ia juga memberikan sebuah istana khusus untuk Valerie. Akan tetapi sayang beribu sayang ia yang semula disayang oleh ayahnya tiba-tiba tepat pada saat usianya menginjak umur 2 tahun, sang kaisar mulai mengacuhkannya dan memperlakukannya buruk.

Sontak hal itu membuat satu istana senang karena ketidaksukaan mereka pada Valerie yang memang sudah dari lama mereka sembunyikan akhirnya bisa mereka perlihatkan secara terang-terangan.

Berbagai cobaan pembunuhan pernah dilakukan pada Valerie. Dimulai dari di racuni, di pukul oleh para pelayan bahkan kakak-kakaknya sendiri.

Sejak umur 2 tahun ia mulai diabaikan dan titik terparahnya Valerie pernah dipukul hingga tidak sadarkan diri selama 1 Minggu. Tidak ada yang tahu selain para pelayan, para pangeran serta sang permaisuri. Saat bangun, kondisi Valerie pasti sudah baik-baik saja dan sekujur lukanya pasti menghilang tanpa bekas. Tanpa ada campur tangan tabib maupun sihir penyembuhan.

Perlakuan khusus ini akhirnya semakin parah ketika menginjak usia 6 tahun, dimana pada usia tersebut sihir serta elemen para anak anak akan diketahui dari tanda yang muncul di tangan serta lengan mereka. Akan tetapi tanda itu tidak muncul pada Valerie yang berarti ia tidak mempunyai mana sihir serta elemen yang biasa dimiliki oleh seluruh penjuru Garazdia.

Setelah kejadian itu, hinaan yang sering didapati Valerie mulai bertambah, "putri tak dianggap yang tidak mendapat berkah dari dewa" Itu lah julukan yang sering ia dengar dari pelayan-pelayan maupun penghuni istana lain.

Bahkan ia yang berusaha mendapatkan perhatian dari kakak-kakak serta ayahnya ditolak mentah-mentah oleh mereka. Dan puncaknya pada saat Meidi, pelayan pribadinya yang menjadi satu-satunya orang yang sangat dipercaya mengkhianatinya.

Ia yang sangat percaya dengan Meidi akhirnya mau melakukan apapun yang diperintahkan oleh pelayan itu. Sampai akhirnya Putri Annette, Putri dari salah satu selir kesayangan ayahnya, berencana ingin mendorong Valerie ke danau istana, namun tidak berhasil, dan malah berakhir ia sendiri yang terjatuh. Kejadian itu menjadi salah satu kejadian yang memberikan trauma mendalam bagi Valerie.

Meidi yang menjadi satu-satunya saksi malah membela Annette dan memfitnah dirinya. Alhasil, Valerie dikurung dipenjara hitam selama 2 bulan sebagai hukuman. Mulai dari sana kepribadian Valerie berubah, setelah keluar dari penjara ia langsung menemui Meidi yang tengah memasak dan  bercanda gurau dengan teman sesama pelayannya.

Ia membawa sebilah pedang panjang hasil curiannya di penjara hitam, lalu memotong lengan kanan Meidi hingga terputus. Alhasil tindakannya itu membuat ia dianggap gila oleh penghuni istana lain termasuk sang ayah. Dan sebagai hukuman, gelar putrinya dicabut dan ia diusir di istana tanpa membawa apapun selain baju yang tengah ia kenakan.