Bab 11

630 59 4
                                    

Hello, sinner.

Mark melemparkan Haechan ke atas tempat tidur dengan cukup keras hingga tubuh kecilnya memantul.

Setelah ciuman di bawah air yang mereka lakukan beberapa saat sebelumnya dan Mark merasa jika ia tidak bisa menahannya lagi, akhirnya ia menyeret Haechan tanpa melepaskan ciumannya, kemudian membawa lelaki malaikat itu ke lantai atas.

Mark dengan tidak sabaran mencium bibir mungil dan tebal itu di setiap kesempatan. Untungnya lift yang mereka naiki sepi, jadi ia bisa melakukan apapun sesuka hatinya tanpa berhenti. Pria itu melirik ke atas kepala mereka dan untungnya tidak ada CCTV di sana. Tangan Mark dengan lihai membuka kaos putih yang telah basah yang dikenakan Haechan. Tubuh basah mereka meneteskan air dan membasahi setiap langkahnya, namun itu adalah hal terakhir yang ia pedulikan saat ini.

Mark bahkan mencium Haechan saat tangannya harus membuka pintu kamar hotel mereka walaupun kesulitan. Dengan gerakan tergesa dan cepat, sambil melahap bibir itu seolah tak ada hari esok.

Ia mengangkat tubuh Haechan dan melingkarkan kaki jenjang yang indah milik sang lelaki malaikat ke pinggangnya, dan berjalan memasuki kamar hotel tanpa repot-repot memperhatikan sekitarnya. Mark melepaskan ciuman itu ketika mendengar suara Haechan yang bernapas terengah dan pegangan tangannya di bahu Mark makin mengerat.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Mark dengan suara serak dan dalam, membuat pipi Haechan terlihat memerah.

"A-akuㅡaku sangat bersemangat, Mark. Apa yang terjadi padaku?" Tanyanya, terlihat polos seperti biasa. Mark terkekeh mendengar pengakuan jujur lelaki malaikat itu. Ia berjalan dengan Haechan yang masih di dalam pelukannya ke arah tempat tidur.

Dan tanpa menahannya lebih lama lagi, Mark melemparkan tubuh kecil Haechan dengan keras hingga tubuh itu memantul di atas tempat tidur. Haechan menatap Mark dengan tatapan bertanya seperti untuk apa ini? Tetapi Mark hanya menjawabnya dengan seringaian lebar dibibirnya, seakan ia adalah serigala yang hendak memakan mangsanya.

Mark membuka bajunya dan menunjukkan dada bidangnya serta perut dengan six packnya. Ia terkekeh ketika melihat lelaki malaikat itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh seksi Mark. "Kau menyukainya, sayang?" Suara Mark telah berubah sepenuhnya, tangannya menyentuh tubuhnya sendiri, Mark harus menahan tawanya ketika melihat Haechan yang hampir meneteskan air liurnya dari ujung bibirnya yang bengkak dan merah itu.

Haechan mengangguk. "Apakah aku salah jika mengatakan menyukainya?" Lelaki polos itu bertanya takut-takut.

Mark terkekeh, "oh, Haechan sayang... begitu polos dan menyedihkan." Ia merangkak ke atas tempat tidur, ke atas tubuh Haechan. Meniup kedua mata lelaki itu yang tengah menatapnya. Membuat lelaki itu mengerjap dengan lucu sambil terengah.

"Apa kau mau tahu apa itu kondom, sayang?" Tangannya membelai pipi basah dan hangat milik si lelaki malaikat.

"Mark, kau membuat jantung berdebar dan sakit, aku merasa gugup tetapi bersemangat. Apakah itu normal?" Sekali lagi tingkah polos dan bodoh Haechan membuatnya terkikik geli, Mungkin lelaki ini baru pernah merasakan euforia seperti ini seumur hidupnya. Well, Mark tidak bisa menyalahkannya.

"Tidak apa, sayang. Itu normal. Sangat normal untuk seseorang yang hendak bercinta." Mark mengedipkan matanya dengan genit.

"Bercinta?" Ulang Haechan.

"Ya, sayang. Bercinta. Bukankah kau mau tahu apa itu kondom?" Mark mengulangi pertanyaannya.

Ekspresi Haechan berubah antusias dan ia mengangguk dengan semangat. "Tentu saja. Tentu, aku mau tahu." Jawabnya.

My AngelWhere stories live. Discover now