Bab 18

428 33 0
                                    

Renjun berlari menyusuri setiap lorong dan ruangan kastil itu seperti orang kesetanan sambil membawa Haechan dipunggungnya, dengan entah kekuatan dari mana. Ia bisa menghindari para penjaga itu dengan mudahnya, karena walaupun ia sekarang merupakan manusia biasa, Renjun masih memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki manusia manapun.

Renjun akhirnya keluar dari kastil terkutuk itu dan sampai pada bukaan di sebuah hutan di mana mobil mereka berada, ia menjejalkan tubuh Haechan ke dalam mobil. Renjun memang tidak berencana untuk menunggu Mark dan Lucas.

Napasnya terasa sesak, dan ia merasa lelah. Menatap Haechan yang duduk di kursi penumpang di belakangnya dari rear view mirror. Si lelaki malaikat terlihat memejamkan matanya dengan napas memburu dan tubuh penuh luka.

Renjun tidak bisa membantunya banyak. Waktu lelaki malaikat itu tinggal sedikit lagi di bumi, dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Apakah Haechan akan binasa atau lelaki itu akan pulang ke langit dan membiarkan Mark menanggung semua resikonya.

Renjun dengan tergesa mengeluarkan ponsel dari saku celananya ketika ia teringat jika kekasih dan sahabatnya masih dalam bahaya.

"Ya, polisi?" Renjun mulai menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan sang kekasih juga kedua temannya pada polisi yang berbicara dengannya di telepon. Ia tidak lupa juga memberikan alamat laboratorium si ilmuwan jahat Chris pada polisi itu.

Setelah selesai dengan laporannya pada polisi, ia kembali menghubungi seseorang. Renjun tahu jika Lucas dan Mark membutuhkan banyak bantuan saat ini, ia berdoa semoga saja bantuan itu cepat datang.

"Ibu, ayah.. Mark dan Lucas hyung dalam bahaya. Ia ada di lab milik paman Chris. Kalian harus cepat datang." Renjun memberitahu kedua orang tua Mark ditelpon dengan panik.

Mereka pernah menolong Renjun sekali dulu. Ibu Mark sangat memahami situasi saat ini karena ia juga memiliki darah malaikat yang mengalir dalam tubuhnya.

"Banyak sekali manusia yang menyayangimu. Seharusnya kau tidak terbuai." Renjun berbisik pelan sambil menatap Haechan.

"Mar-kh..." Haechan bergumam dalam tidurnya.

Renjun menggeleng pelan, "kau tidak seharusnya jatuh cinta, Hyuck. Kuharap kau tidak mengikuti jejakku." Bisiknya.

Haechan kemudian membuka matanya secara perlahan, napasnya terengah dan ia meringis menahan sakit.

"HyuㅡHaechan.." Renjun memutar tubuhnya ke arah Haechan untuk melihat keadaan lelaki malaikat itu.

"Mark?" Suara rintihan Haechan membuat Renjun merasa kasihan dan tanpa ia sadari air matanya telah menetes.

"Kau baik-baik saja, Haechan. Mark hyung sedang dalam perjalanan menuju ke sini." Ujar Renjun.

"A-aku melihatnya tadi.. tapi, d-di mana ia sekarang?"

Renjun memindahkan tubuhnya ke belakang untuk duduk di samping Haechan dan memberinya pelukan. "Mark memang menyelamatkanmu tadi, tetapi kita harus terpisah dengan Mark dan Lucas hyung demi menyelamatkanmu." Ujar Renjun.

Tangis Haechan semakin kencang. "Tapi kenapa harus demi diriku? Aku ingin bersama Mark, aku ingin Mark ada di sampingku sekarang."

Renjun mengusap punggung Haechan untuk menenangkan si lelaki malaikat. "Mark pasti akan kembali. Ia pasti akan baik-baik saja. Ia sudah berjanji akan menyelamatkanmu dan membawamu pulang, bukan?"

Lelaki malaikat itu mengangguk dalam pelukan Renjun.

"Kau percaya pada Mark, 'kan? Serta padaku dan Lucas hyung?"

Haechan mendongakkan kepalanya dan menatap Renjun. Ia mengangguk dengan kencang, hampir membuat Renjun ketakutan kepalanya akan terlepas dari tubuhnya.

"Bagus, jika kau percaya kau harus menunggu. Mark akan segera datang untukmu. Tetapi kita harus segera pulang." Ujar Renjun. Namun sebelum itu Renjun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Haechan.

My AngelWhere stories live. Discover now