22. Mutlak

52.2K 1.7K 43
                                    

Pagi ini Echa bangun dengan rasa ngilu di perut bagian bawahnya. Pun begitu dengan pinggulnya ke bawah. Sakit, pegal, lemas sampe rasanya otot-otot kakinya tak mampu menopang tubuhnya.

"Abang...." Echa menggoyangkan tubuh Igo.

Perlahan Igo membuka matanya.

"Apa?" seperti berbisik, hanya suara serak yang lirih terdengar di telinga Echa.

"Anterin kamar mandi."

"Jam berapa ini Cha?"

"Subuh."

Igo mengerti, pasti Echa tak kuat hanya untuk berdiri. Dengan mata yang setengah terpejam, Igo bangun dari ranjangnya. Menggendong tubuh ringan  Echa menuju kamar mandi.

"Mau berendam?"

"Iya, sebentar aja."

Kemudian Igo menurunkan Echa di bathtub, mengisi bathtub itu dengan air hangat.

Igo sendiri lanjut mandi di shower,  meninggalkan Echa di bathtub dengan kondisi yang terpaku pada Igo.

Wajah Echa memerah dengan sendirinya. Melihat tubuh polos Igo, yang bukan sekali ini ia lihat, mengapa kini sensasinya berbeda?

Melihat tetes demi tetes air mengalir melewati otot-otot di lengannya, pundak, punggung, dada, perut, kemudian....aah.....

Tanpa terasa Echa menggigit bibir bawahnya.

"Lo pingin gue gempur lagi Cha?"

"Hah?" lamunan Echa buyar.

"Nggak! Nggak! Masih ngilu..." Echa merengut manyun.

"Terus ngapain daritadi ngeliatin gue?"

"Nggak..." Echa tergugup.

Igo menyeringai kecil melihat tingkah Echa.

"Ayo udahan berendamnya, cepet mandi."

Echa hanya mengangguk patuh.

🌼

"Halo?"

"Kok ndak nelpon blas seh nduk? Wes lali a nang mamane?" (Kok nggak telpon sama sekali sih? Udah lupa kah sama mamanya?)

"Hmm...mama, ndak sempet maaa...."

"Kok iso ndak sempet i loh, polane wes rabi dadi lali nang mamane." (Kok bisa gak sempat sih? Karena udah nikah jadi lupa sama mamanya gitu?)

"Ndak ndak ma... Mama kok ngono seh...."(mama kok gitu sih)

"Eh nduk, yo opo awakmu sehat a?" (Gimana kamu? Sehat?)

"Hu'um...sehat, mama karo ayah yo opo? Sepurane ma, Echa temenan gak sempet. Penyesuaian ma..." (Iya sehat. Mama sama ayah gimana? Maaf ya ma, Echa beneran gak sempat. Penyesuaian ma)

"Mama karo ayah yo sehat, adik-adike yo sehat kabeh. Opo'o? Bojomu yo opo nang awakmu?" (Mama sama ayah juga sehat,  adik-adikmu juga sehat semua. Kenapa? Suamimu gimana sama kamu?)

"Mama iki asline khawatir nduk. Soale mama ndak ngerti nang watek'e bojomu. Ndak ngerti keluarga ne koyok opo. Mama kepikiran karo awakmu." (Mama ini sebenarnya khawatir sama kamu. Karena mama nggak ngerti watak suamimu kayak apa. Nggak ngerti keluarga nya kayak apa. Mama kepikiran sama kamu)

"Ndak kok ma, mama ndak usah kawatir. Bojoku apik kok uwonge. Ben dino aku diantar jemput, wingi aku nang kantore ma. Terus kapan iku aku nginep nang omae mama Ranti. Apik kabeh kok keluargane nang aku." (Nggak kok ma, mama nggak usah khawatir. Suamiku orangnya baik kok. Tiap hari aku diantar jemput, kemarin aku ke kantory. Terus beberapa hari yang lalu aku nginap di rumahnya mama Ranti. Baik semua kok keluarganya)

IGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang