Bagian 61

16 1 0
                                    

8Author pov

Setelah sepekan lebih mengabaikan setiap komunikasi yang di lakukan oleh Esa, Nia lebih memfokuskan diri serta fikirannya tentang hal-hal yang membuat hatinya bahagia tanpa ada sesuatu berbau cinta didalamnya.
Bukan menampik rasa nyaman yang diberikan setiap perlakuan Esa padanya, hanya saja untuk saat ini mungkin pertemanan adalah jalan terbaik mengingat apa yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Jam makan siangpun tiba Nia bergegas menuju kantin untuk memesan makanan sekaligus mengaktifkan kembali ponsel pintarnya. Banyak pesan masuk juga panggilan dari orang-orang terdekat Nia.

Dering ponsel Nia terdengar nyaring, Nia melihat layar ponselnya tertera nama Zahra disana, ia pun buru-buru mengangkatnya.

"Iya waalaikumsalam."
",,,"
"Makan siang"
",,,"
"Males ngomong."
",,,"
"Gapapa lagi capek aja."
",,,"
"Kabar apaan Raaa,"
",,,"
"Apaaaa,,,, seriusly?"
",,,"
"Kapan kalian nikahnya."
",,,"
"Gila cepet amat bulan depan."
",,,"
"Okeyy, aku doain sukses sampai hari H Aamiin."
",,,"
"Apaa, flashmoob."
",,,"
"Boleh donk, special buat kamu."
",,,"
"Iya nanti ke caffe abis kelar kerja."
",,,"
"Iya kamu juga jaga diri disana."
",,,"
"Byee."

Dalam perjalanan menuju ruangannya Nia berfikir tentang permintaan Zahra untuk flashmoob lagu bollywood karena orangtua Bilal berasal dari khasmir-Pakistan.

"Lagu apa ya, mana lagu bollywood kan bagus semua. Hmmmm apa cari yang pas musiknya buat acara nikahan ya." Monolog Nia.

"Dokter Nia!" Panggil Orin.
"Iya sus." Jawab Nia.
"Jadwal piket sebentar lagi mulai ya." Ujar Orin mengingatkan.
Nia menepuk keningnya seakan baru teringat sesuatu "masyaallah hampir kelupaaan, makasih sus."
"Sama-sama Dok." Cicit Orin.

"Ngeblank gara-gara permintaaan Zahra nih." Batin Nia.

Setelah mengambil semua perlengkapannya Nia betgegas bergabung bersama mahasiswa yang kebetulan koas di rumah sakit yang sama.
Dengan telaten Nia memeriksa satu persatu dari sekian banyak pasien serta menanyakan bagaimana harinya.

"Semoga kalian segera sembuh, aamiin." Cicit Nia dan berlalu pergi bersama yang lainnya menuju kamar pasien yang lain juga.

Tak terasa waktu bergulir cepat Nia tengah bersiap untuk pulang dan melanjutkan part timenya dicaffe milik Zahra lalu memesan taksi online.

45 menit dalam perjalanan kini Nia sudah sampau di pelataran Caffe yang sangat ramai mengingat jam pulang kerja sudah tiba dan banyak diantara mereka memilih menepi untuk sekedar penghilang penat atau cuci mata.

"Assalamualaikum Baaa." Sapa Nia.
"Waalaikumsalam Nia, gimana koasnya lancar?" Tanya Baba.
"Lancar alhamdulillah Baa." Jawab Nia.
"Syukurlah, semoga kamu kerasan disana." Ucap Baba.
"Aamiin. Mudah-mudahan Baa. Kalau gitu aku langsung perform saja." Cicit Nia.
"Baik Nia." Baba mengiyakan kemauan Nia karena memang suasana lagi ramai sangat.

"Selamat sore menjelang malam semuaaanya. Wuhh keren full tank ini mahh. Gak usah lama-lama ya langsung nyanyi bareng aku." Papar Nia.

                               " Masih Cinta "

Tik, tik, tik, waktu berdetik
Tak mungkin bisa ku hentikan
Maumu jadi mauku
Pahitpun itu ku tersenyum

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu

Tik, tik, tik, air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar ku buat bahagiamu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang