61. Time Travel Between Us

3.8K 291 21
                                    

05 Mei 2040

Pukul 13.45 WIB

Daren menatap angkuh lembaran - lembaran kertas dokumen yang berisi data orang yang dicarinya.

Setelah memberikan surat perceraian kepada Kyra, ia keluar sejenak menenangkan pikirannya dan disinilah dia, di rumah Virgo.

"Bos, tentang orang yang memukulmu di bandara, kami sudah mendapatkan informasinya dan itu memand dia. Dia berada disekitar sini, kami sudah mendapatkan alamat lengkapnya. Apa yang akan bos lakukan? Dan... tentang perceraian dengan Kyra, apa lo benar-benar yakin? Lo gak biasanya hilang kendali kek gini. Apa kalian gak bisa mempertimbangkannya?" Cercah Virgo. Saat Daren menelfon dan menyuruhnya mengurus berkas perceraian ia dan Kyra, Virgo merasa sangat menyayangkan keputusan Daren. Sebagai saksi cintanya Daren dan Kyra, ia tidak mengerti mengapa kedua orang tersebut tiba-tiba ingin bercerai.

"Dia yang pengen cerai. Gue gak bisa nahan dia, Lo tahu kan sifat keras kepala Kyra?"

Way yang sedang merekap data-data melirik Daren dan menghela nafas.

Bian menepuk bahu Daren, memberikan kekuatan kepada temannya tersebut.

"Tapi.. pada akhirnya sifat keras kepala Kyra luluh sama lo, kenapa sekarang lo menyerah?" sambung Bian.

Daren tak menjawab, ia lebih memilih membaca data-data terbaru tentang orang yang dicarinya selama ini, yang membuat masa mudanya menjadi orang jahat bersertifikat.

"Kalian baru saja datang ke Indonesia, dan jika 'orang' itu tahu kalian bercerai, bukankah ia akan senang? Bahkan jika lo membalas dendam lo kepadanya dan membunuh dia, dia masih akan tetap merasa menang jika ia tahu rumah tanggamu diambang kehancuran." lanjut Way, mencoba membuat Daren memikirkan kembali apa yang sedang ia lakukan.

"Gue setuju dengan Way, lo kek macam gak kenal Kyra. Dari semua orang disini, lo satu-satunya yang tahu persis seperti apa Kyra, cewek tersebut kadang gengsi dan perkataannya sering berubah-ubah. Mungkin ada sesuatu yang mengganggunya sehingga dia ingin bercerai. Alih-alih mengajukan gugatan cerai, lebih baik lo tanyain dia baik-baik tentang alasannya."

Semua anggota geng Adrenalin menatap Daren prihatin.

Daren mengusak rambutnya kasar dan melempar lembaran kertas yang ada ditangannya.

"Gue udah mencoba, tapi.. dia selalu mengatakan hal yang sama. Gue juga punya batas kesabaran. Lo pikir gue mau ceraiin dia? Gue juga gak pengen." balas Daren, menjelaskan betapa frustasinya dia.

Virgo tersenyum miring. "Batas kesabaran apa? Kalau boleh jujur, Kyra di masa lalu lebih sabar dengan lo. Dia sabar nungguin lo, dia lebih milih untuk stay sama lo ketika semua orang merasa lo jahat dan pantas mati, ayah gue bahkan sampai nyuruh gue buat jauhin lo. Lo gak punya hak untuk bilang batas kesabaran lo udah habis, selama masa-masa sulit lo dan dia, gue, Way, Bian yang temani Kyra. Kita semua jadi saksi bisu berapa dia mencintai lo, setiap hari nyiapin bekal dan titip ke penjaga, meskipun dia baru saja selesai berduka dan lo malah memperumit suasana. Lo jadi bahan omongan se-Indonesia, tapi dia menentang keluarganya dan milih lo. Lo gak mikir pengorbanannya?" telak Virgo.

Daren terdiam, merenungkan semua yang terjadi pada tahun-tahun tersebut. Ya.. ia tahu betapa jahatnya dia saat itu dan malah membuat semuanya menjadi rumit. Ia tahu bagaimana perjuangan Kyra buat dia.. dan ia mengerti mengapa teman-temannya tidak ingin ia bercerai dengan Kyra. Memorinya kembali mengingat tahun-tahun akhir masa SMA dan awal kuliah mereka. Masa-masa dimana semuanya nampak suram.

"Gue tahu... makannya gue belum tandatangan surat perceraian tersebut. Lagian, gue dan Kyra punya waktu sebulan untuk meditasi dan memikirkan kembali keputusan kita untuk bercerai. Gue hanya pengen nunjukin ke Kyra bahwa dia harus lebih memperhatikan perkataannya, gue sengaja ngabulin permintaannya untuk bercerai agar dia tahu gue merasa tersakiti dengan semua permohonannya. Gue gak pengen cerai, kalian tahu itu kan? Bukan cuma dia yang berjuang buat gue, gue juga. Lo pikir selama tahun-tahun setelah kejadian tersebut gue bisa tidur dengan nyenyak, gue masih merasa bersalah."

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now