25 Februari 2022

225 28 0
                                    

Langit kamar ku pandang dengan lesu setelah mendengar berita itu. Berita yang cukup, mengejutkan, sampai aku termenung selama ini di dalam kamar tanpa memegang ponsel sama sekali.

Aku membiarkan Doyoung terus mengetuk pintuku tanpa henti, menyuruhku untuk segera makan malam sebelum ia menghabiskan menu makan malam yang katanya favoritku.

Sejujurnya aku tak bisa keluar dengan perasaan gelisah dan wajah murung. Ibu pasti sadar aku sedang sedih, Ayah pasti berpikir kehidupan menjelang dewasaku sedang tidak baik-baik saja, dan Doyoung tentu akan mengompori lalu mengatakan hal yang tidak-tidak tentangku.

Memang benar aku cukup berbaring diatas ranjang tanpa melakukan apapun.

Bunyi notifikasi menyadarkanku seketika, aku hendak melempar ponsel dengan gusar namun melihat undangan yang diberikan membuatku berdecih cukup keras.

Mengapa semua orang tidak mengerti keadaanku?

Ya sudahlah. Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Sejak awal juga sudah pupus harapanku menjadi salah satu peran penting di kisahnya, namun nampaknya Sang Penulis Takdir menciptakanku sebagai karakter figuran yang mengagumi peran utama diam-diam.

Ryujin dari balik layar terus mencoba menenangkanku meski gadis itu tahu kalau aku hanya akan membaca pesannya dan lanjut menenangkan diri lewat bermain game di komputer sampai esok pagi.

Aku membanting mouse ku tat kala karakterku mati tertembak oleh seseorang yang ada disana. Dia berhasil membuatku mengeluarkan kata kasar meski hal itu malah membuatnya tertawa, berpikir bahwa itu adalah hal yang lucu baginya.

"Anjing." Kata terakhir itu keluar dengan mulus dari mulutku. Aku tak akan bisa tertidur malam ini. Mungkin semalam suntuk aku bisa menghabiskan waktu bermain game yang baru saja ku beli atau bermain gitar-

Ya, ya! Gitar.

Aku baru sadar. Memang seharusnya sedari tadi ku bermain gitar dan menyanyikan tiap kekecewaanku tentangnya. Dirinya yang masih asing denganku namun telah berani membuatku sekecewa ini.

Astaga, apa yang dia lakukan kepadaku? Itu kan pilihannya, kenapa aku harus marah? Aku yang bukan siapa-siapanya mengapa harus merasakan kekecewaan sepahit ini?

Memanglah cinta itu sekedar gula dan garam. Kadang giung manis bak mangga matang yang baru dipetik, atau asin pahang seperti masakan seorang bujang lapuk yang tengah dimabuk asmara.

Last night I cried
While looking at the stars
They remind me so much
Of your eyes

I was in the room
Full of plaided eyes
And you're the only one
Most mesmerize

Oh I know
I have to let go you
Are not the one for me
That hurts to know

Oh I know
I have to let go but I
Still find myself
Looking for you
In the crowd

Maybe someday
I'll see you again
Even if it's only in my dream
That's okay

Foolish of me to long for something
That was never gonna be mine from the start
In the first place
But you don't have to worry
Because I'm too scared to falling love anyway

Dari Widya Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang