eps 21

55 9 2
                                    

Penulis: Wiwi Ramadani
eps 21: 16/06/2023

***

Perlahan mata Bella terbuka. Cahaya terang membuatnya menutup mata kembali. Namun tak ia biarkan kegelapan menyelubungi terlalu lama. Bella segera membuka mata lagi dan berusaha menyesuaikan penglihatan dengan cahaya terang yang terasa menusuk. Kemudian semuanya kembali gelap.

Saat matanya terbuka kembali, kabut yang menyelubungi otaknya perlahan sirna. Mata Bella menatap sekeliling, mencoba-coba menerka dimana dia berada.

Dingin. Itulah yang saat ini Bella rasakan di sekujur tubuhnya. Paru-parunya terasa dipenuhi air.

"Selamat malam." suara lembut penuh kebohongan menyambutnya.

Bella membulatkan matanya saat Nabila mendorong kepalanya masuk kedalam air di sebuat bathtub didalam kamar mandi.

Ia sulit bernafas. Segera tangannya menahan tangan Nabila dan berusaha keras untuk keluar dari bathtub putih dipenuhi darah miliknya.

"Brensek!" umpat Bella saat Nabila menatapnya dengan senyuman manis.

"Shuuutt, jangan berisik nanti ibuku bangun.." Nabilla menatap keluar menatap Jessica.

Bella membulatkan matanya menatap tubuh Jessica kini sudah terbaring di lantai dengan darah disisinya. Samar-samar ia melihat gerakan di bibir wanita itu.

"La..ri.. Be..llaa.."

Itulah yang Bella tangkap setelah membaca gerakan bibirnya. Nafasnya tercekat. Nabila mendorongnya ke sisi kamar mandi, gadis itu memegang sebuah pisau dapur yang berlumuran darah yang ia yakini adalah darah Jessica.

"Mati." Nabila menatapnya manis.

Bella menepis pisau yang Nabila pegang. Berhasil, dia berhasil melempar pisau itu cukup jauh. Namun bukannya marah, Nabila justru berdecak kagum. "Hebat..."

"Kenapa kau tak menerima kotak bekal yang aku berikan?" ia menatap sedih Bella. "Padahal disana ada bubuk pengantar ke neraka, sia-sia aku menaburkan racun disana. Padahal aku hanya ingin membawamu ke kedamaian."

"Gila, bangsat lo!" umpat Bell.

"Aku suka panggilan itu.."

Nabila mendekatinya. Tapi sebelum itu terjadi, Bella menampar Nabila dengan kuat beberapa kali kemudian menendang dadanya kuat. Kedua gadis itu berlumuran darah. Bella dengan darah yang berasal dari luka dikepalanya dan Nabila dengan darah dari ibu dan Bella sendiri.

"Psikopat gila! Mati lo!" Bella memasukkan kepala Nabila kedalam bathtub. Nabila memberontak kasar.

"Sejak lo datang gue udah curiga, dan benar. Semua yang gue takutin akhirnya kejadian juga."

Nabila menatapnya dengan sayu. "Aku sudah terluka dari kecil, aku tumbuh menjadi anak yang dipenuhi dengan trauma dan dendam."

"Jangan berfikir cuma lo yang trauma dari kecil!! Gak semua cuma lo doang!"

"Aku juga pas kecil di acuhkan berkali-kali, bahkan ibu juga. Orang yang aku anggap rumah menikamku habis-habisan hingga sulit rasanya untuk kembali ke keadaan yang normal."

"Kalau begitu, kenapa memaksaku mengikuti langkahmu!"

"Maafkan aku, aku ingin kau merasakan hal yang sama sepertiku." Nabila menunduk.

"Tidak perlu! Gue udah rasain bahkan sebelum lo."

"Kalau begitu biarkan semuanya mengalir. Pasti tuhan punya rencana mengapa mempertemukan kita. Kenapa harus menentang rencananya?" Nabila memegang dagu Bella.

I'M YOURS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang