-33-

917 146 37
                                    

3 tahun kemudian ~

Tidak terasa, waktu berjalan dengan begitu pantas. Sudah 3 tahun Chaeyoung pergi meninggalkan Limario.

Chaeyoung bahagia tinggal di Jeju bersama anaknya itu bahkan dia tidak ada niatan untuk kembali ke Seoul. Dia terus saja berfikir jika Limario sudah menikahi Jennie bahkan mungkin mereka sudah mempunyai anak yang hampir seumuran dengan anaknya.

"Mama" seorang bocah laki laki berlari menghampiri Chaeyoung yang kelihatan sibuk mengira stock bunga. Iya, setelah Chaeyoung memutuskan untuk bekerja, dia langsung membuka sebuah toko bunga dan untung sekali toko bunganya itu mendapat sambutan yang baik.

"Iya sayang?" Sahut Chaeyoung menyamakan tingginya dengan sang anak.

"Liam lindu Glandpa sama Glandma. Kenapa meleka sudah lama tidak kesini?"

"Mungkin mereka sibuk"

"Ayo kita ketemu sama meleka Ma. Liam mau ketemu sama meleka" sang bocah terus saja merengek membuatkan Chaeyoung merasa tidak tega.

"Baiklah, ayo kita pulang terus beresin barang barang kita. Kita bertolak ke Seoul sekarang" putus Chaeyoung pada akhirnya.

"Holey!" Pekik Liam dengan heboh.

Cup

Dia mengecup pipi Chaeyoung sekilas "Sayang Mama"

Chaeyoung tersenyum "Sayang Liam juga" ujarnya beralih mengecup dahi sang anak.

*

Pukul 5 petang, terlihatlah Limario yang hanya bersantai disebuah taman. Dia sudah kembali bekerja karena rumah sakit yang dulu sudah berjaya dibina kembali tapi hari ini dia libur makanya dia bisa bersantai.

Selama beberapa tahun ini juga Limario menjalani terapi bersama psikitiaris untuk masalah yang dihadapi olehnya selama ini.

Dan sekarang dia sudah sembuh. Dia sudah bisa mengikhlaskan kepergian Chaeyoung. Awalnya semuanya memang cukup berat namun atas dukungan dari kedua orang tuanya serta orang terdekatnya, dia akhirnya bisa melawan depresinya.

"Hey Lim" Limario menatap sosok Jisoo yang berjalan menghampirinya. Disamping Jisoo itu pula terlihatlah sosok Jennie yang menggendong seorang bocah laki laki yang berusia sekitar 1 tahun.

"Kalian" sahut Limario tersenyum tipis.

"Lim, are you okay?" Tanya Jennie

"Aku rindu Chaeyoung" jujur Limario.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Setelah menikah sama Jisoo, dia sudah membuang perasaannya kepada Limario bahkan sekarang dia sudah mencintai Jisoo. Dan dia benar benar merasa bersalah karena menjadi salah satu alasan Limario kehilangan sang istri.

Hah~

Andai saja waktu itu dia tidak menghalang Limario untuk menyelamatkan Chaeyoung, mungkin saja Chaeyoung masih hidup dan hidup Limario tidak akan kesepian seperti ini.

"Lim, aku minta maaf" ini bukan pertama kalinya Jennie meminta maaf. Bahkan sudah terhitung berkali kali dia terus meminta maaf dari Limario.

"Sudah lah Jen. Aku memang marah sama apa yang terjadi tapi aku sadar semuanya salah aku. Aku yang tidak percaya sama istri aku sendiri. Seharusnya aku menyelidiki semuanya duluan tapi aku malah langsung percaya sama fitnah itu" ujar Limario tersenyum miris.

"Jangan sedih Lim" ujar Jisoo menepuk pundak Limario "Eh, aku ke toilet dulu ya" pamit Jisoo lalu bergegas pergi dari sana.

Limario tersenyum "Hey boy" dia beralih mengambil bocah dari gendongan Jennie "Apa Sean sudah mandi hurm?"

"Tudah" sahut Sean, bocah laki laki kesayangan Jisoo sama Jennie.

"Pantesan wangi. Sini cium Uncle"

"Muah!" Dengan antuasisnya Sean mengecup pipi Limario.

Jennie yang melihat pemandangan didepannya itu hanya tersenyum. Dia bersyukur karena kehadiran Sean bisa mengobati rindu Limario kepada anaknya yang sudah pergi.

Tanpa mereka sedari, ada sosok bocah laki laki yang menatap mereka dari jauh.

"Liam" ternyata sosok itu adalah Liam "Katanya mau ke toilet. Kenapa melamun disini hurm?"

"Papa" lirih Liam.

Chaeyoung beralih menatap kearah yang dilihat oleh Liam.

Deg

"Ternyata benar, mereka menikah bahkan sudah punya anak" gumamnya tersenyum miris.

"Mau pulang Ma" rengek Liam.

"Tidak mau ke toilet?" Tanya Chaeyoung.

Liam menggeleng "Mau pulang" rengeknya.

Tidak ingin mood sang anak semakin memburuk, Chaeyoung akhirnya memutuskan untuk menggendong Liam dan membawa anaknya kembali menuju kemobil.

"Sekarang kita kerumah Oma sama Opa dulu ya" ujar Chaeyoung.

Liam mengangguk dan beralih menatap keluar jendela dengan mata berkaca kaca.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka tiba dimansion orang tua Chaeyoung. Dengan segera Liam berganjak turun dari mobil dan berlari kearah Seojoon dan Minyoung yang sudah menunggu kepulangan mereka "Oma, Opa!" Pekiknya.

Seojoon dan Minyoung memeluk sang cucu dengan erat "Cucu Opa sudah gede hurm"

"Liam makan banyak" jujur sang bocah.

"Baguslah. Nanti malam Oma akan menyiapkan banyak makanan untuk kamu"

"Holey!!" Pekik Liam dengan antuasis.

"Ma, Pa" Chaeyoung beralih memeluk kedua orang tuanya secara bergantian.

"Bagaimana sama kondisi kamu Sayang?" Tanya Minyoung.

"Aku baik baik saja Ma" sahut Chaeyoung.

Bersamaan dengan itu, sebuah mobil memasuki perkarangan mansion. Keluarlah sosok Nickhun bersama Tiffany yang menghampiri mereka.

"Glandma, Glandpa!" Pekik Liam beralih memeluk Nickhun sama Tiffany.

"Akhirnya cucu Grandpa pulang" ujar Nickhun mengecup kepala sang cucu.

"Kamu sehat hurm?" Tanya Tiffany.

"Liam sehat Glandma" sahut Liam.

"Baguslah"

Penasaran bagaimana Nickhun sama Tiffany bisa tahu soal Chaeyoung sama Liam? Itu karena disaat kandungan Chaeyoung memasuki usia 8 bulan, Seojoon bersama Minyoung membawa mereka bertemu Chaeyoung di Jeju dan menjelaskan semua yang terjadi.

Sejak saat itu jugalah Nickhun sama Tiffany sering ke Jeju untuk melihat kondisi menantu sama cucu mereka. Mereka juga sudah berjanji untuk menghormati keputusan Chaeyoung yang masih belum siap untuk bertemu Limario. Gara gara itu jugalah mereka tidak menceritakan tentang Chaeyoung kepada Limario namun mereka tetap saja memikirkan cara untuk membuat Chaeyoung kembali bersama anak mereka itu.













Alurnya dipercepat seperti yang diinginkan😉




Tekan
   👇

Surrender ✅Where stories live. Discover now