First Kiss

38.2K 3K 105
                                    

Flo tampak terus-terusan bersin akibat mandi hujan kemarin sore bersama Abizar. Alhasil hidungnya meler dan pernafasannya tersumbat. Suhu tubuhnya tiba-tiba naik drastis yang membuat dirinya izin tidak masuk sekolah lantaran sakit.

Saat jam pulang sekolah, teman-temannya langsung menjenguknya. Mereka hanya membawa sedikit buah-buahan sebagai buah tangan.

"Jangan deket-deket, nanti virusnya nular ke kalian." ujar Flo saat teman-temannya baru saja masuk ke dalam kamarnya. Ada Vika, Agnes, Dea, dan bahkan ada Abizar yang turut serta.

"Gue udah kebal virus, Flo." celetuk Vika tanpa mengindahkan teguran dari Flo dan masih mendekati Flo.

"Terserah loh dah." balas Flo lebih baik mengalah. Saat ini ia tidak memiliki tenaga lebih untuk meladeni ataupun berdebat dengan temannya.

"Eh, Flo. Tumben bokap lo stay di rumah." seru Agnes.

"Jagain nyokap gue. Sejak hamil, nyokap gue malah gak mau ditinggal. Dulu yang selalu dinas ke luar kota, sekarang malah betah di rumah."

"Syukur deh, ada untungnya juga sih. Tapi, gue masih penasaran deh kenapa nyokap lo bisa hamil. Secara kan, maaf ya, orang tua lo itu kurang akur dan suka ke luar kota gitu."

"Lo belajar biologi gak sih, Nes?" tanya Flo langsung dibalas anggukan kepala oleh Agnes.

"Nah! Kalo kurang jelas, gue bisa jelasin. Gini ya, kan Papa gue nanam sel sperma di rahim Mama gue. Nah, sel sperma itu bertemu dengan sel telur lalu setelah bertemu, maka akan terbentuk yang namanya zigot. Nah zigot ini--"

"Udah, Flo, udah. Hari ini gak ada pelajaran biologi. Gue tau lo pawangnya, tapi, perkataan lo tuh frontal banget. Bikin malu aja." potong Vika merasa malu sendiri. Padahal bukan dirinya yang menjelaskan.

Flo langsung terkekeh geli. "Hihihi... tumben lo malu, Vik. Apa di sini ada cowok ya makanya lo malu? Tenang, cowok itu cuma Abi doang kok, bukan orang asing. Iya kan, Bi?" tanya Flo meminta persetujuan dari Abizar.

Abizar yang tidak mengerti sama sekali pun hanya mengangguk saja. Bukannya tidak mengerti, tapi, Abizar lebih memilih untuk tidak ikut campur dalam topik pembicaraan para ciwi-ciwi.

"Kalo lo masih malu, mending ajak Abi ngobrol gih di luar. Siapa tau kalian bisa akrab." Flo sudah bagaikan mak comblang yang suka sekali menjodohkan anak orang.

"Najis!" cibir Vika pelan.

"Bi, Vika ngatain lo banci tuh. Lo gak marah emangnya?" ujar Flo kepada Abizar.

"Ehhhh!!! Mulutnya manis banget ya, Bun. Kapan gue ngomong gitu? Gak ada ya!!" sahut Vika sambil melototkan kedua matanya ke arah Flo.

"Ada kok, Bi. Dea sama Agnes aja dengernya kok. Iya kan, gaes?"

Melihat Flo yang mengedipkan matanya sebelah membuat kedua temannya itu langsung mengerti. "Iya." jawab keduanya serempak.

"Nah, tuh denger kan, Bi? Gue bilang juga apa. Barusan Vika ngatain lo banci. Trus ya, dia pernah bilang kalo lo itu suka sama sesama jenis karena lo kebanyakan bergaul sama cewek."

Abizar terdiam sambil menatap bola mata Flo dan juga bergantian menatap Dea dan Agnes. Setelah menemukan jawabannya, Abizar langsung menatap Vika tajam.

"Lo!" pemuda itu menunjuk Vika. "Ikut gue!" setelah itu Abizar langsung keluar dari kamar Flo.

"Woaahhhhh!!!"

Flo, Dea, dan juga Agnes bersorak serempak sambil bertepuk tangan. "Hayo loh, Vik. Abis lo dilelep sama Abizar." celetuk Agnes mengompori.

"Anjirr! Temen laknat lo pada!" umpat Vika tidak bisa berbuat lebih karena dirinya kalah jumlah. Apalah daya jika melawan Flo dan komplotannya. Siapa yang melawan Flo sudah dipastikan akan kalah telak.

Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBITDove le storie prendono vita. Scoprilo ora