Pelukan terakhir

28.4K 3K 199
                                    

Ketika semua orang tengah berkumpul dan berfoto bersama di acara kelulusan kelas 12, berbeda dengan Flo yang lebih memilih menghampiri sosok laki-laki yang rela datang di acara kelulusannya saat masih jam kerja.

Tidak terasa juga hari kelulusannya telah tiba. Acara demi acara telah dilewati dan sekarang saatnya semua siswa bebas entah itu berfoto beramai-ramai atau membuat vlog.

Arnold memiliki putra yang juga sudah lulus, tapi, kenapa dirinya malah menemui Flo?

"Selamat menempuh kehidupan baru." ujar Arnold singkat. Lalu, ia menyodorkan sebuah buket bunga Peony berukuran besar ke hadapan Flo.

"Bunga yang melambangkan kecantikan, cinta, kasih sayang, dan keberuntungan. Dengan bunga ini, saya mewakilkan cinta dan kasih sayang saya ke kamu. Dan dengan bunga ini, semoga keberuntungan bisa memihak kita." tutur Arnold sembari menatap wajah Flo disetiap ucapannya. Perkataannya terdengar sangat tulus, lembut, dan tidak ada lagi kedinginan dan kecanggungannya.

Flo menerima bunga itu dengan bahagia. Jelas terlihat dari raut wajahnya. Kedua pipinya merona, bola matanya terang dan berkilap. Tangannya menggenggam erat tangkai buket bunga tersebut. Ia terharu, terharu melihat ketulusan laki-laki itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, Flo seperti merasa bersalah karena dirinya belum memberitahu tentang keberangkatannya ke Singapura. Ya, akhirnya Flo menyetujui ajakan orang tuanya untuk pindah ke Singapura.

"Makasih, Om. Saya juga berharap semoga keberuntungan memihak kita."

Flo menundukkan pandangannya karena tidak tahan dengan rasa terharu yang diselipi rasa bersalah. Tanpa diduga, tiba-tiba bola matanya berkaca-kaca. Tetesan air mata tidak dapat lagi terbendung. Flo menangis. Menangis untuk yang pertama kalinya di hadapan laki-laki yang menunjukkan keseriusannya.

Isakan tangis kecilnya terdengar membuat Arnold langsung mendekatinya. Laki-laki itu meraih wajah Flo dan mengarahkannya untuk menatapnya.

"Hei, kenapa nangis?" tanya Arnold khawatir. Ia langsung mengusap pelan air mata Flo yang menetes di pipinya. Sangat pelan karena Arnold takut make-up gadis itu akan luntur.

"Nothing." jawab Flo sambil mengerjapkan matanya berulang kali agar air matanya tidak kembali terjatuh.

Arnold tau pasti ada yang tidak beres dengan gadis itu. Arnold menarik pelan tangan Flo dan membawanya ke tempat yang lumayan sepi.

Arnold merentangkan kedua tangannya ke arah Flo sambil berkata. "Peluk aku sepuasmu. Dan katakan, apa yang menjadi beban pikiranmu." ujar Arnold bijak. Bahkan Arnold tidak sadar baru saja dirinya mengatakan aku dan tidak lagi menggunakan kata saya.

Flo menatap Arnold ragu. Dan yang Arnold lakukan ialah menganggukkan kepalanya meyakinkan Flo. Perlahan tapi pasti, Flo melangkahkan kakinya mendekati Arnold. Perlahan hingga akhirnya dirinya mendekap tubuh laki-laki itu.

Hangat dan nyaman yang Flo rasakan. Pelukan inilah yang akan ia rindukan nanti. Flo tidak tau kapan dan dimana ia akan menemui kehangatan itu lagi di tempat yang berbeda dan mungkin dengan orang yang berbeda.

"Om." panggil Flo lirih. Ia menaruh telinganya tepat di dada kiri Arnold. Mendengar detak jantung laki-laki itu yang berdetak cepat dan kencang.

"Hmmm??"

Flo malah terdiam. Ia sedang mengumpulkan keberaniannya untuk memberitahu Arnold. Minggu depan, Flo akan segera meninggalkan tempat kelahirannya. Gadis itu menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya berucap.

"I want french kiss."

Nyatanya Flo tidak mampu untuk memberitahu kebenarannya. Ia lebih memilih untuk menutupinya. Flo tidak berani.

Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang