🦋 ~ 04

151 25 5
                                    

"Aku tak menyukaimu." — KTH

🧸

"Apa-apaan ini? Kalian pergi bekerja dengan mobil berbeda?"

Aku tertunduk sembari menatap tas dan kunci mobil yang tengah kubawa. Sementara Taehyung diam tak bergerak di ujung tangga. Aku menatapnya sekilas dan dia juga tengah menatapku dengan sinis. Jelas dia kesal.

"Ma-masalahnya, tempat aku bekerja berbeda arah. Jika Taehyung mengantarku, dia akan terlambat untuk ke kantor." Aku beralasan.

Ibu mertuaku menggelengkan kepalanya. "Terlambat atau tidak Taehyung tidak akan dipecat dari perusahaan. Dia CEO di sana. Perusahaan itu milik Ayahnya." Lalu, dia menatapku. "Kau tidak lupa itu kan, Yoora?"

"Sebenarnya ak—"

"Aku akan mengantarnya. Lagipula dia yang meminta untuk membawa mobil sendiri. Itu juga antisipasi kalau-kalau dia ingin bepergian sementara aku sibuk di kantor." Taehyung menyela. Ketukan sepatu hitamnya pada ubin terdengar ngilu untukku.

Tanganku berkeringat, sementara ibu mertuaku tersenyum bahagia. Andaikan dia tahu, bahwa tidak ada kebahagiaan sama sekali di dalam rumah tangga kami. Andaikan...

🧸

Di perempatan jalan, mobil Taehyung berhenti. Tak ada yang kami bicarakan, selama perjalanan yang kudengar hanyalah deru nafasnya yang seakan tertekan.

"Apa kau sengaja melakukannya?" Dia akhirnya buka suara.

Aku menatapnya dengan alis berkerut. "Apa maksudmu?"

"Tak usah berpura-pura. Aku tau kau bodoh, tapi hari ini, kau lebih bodoh lagi."

Aku menganga tak percaya atas makiannya barusan. "Tae, kau?"

"Turunlah!" Dia menyela.

Aku tertawa miris. Taehyung tak bergeming. Sama sekali tak ada penyesalan di dalam raut wajahnya. Seakan kata-kata yang baru saja dia katakan tak menyakitiku sama sekali.

"Baiklah!" Lalu, aku membuka pintu mobil dan keluar.

Aku tak apa. Sungguh. Tapi secercah harapan di dalam hatiku berharap, jika dia menyesali ucapannya, membuka kembali pintu mobil dan memintaku untuk masuk.

Tapi nyatanya, semua itu tetaplah sebuah hayalan yang mustahil terjadi. Taehyung menyalakan mobilnya dan pergi. Aku tertunduk lesu. Aku bahkan lupa jika telah membuatkannya bekal makan siang. Kotak kecil berwarna hijau itu bahkan masih ada di dalam tasku.

Aku bisa saja menangis untuk rasa sakit yang sudah begitu lama kusimpan. Tapi aku terlalu kuat untuk itu. Aku takkan menangis untuknya. Untuk Kim Taehyung yang tak tau cara menghargai seseorang. Aku takkan melakukannya.

Aku memang lelah. Tapi aku belum menyerah. Aku tak terobsesi untuk meluluhkannya. Aku juga tak ingin meraih cintanya. Hanya saja, aku tak ingin salah satu keluargaku tau dan ikut merasakan sakit yang kuterima semenjak menikah dengannya. Mereka menaruh harapan besar dalam pernikahan kami. Namun sayangnya, semua tak seperti itu.

Taehyung tak menyukaiku. Sejak awal dia telah menunjukannya. Aku juga tidak memaksanya. Aku tau, dia juga memikul beban yang sama. Itulah sebabnya, sampai saat ini dia tidak menceraikanku.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jun 16, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫 𝐎𝐟 𝐋𝐢𝐟𝐞Où les histoires vivent. Découvrez maintenant