01. Siapa dia?

27.1K 1.4K 74
                                    

Disaat pagi hari orang-orang pasti melakukan sarapan, mandi, serta bersiap-siap untuk sekolah, kuliah maupun kerja.

Tapi tidak untuk hari ini bagi pelajar, ini adalah hari minggu. Sangat menyenangkan jika seharian penuh bermanja-manja dengan kasur serta ponsel dan tentunya ditemani dengan beberapa camilan sebagai pelengkap.

Sama seperti remaja satu ini, Javino tidak melakukan apa-apa. Bermain game tidak, bermain ponsel pun tidak. Hari ini ia hanya akan mengistirahatkan tubuhnya serta pikirannya yang acak-acakan.

Ia sudah melakukan sarapan, bahkan setelah sarapan ia kembali tidur. Melewatkan jadwal olahraganya pagi ini bersama teman-temannya.

"Dijodohin..."

Yap, Javino sangat galau sekarang. Ia akan dijodohkan dengan anak dari teman orang tuanya yang usianya berbeda 4 tahun darinya.

Sebenarnya bisa saja jika Javino menerima itu sedari kemarin, tetapi pikiran negatif lebih dulu muncul sebelum ia memberi keputusan pada orangtuanya.

Ia sangat takut jika nanti suaminya melakukan dirinya dengan kejam, seperti yang ada di sinetron-sinetron maupun drama.

Akh!! Tidak, ia tidak boleh berpikir seperti itu. Javino juga takut jika nantinya sikap manjanya tidak diterima oleh sosok yang akan dijodohkan dengannya. Sebab sifat manja Javino hanya diketahui oleh orang terdekat saja, dan orang yang nanti akan dijodohkan dengannya adalah sosok yang dingin dan cuek.

"Aku gabisa gini!! ARGGHH!!" Teriak Javino frustasi.

Javino sangat membenci orang yang cuek seperti itu! Menurutnya itu sangat membuat orang tidak nyaman maupun tidak sopan dengan perkataan maupun perilakunya.

Semoga saja jika calon Javino nanti tak seperti itu.

Ya, semoga.

.

.

.

.

Kini Javino sedang berbaring di sofa yang terletak diruang keluarga, ia baru bangun tidur saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Javino benar-benar puas, mungkin jika tadi tak ada panggilan alam ia belum bangun sekarang.

Ting... Tong..

Javino bergumam sebentar sebelum berjalan untuk membukakan pintu, dahinya berkerut saat melihat orang yang belum pernah ia lihat selama hidupnya.

"Hng? Kamu siapa? Pencuri?" Tanya Javino. Ia membatin jika orang ini sangat tampan dan dewasa, melebihi dirinya.

"Tidak ada pencuri menekan bel, bocah. Cepat silahkan saya masuk." Sahut orang itu.

Dengan malas Javino mempersilahkan lelaki tersebut untuk masuk kedalam rumahnya. Ia akan bertanya pada mama-nya nanti.

"Om siapa sih? Jangan-jangan penculik bayaran!" Kata Javino. "Kyaaa!! Jangan culik Nono, om!! Daging Nono gak enak, om!" Teriak Javino saat lelaki itu menariknya agar lebih mendekat.

"Kamu Javino? Si bocah yang akan dijodohkan dengan saya?" 

Perkataan lelaki tersebut yang tak lain adalah Marsel membuat jantung Javino berhenti berdetak untuk sejenak.

Jika seperti ini ia sangat mau menerima om-om ini! Sepertinya uangnya banyak! Ia bisa membeli apa saja hihi.

"Eung! Aku Javino, om bisa panggil javin ataupun vino. Kalau Nono gaboleh, itu panggilan sayang dari bubu."

"Saya tak bertanya."

Javino mengumpat didalam hati. "Aku cuma ngasi tau."

"Mmm.. om ngapain disini?" Tanya Javino.

"Hanya disuruh menemani anak manja."

Javino menyesal bertanya pada Marsel, tak ada gunanya juga bertanya pada manusia kulkas.

Setelahnya hanya keheningan yang menyelimuti keduanya, hingga dering ponsel Javino membuat atensi keduanya teralihkan sejenak.

personal shopper 🛍️💞
Calling you..



"Halow! Dengan Javino Elang Jungga disini!!"

"Sayang, Marsel sudah sampai? Mama nyuruh dia buat temenin Nono dirumah biar ada temennya,"

"Jadi... Mama yang nyuruh om itu nemenin Nono?"

"Iya, emang kenapa? Dia jahilin anak mama ini?"

"Nouu, tapi rasanya sama saja. Seperti sendirian.. om itu diam terus,"

Suara tawa terdengar dari seberang sana.

"Jangan gitu, dia calon suami Nono loh,"

"Mamaaa!" Rengek Javino.

"Cepat pulang, Nono tunggu ice cream nya!! Papay~!"

Tutt.

Javino segera mematikan panggilan tersebut sebelum sang mama menggodanya lebih.

Javino menyalakan televisi guna mengusir keheningan diantara keduanya, ia sangat tak suka jika keadaan hening seperti ini.

"Om mau minum apa? Kopi, jus atau─"

"Saya ingin susu." Potong Marsel.

Javino menganga tak percaya, orang yang terlihat tegas didepannya ini ternyata meminum susu.

"Tapi gak ada susu, om. Stock susu strawberry aku habis,"

"Siapa yang berkata jika saya ingin susu formula?"

"H─ hah?"

Marsel tersenyum miring, matanya melirik kearah dada Javino yang sedikit terbuka karena tak tertutupi sempurna oleh piyamanya.

"Saya menginginkan susu mu."







Perjodohan || MarkNoWhere stories live. Discover now