31. Huggiee

8.4K 481 9
                                    

⚠️
─ 

"Mas.. pulang─ hiks,"

"Javino? Kamu kenapa?"

"Mau mas Marsel pulang sekarang.."

"Ada apa, Javino?"

"I need hug..."

Panggilan tersebut langsung diputus oleh Marsel. Lelaki itu langsung pulang dengan tergesa, tak memikirkan sekertarisnya yang keheranan melihat kelakukannya.

Javino melamun, melamuni kejadian hari ini.

Apakah setiap rumah tangga ada pertengkaran? Bahkan perceraian?

Apakah ia akan seperti itu juga?

Terlalu lama melamun, Javino bahkan tak sadar jika Marsel sudah berada dibelakangnya. Ia sengaja diam karena ingin memantau Javino lebih dulu.

Karena bosan menunggu, Marsel akhirnya mendekati Javino. Lalu memeluk tubuh itu dari belakang karena posisi Javino yang memunggunginya. Menghirup aroma manis yang mengguar dari leher Javino, sangat candu bagi Marsel.

Javino memutar badannya, sekarang ia berhadapan dengan dada bidang suaminya yang dibalut kemeja dan rompi kerjanya.

"A-aku mau hiks─  nangis sebentar aja,"

Katanya sih begitu, tetapi sudah sepuluh menitan Javino juga belum meredakan tangisnya. Bahkan Marsel dapat merasakan bagian depannya yang basah.

"Sudah?" Tanya Marsel, dan mendapatkan anggukan. "What made you cry like this? Want to tell?"

Javino menarik wajahnya. Sontak Marsel melotot saat melihat sudut bibir istrinya yang mengeluarkan darah yang sudah mengering.

"Siapa yang melakukan ini?"

"Papa."

Javino mengelus tangan Marsel yang mengepal, menenangkan suaminya yang sudah mengeraskan rahangnya─ menahan emosi.

"Sudah saya bilang kalau ingin kerumah mama papa bersama saya, agar saya antar. See? Kamu jadi seperti ini. Maafkan saya."

Marsel menarik tubuh Javino agar semakin menempel dengannya, lalu menggendong tubuh Javino yang tampak pasrah, dan mendudukannya di sofa.

Mengambil kotak p3k, Marsel mengobati sudut bibir Javino.

Ia merasa dejavu.

Selesai mengobati sudut bibir Javino, Marsel membenahi kotak itu. Kemudian mengode Javino agar duduk dipangkuannya.

"Karena apa?"

Javino menceritakan semuanya dengan rinci tanpa terlewat sedikitpun. Bahkan ai matanya kembali mengalir setiap kata yang ia ucapkan, rasanya sangat sakit melihat ratu dihidupnya disakiti.

"A-aku hiks─ engga pernah l-lihat papa se-marah itu.. a-aku ngga terima m-mama d-digituin..." Kata Javino sembari mengelap air matanya dengan tissue yang disodorkan Marsel.

"I-ini kenapa gak mau berhenti siih?!" Jengkel Javino saat air matanya tak mau berhenti mengalir, bahkan saat ia elap dengan tissue berulangkali.

Perjodohan || MarkNoWhere stories live. Discover now