•🦋• 13

966 149 67
                                    

•🎼• Autumn

•🎼• Autumn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••oOo••

Padahal rasanya baru beberapa jam ini Renza tertidur, tapi kini ia kembali terjaga sebab mimpi aneh yang mendatanginya.

Renza langsung bangun dari posisi berbaringnya, menjadi posisi duduk.

"Mimpi apa itu..." Renza memegang kepalanya yang terasa berputar-putar, membuat pandangannya agak buram.

Saat meraba dahinya sendiri, bisa Renza rasakan ada benda yang menempel di sana.

"Eh, kompres bayi?" Itu kompres tempel Bye Bye Demam untuk bayi.

"Kenapa kau bangun?"

Sebuah suara berat membuat Renza tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah kanan.

Di sana, Jeno sedang duduk di kursi sambil memegang sebuah dokumen di tangannya. Hidung bangir lelaki itu di hiasi kaca mata baca, rambut hitamnya tampak berantakan dengan dua kancing teratas piyama berwarna navy yang terbuka.

Tampan.

"Mimpi buruk?" Tanya Jeno.

Renza kembali tersentak karena dia terlalu fokus memandangi penampilan Jeno. Apa Jeno sadar jika Renza memandanginya sedari tadi? Semoga saja tidak. Karena jika Jeno sadar, Renza malu sekali rasanya.

"Aku tahu diriku ini tampan. Tidak perlu menatap sampai tidak berkedip begitu."

Sadar ternyata.

Pipi Renza langsung memanas. Submisive itu terbatuk pelan untuk menutupi rasa malunya.

"Kenapa kau memasang kompres bayi padaku?" Renza masih belum menjawab pertanyaan Jeno tadi, dan malah balik bertanya, membuat si dominan mendengus pelan.

"Itu karena kau tidur seperti gorila kepanasan. Kompresnya terus jatuh ke bantal, jadi ku pasang saja kompres tempel."

'💢Gorila kepanasan katanya?!'

"Kau belum menjawab pertanyaan ku."

"Pertanyaan yang mana?"

Jeno menggeleng tak habis pikir. Mungkin karena pengaruh sedang demam juga baru bangun tidur, Renza jadi tidak fokus.

Dominan itu bangkit dari duduknya, menghampiri Renza yang sedang duduk di ranjang miliknya.

"Aku tanya, kenapa kau terbangun? Apa karena mimpi buruk? Kau baru tidur sebentar." Tanya Jeno saat berdiri tepat di depan Renza.

Renza mendongak, menatap wajah Jeno yang selalu datar, terlihat menyebalkan.

Tapi dini hari ini wajah itu terlihat lebih kalem dari biasanya.

"Tidak. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Tanpa di duga, Jeno menunduk, mendekatkan wajahnya, membuat manik mereka bertemu tatap. Kemudian telapak tangan lebar Jeno mengusap sudut mata juga pipi Renza yang ternyata basah.

At The End Of My Time | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang