PERJODOHAN

109 150 0
                                    

Berada di waktu malam hari ke dua, Gaura dan Gafi hidup berumah tangga.

Sampai di malam ini Gaura dan juga Gafi sudah berpindah dan tinggal di rumah barunya.

Dengan kini keduanya tengah berdua bersama di dalam ruang kamarnya dan saling berdiam-diaman, terutama Gafi yang terus saja mendiami Gaura tanpa sebap, hingga akhirnya Gaura jadi ikut mendiaminya.

Awalnya Gaura bingung untuk mengajak suaminya berdiskusi bersama, namun ia pun tetap mencobanya untuk mengajaknya berdusi, di mulai dari basa-basi terlebih dahulu.

"Mas," Pangggilnnya akan mulai berbasa-basi.

Gafi tetap diam dan sengaja membodo amatkannya.

Gaura menunggunya merespon panggilannya, namun ternyata tak ada sedikitpun kata responan dari bibir suaminya.

Dari diamnya Gaura yang menunggu suaminya berbicara itu, ia pun jadi teringat pada ucapan Melani pada waktu itu.

"Gafi itu anaknya introvert, dan dia suka sendiri, selain itu dia juga tidak menyukai obrolan yang tidak penting, jadi kamu harus bisa memahami itu ya nak, pada suata saat setelah menikah."

Mengingat ujaran Melani pada fikirannya, Gaura pun memahami atas sikap Gafi yang tengah terdiam ini.

Gaura akan mencoba bertanya lagi pada suaminya, untuk memastikan," Mas, mas gak mau ngobrol sama Gaura?"

Tetap diam tak ada jawaban, ia terus fokus pada ponselnya.

Gaura mencoba bertanya lagi. "Mmm .... Mas Gafi mau sendiri?"

Diam.

Sekian banyaknya pertanyaan yang sudah ia lontarkan pada suaminya, masih tetap juga di terdiamkan, hingga akhirnya Gaura pun nyerah dan ikut terdiam.

Dalam beberap menit itu Gaura kembali diam, namun lama-kelamaan ia malah jadi merasa bosan, karena sedari tadi ia di buat plonga-plong seperti orang bodoh.

Kini akhirnya  Gaura pun memutuskan pergi keluar  kamarnya, dan akan mencari  kesenangan sendiri di luar kamar, itupun untuk menghargai kenyamanan dari suaminya.

Perlahan Gaura mulai menutup pintuanya saat sampai di luar kamar.

Namun di situ Gafi diam-diam sedikit-sedikit melirik ke arah perginya Gaura.

Namun Gafi tetap diam bodo amat, dan terus fokus pada handphonenya.














•••••••••••🌼🌼🌼•••••••••••••

Kini Gaura sudah berada lama di luar kamarnya, dengan berduduk santai di sebuah sofa yang terletak tepat di depan kamarnya.

Namun mengapa rasanya lama-kelamaan ia semakin mengantuk, atau karena mungkin karena hawa ruangannya yang begitu dingin, hingga pada akhirnya membuatnya merasa mengantuk berat.

Sangkin mengantuknya, perlahan-lahan Gaura mulai tak sadar melepas handphonenya hingga tergletak jatuh ke lantai dalam posisi handphone masih menyala, di situlah pada akhirnya Gaura tak sengaja tertidur.

Tak sadar Gaura semakin tertdiur pulas.











•••••••••🌼🌼🌼••••••••••

Gafi diam-diam begitu, namun tetap saja ada perasaan yang sedikit cemas pada Gaura, ia sedari tadi berharap Gaura kembali masuk ke kamarnya, karena ia fikir Gaura hanya pergi sebentar keluar karena sesuatu, namun mengapa di rasa lama.

Kemana tuh bocah? Kok gak balik-balik?

Gafi mengkhawatirkannya, akhirnya ia pun memutuskan pergi keluar untuk mengecek keadaan.















•••••••••🌼🌼🌼••••••••••

Hingga sampai di luar kamar, Gafi tak sengaja menoleh ke arah sofa, dan di situlah ia baru menyadari bahwa ternyata Gaura sudah tertidur di luar kamarnya.

Gafi memutuskan untuk mendekatinya.

Hingga sampai pada dekatan Gaura yang tengah tertidur pulas, dengan posisi meringkul kedinginan.

"Ra," Panggilnya pada gadis itu baru pertama kali ini.

Gaura masih tetap nyenyak dengan tidurnya.

Gafi perlahan-lahan mengusap-usap bahu Gaura. "Ra, bangun."

Di situ Gaura langsung terklojat dan sadar bahwa ia tengah di bangunkan oleh suaminya.

Gaura pun langsung terduduk waras dalam seketika.

"Eh, hehe, mas."

"Pindah ke kamar," Titahnya dengan raut jutek.

"Mmm .... B-boleh, mas?"

"Gak usah banyak tanya!" Pergi meninggalkan Gaura.

"I-iya, mas."

Gaura dengan segera bangkit dari atas sofa, dan ia pun segera melangkah jalan ke arah kamarnya lagi.















•••••••••🌼🌼🌼••••••••••

Gaura yang sudah sampai di ranjang, dan mulai berbaring di atasnya.

Dan datanglah Gafi ujug-ujug dari luar kamar, dengan jalannya yang di buat begitu cepat, dan juga dengan segera meraih alat-alat tidur, lalu setelahnya ia kembali berjalan cepat ke luar kamar, dan menutup pintunya rapat-rapat.

Gaura yang memperhatikan sikap suaminya, ia pun menjadi buncah.

Ya Allah, sabar, Batin Gaura.













KALIMAT CINTA tak TertataWo Geschichten leben. Entdecke jetzt