twenty-one

844 60 1
                                    

"uhhh... koo..kiehhh....ahh"

Jungkook bangkit guna memberi jarak agar dia bisa melepas kaos yang di gunakan Jimin setelahnya kembali bibir itu ia lumat dengan rakus. Sementara Jimin mengusap dada bidang Jungkook dan turun hingga perut yang terdapat otot-otot yang terbentuk dengan sempurna itu.

"Hmmm...shhh..Jiminhh.." Jungkook menggeram rendah saat mendapat usapan lembut di dada dan perutnya hingga tanpa sengaja ia menggigit bibir Jimin.
Ciuman Jungkook kini semakin turun menuju nimple pink yang menggodanya, ia jilat dan memainkan lidahnya di nimple kiri Jimin sementara sebelah tangannya sibuk memainkan yang kanan, Jimin benar-benar tak tahan lagi mendapat rangsangan yang diberikan Jungkook.

"Uhhh...kohhh..akhh.."

"Janghhh...jangan meng..gigitnya.. kookiehh..."

"Maaf sayang, aku gemas melihatnya" Jungkook hanya tersenyum mendapati kekasih mungilnya kesakitan akibat ulahnya yang sangat agresif pada nimple pink itu.

Kini tangan Jungkook berpindah untuk melepaskan penghalang terakhir di tubuh Jimin, yaitu boxer ketat  yang mencetak jelas penis yang telah menegang di baliknya, memang ia sudah lebih dulu melepas celana kain yang di gunakan Jimin saat sibuk mencumbu pria cantiknya.

Setelah tak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuh Jimin, Jungkook begitu tertegun memandang tubuh polos di bawahnya. Bagaimana bisa Jimin yang seorang pria memiliki kulit dan tubuh yang begitu indah, benar-benar mulus tanpa cacat. Jimin yang sadar bahwa Jungkook tengah menatap tubuhnya intens berusaha menutupi daerah privasinya yang tengah menegang dengan tangan sebab malu, bahkan wajahnya nampak begitu merah hingga menjalar ke telinga.

"Jangan menutupnya sayang, aku ingin melihat keindahan ini.

"Ko-kookie aku malu" cicit Jimin
Jungkook terkekeh melihat raut malu kekasihnya yang begitu menggemaskan.

"Untuk apa malu ? Kau juga akan segera melihat milikku baby"

"Kau benar-benar indah Jimin, kau sangat indah sampai aku tidak bisa mengalihkan pandangan ku dari mu" ucap Jungkook seraya tangannya menyentuh mengambang di perut rata Jimin.

"Ahh.."

"Jiliran mu sayang, buka handuk ku!"
Perintahnya yang langsung mengalihkan atensi Jimin untuk menatap bagian bawah Jungkook yang hanya terhalang oleh handuk yang sudah hampir terlepas akibat ciuman panas mereka tadi.
Dengan perlahan tangan mungil itu terangkat dan menarik handuk yang masih bertengger di pinggang Jungkook. Saat kain itu telah terlepas sepenuhnya, Jimin melotot horor dan menelan ludahnya ketika melihat betapa besar dan panjangnya pusaka milik Jungkook yang di hiasi dengan urat-urat yang menonjol di sisinya bahkan terdapat cairan perecum yang sudah keluar dari ujung sebab sudah begitu terangsang.

Entah dorongan dari mana Jimin memberanikan diri untuk menyentuh penis yang tengah mengacung tegak di hadapannya, ia mengelus pelan menggunakan dua tangannya sebab ukurannya yang besar.

"Shhhh...ahhh..mhhh" Jungkook menggeram rendah saat miliknya di usap dengan lembut oleh tangan mungil itu.

"Gunakan mulutmu baby"

"Aku-aku tidak tau kookie" Jimin mendongak menatap Jungkook, ia benar-benar tak tau caranya sebab ini pertama kalinya ia melakukan hal memalukan ini.
Jungkook sangat gemas melihat pandangan polos itu, ia kecup ranum itu sekilas dan menuntun Jimin untuk mengikuti arahannya.

"Buka mulut sayang, kulum dia seperti sebuah permen"

Jimin mengikuti arahan Jungkook, penis itu ia masukkan dalam mulutnya menjilat mengulum dan menyedot pucuknya.
Jungkook benar-benar di buat tak tahan dengan permainan lidah Jimin.

Mine [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang