25

309 37 2
                                    

Hyunjae meletakkan ponsel yang tadi ia mainkan ke atas meja. Mendengar Juyeon yang sedikit bersenandung sambil terus mencuci piring membuat lelaki itu seketika merasa jengah. Tak dipungkiri bahwa ia merasa sangat terganggu dengan suasana hati Juyeon yang sepertinya sedang sangat bagus itu.

"Suaramu jelek, berhentilah menyanyi," cibir Hyunjae dengan raut sinis.

Juyeon menoleh sekilas, kemudian mengabaikan sindiran Hyunjae yang entah sejak kapan sudah duduk di sana sambil terus menatapnya sedemikian rupa.

"Suasana hatimu sedang bagus, ya?" Hyunjae membuka suara lagi. Sekedar ingin memancing amarah Juyeon kembali. "Berarti rencanaku tadi gagal," gumamnya seraya merotasikan bola matanya. Ia tidak menyangka jika perlu usaha ekstra untuk membuat kedua pasangan menyebalkan itu berselisih paham.

Juyeon lagi-lagi mengacuhkan si lelaki September. Peduli apa? Lagipula, Younghoon sudah mengingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan Hyunjae, bahkan untuk sekedar mengobrol sekalipun. Perangai buruk Hyunjae ternyata sudah tercium oleh Younghoon hingga pria itu langsung memberikannya wanti-wanti agar waspada dengan semua perilaku Hyunjae.

Agaknya Younghoon memang tak pernah suka dengan Hyunjae.

Hyunjae tersenyum miring. "Apa aku perkosa saja kau supaya Younghoon tidak sudi lagi denganmu?"

Si lelaki Januari seketika berbalik dengan air muka panik serta penuh takut. Ia meraih sebilah pisau yang ada di sampingnya dan langsung mengacungkan benda itu tepat ke arah Hyunjae. "Jangan macam-macam!"

"Oh, kau mengancamku? Jika Tante melihat ini, kemungkinan besar beliau tidak akan pernah mau menerimamu lagi di keluarganya. Sekedar informasi saja kalau aku ini adalah keponakan kesayangannya, tahu? Kau sama saja cari perkara dengan mencoba melukaiku sedikit saja."

"Kamu yang memulainya!" pekik Juyeon, merasa terpojok.

Lawan bicaranya seketika tertawa. "Meskipun begitu, tetap saja kau yang akan disalahkan. Kau itu hanya orang luar, tidak ada orang yang akan mempercayai ucapanmu di sini."

Bahu Juyeon mulai bergetar hebat. Begitu tertohok akan kalimat Hyunjae barusan. Pisau yang tadi dipegangnyapun kini sudah terjatuh ke atas lantai. Empunya seolah tak punya kuasa lagi untuk menahan apapun benda yang ada ditangannya.

"Lihat dirimu sekarang, Juyeon. Bagaimana mungkin kau bisa membuat Chanhee bahagia dengan sikap cengengmu itu? Kau seharusnya sadar akan dirimu sendiri, bukannya malah menyalahkanku atas putusnya kalian. Tidakkah kau sadar jika satu-satunya masalah di antara kalian adalah kau? Bahkan, jika aku ada diposisi Chanhee, aku tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan hal yang sama. Jadi, kumohon, bisakah kau berhenti mengarang cerita tentang hubunganmu dengan mantan kekasihmu itu dan melibatkanku sebagai orang jahatnya? Kau benar-benar keterlaluan."

.
[Priority]
.

"Kak," Juyeon memanggil dengan suara paraunya. Membuat Younghoon yang tengah sibuk memeluk Juyeon dari belakang sembari menyandarkan kepalanya di atas pundaknya, mendehem ringan tanpa menghentikan aktivitas sebelumnya.

"Tidak bisakah kita kembali ke rumahmu saja?" Kepalanya terunduk ke bawah. Menyadari bahwa kalimatnya tadi cukup tak mengenakkan sampai-sampai membuat Younghoon bereaksi dengan melonggarkan pelukannya begitu saja. "Kenapa? Hyunjae berulah lagi?" terkanya tepat sasaran.

Menyadari tak lagi ada jawaban yang dikeluarkan seketika Younghoon membenarkan pertanyaannya tadi. Apalagi Juyeon memang terlihat murung sejak kali pertama ia tiba di rumah. Maka demi menenangkan perasaan Juyeon yang tidak karuan, Younghoon lantas memeluk erat lelaki itu kembali. Dihirupnya bau menenangkan yang menguar dari tubuh Juyeon. Sebelum akhirnya, tanpa berpikir lagi langsung melabuhkan bibirnya pada pipi gembil milik yang lebih muda.

"Kemasi barangmu. Kita akan pergi malam ini."

Apapun jika itu adalah kehendak Juyeon-nya, Younghoon tak akan pernah bisa menolaknya.

.
[Tbc]
.

ih sumpah aku suka kalo jeje mulutnya rawit begitu, hwhw. dia emang jahat banget sich disini, tapi jangan benci ayang aku, yah :(

Priority +Bbangju Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin