10. Nara: "No..."

84 14 279
                                    

-2019-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-2019-

"So, will you marry me?"

Nara terpaku, menatap terkejut kearah Veer. Pria itu tampak aneh, Nara tak biasanya melihat ekspresi wajahnya yang seperti ini.

Setelah diam hampir 4 menit, Nara pun memberikan jawaban atas pertanyaan Veer tadi.

"No..."

Deg!

Veer terkejut, dengan keheranan dia berdiri menghampiri Nara. Tanpa basa-basi, dia mencengkram erat pundak Nara.

"Kenapa? Nara, katakan, kenapa?" tanya Veer penuh kelembutan.

Nara terpaksa mengembangkan senyum samar, "Veer, aku tau kau melamarku bukan karena keinginanmu, tapi keluargamu. Benar?"

Kekasihnya itu diam. Tak bisa menjawab, bahkan menunduk.

Nara menghapus air matanya tegar, posisi kini berpindah. Nara yang memegang pundak Veer, memojokkannya ke tembok.

"Aku memang ingin menikah dengan dirimu, tapi jika kau siap. Aku tak masalah jika harus menunggu lagi, karena aku yakin kau takdirku. Kau masa depanku, kau hanya milikku. Tapi---"

Nara menarik nafas sebelum lanjut berbicara, "Tapi---aku tidak mau, kau melamarku atas keinginan orang lain. Aku mau, lamaran ini dari hatimu, dan keinginanmu."

"Aku harap kau paham, Veer. Aku memang marah awalnya, tapi setelah aku pikir lagi, aku paham, Veer. Aku tidak marah lagi, aku berkata kejujuran." hibur Nara seadanya.

Veer terdiam, awalnya dia memang melamar Nara karena sang Ibu. Tapi, saat tau kedewasaan Nara, Veer terkagum. Dan ingin serius dengan lamaran ini.

"Tidak Nara, aku melamarmu karena keinginanku." bela Veer lagi.

Tapi Nara menggeleng, dia menangkup wajah Veer. Menatap lekat matanya, "Aku sudah bilang, aku tidak marah, Veer. Berhenti lakukan ini lagi, lebih baik kita nonton."

Veer menggeleng, tangannya memeluk pinggang Nara posesif. "No, tadi aku melamarmu karena keinginan orangtuaku. Tapi sekarang, aku melamarmu lagi, karena keinginan dari aku sendiri."

Tubuh Nara menegang, hatinya berdebar tak karuan. "Veer, tidak bisa... kau... kau..."

"Kau?"

"Kau harus melamarku dengan romantis, baru aku bisa memberi jawabannya." lanjut Nara bahagia.

Veer ternganga penuh kebahagiaan, dan menggendong tubuh Nara. Memutar-mutar dengan kencang, setelah diturunkan, mereka tertawa bersama.

Heart BondWhere stories live. Discover now