12

6K 486 12
                                    

Warning typo beterbaran dimana-mana!!








“Raja gue mau pulang ajah,” Ucap Reza dengan tatapan yang sulit di artikan terus menatap lurus ke depan yang di mana itu membuat Raja merasa tidak enak dengan kejadian tadi tapi bukan itu yang dipikirkan oleh Reza.

Saat ini Reza dan Raja sedang berjalan ke garasi yang ada di rumah ini namun seketika Reza memintanya pulang dan itu membuat Raja semakin bingung, “Kenapa pulang kita belom sarapan.”

Namun Reza tetap menggelengkan kepalanya dia tetap ingin pulang,“Gue pengen pulang sekarang kalo lo gak mau anterin gue pulang gue pulang sendirian.”

“Reza ayo aku anterin pulang kamu tunggu sini aku harus keluarin motor ku dulu,” Ucapnya sambil memegang tangannya menahannya untuk tidak pergi dan selanjutnya pun Reza hanya mengaggukan kepalanya.

Dan setelahnya motor Raja pun telah sampai di depan rumah Reza dan Reza pun langsung turun dari motornya,“Reza aku minta maaf, aku bisa jelasin kek kamu semuanya tolong jangan marah sama aku.”

“Marah?”

“Kapan aku marah sama kamu?” lanjutnya Reza kepada Raja untuk menenangkannya.

“Jadi kamu enggak marah sama aku?” tanyanya memastikan lagi dan langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh Reza.

“Sekarang kamu pulang dulu yah aku mau istirahat dulu,” sambil mengelus pundak Raja setelah itu Reza pun pergi masuk kedalam rumahnya meninggal Raja yang ada di luar.


BRUUGGH...

“ARGGHH ANJING!” teriak Reza dengan penuh emosi saat memasuki kamarnya beruntung orang rumah sedang tidak ada di rumah.

“Kenapa?” tanyanya entah pada siapa dengan nada lirih.

“KENAPA!” lalu Reza pun mulai terisak dengan airmata beningnya yang keluar dari matanya menandakan jika sang empuh tengah bersedih.

“Kenapa Raga, Kenapa harus lo lagi gue yang udah mati terus pindah ke tubuh orang lain berharap memulai sesuatu yang baru dan lupain lo, tapi kenapa sekarang lo tiba-tiba muncul di hadapan gue lagi,” monolognya merasa sedih dengan orang yang dari masa lalunya tiba-tiba muncul di depannya apalagi dengan wajah yang tidak jauh berubah pada masa itu.

“Kenapa anak Lo harus Raja si Ga?”

“Kenapa Raga, kenapa.” tiba-tiba setelah menangis tiba-tiba Reza terkekeh mengingat kisah cinta yang pernah dia jalani bersama Raga yang sekarang berstatus ayah dari Raja.

“hahaha goblok gue emang goblok kenapa gue baru sadar tentang hal itu.” sesal Reza mengingat kembali wajah Raja pada saat dia pertama kali bertemu, bibirnya yang sepertinya persis dengan ibunya yang Reza lihat saat itu di foto meja belajar Raja.

Dan jangan lupakan ternyata mata yang di miliki Raja juga mirip dengan Raga cara dia menatap seseorang juga sangat mirip dan kenapa Reza baru menyadari hal itu.

“Emang tolol anjing.”

PRANGKKK!

Keesokan harinya di pagi hari pada jam enam pagi Raja sudah berada di depan rumah Reza untuk menjemputnya anak itu namun saat dia mengetuk pintu itu bukannya Reza yang bisanya membukanya justru Rafael lah yang membuka pintu itu.

“Reza udah bangun?” tanyanya pada Rafael lalu pria itu menjawab.

“Sudah tadi jam setengah enam dia bahkan sudah siap untuk berangkat sekolah dan setelah itu sarapan dan dia pergi.”

“Apa!” kagetnya saat mendengar Reza berangkat sekolah sepagi itu dan apa boleh buat Raja pun terpaksa menaiki kendaraannya kembali tanpa Reza.









Sekarang Reza dan Algun sedang istirahat di kantin dengan memakan makan siangnya bersama lauk pauk yang tersedia tiba-tiba Reza dan kawan-kawannya datang ingin mendekati meja makan mereka berdua.

“Algun gue izin pergi yah gun tugas sosiologi yang kemarin belom gue kerjain,” Ucapnya setelah itu pergi meninggalkan kantin.

“Loh gun Reza kenapa pergi?” tanya Evan bingung.

“Ada tugas yang belom dia selesai in makanya dia pergi,” dan mereka pun hanya mengangguk dan kemudian duduk di bangku kantin berbeda dengan Raja yang sepertinya merasakan ada hal yang janggal dengan Reza.



Malam harinya Reza di kabarkan hilang oleh orang tuanya semua temannya sangat panik mendengar kabar itu bahkan Algun dan teman-teman Raja pun membantu orang tua Reza untuk mencari Reza namun nihil Reza tidak di temukan dimana-mana.

Sudah tengah malam tapi Reza masih belum kunjung pulang yang ternyata dia sekarang berada di sebuah tempat party di sebuah gedung dengan di temani alunan musik dan goyangan para wanita yang mengelilinginya.

Saat Reza sedang menikmati alunan musik di ruangan itu tiba-tiba ada petugas dari tempat itu datang mendekatinya.

“Maaf, tempat ini untuk orang di atas delapan belas tahun jika anda sudah diatas delapan belas tahun atau pas, boleh saya pinjam KTP anda untuk melihat sejenak sebagai bukti,” Ucap petugas itu tapi tidak di hiraukan oleh Reza.

Alunan musik yang semakin kencang terus berkumandang bersamaan suara keributan Reza dengan para petugas di tempat itu namu tiba-tiba datang lah pria yang menghampiri mereka.

“Ada apa ini?”

“Pak Rega maaf atas keributannya tapi tumben sekali anda datang kesini.”

“Saya hanya ingin memantau tempat ini saja, sekarang jelaskan pada saya ada apa dengan keributan ini.”

“Ini Pak Rega anak ini masih di bawah umur sudah masuk kedalam tempat ini dan kami sudah mengusir nya dengan halus tapi dia tidak ingin keluar,” Jelasnya petugas itu namun sepertinya Reza tidak menghiraukannya.

“Biar saya yang urus sekarang kamu lakukan tugas kamu yang lain.” petugas itupun langsung menundukkan kepalanya dan pergi dari tempat itu tidak lupa mengucapkan permintaan maafnya karena tidak bisa menghandle masalah ini.

“Hey nak sudah cukup minum-minumnya di tempat ku ini party legal jadi anak di bawah umur seperti mu belum bisa masuk mungkin tunggu satu tahun lagi.” Lalu Rega pun mengambil minuman yang sedang Reza minum.

“Gue ngerasa baru kemarin malam deh gue ketemu Ama lo dan sekarang wajah Lo udah berubah makin tua ajah dan pembawaan loh yang sekarang udah matang banget.” Rega merasa orang yang ada di depannya sudah mabuk parah karena yang di ucapkannya sepertinya sudah mulai ngelantur tapi Rega seperti sangat familiar dengan nada bicaranya.

“Sepertinya sudah cukup mabuk-mabuknya nak ini waktunya kau pulang, dimana rumahmu biar ku antar.” tawarnya namun Reza hanya terkekeh saja melihat pembawaan dari teman lamanya yang sudah sangat jauh berbeda.

“Gimana kabar cewe yang pernah hampir lo perkosa?” sontak pertanyaan itu membuat Rega melototkan matanya dan merasa terkejut bagaimana pemuda ini bisa tahu, setahunya yang tau hal itu hanya teman lamanya yang sudah lama tidak ada sejak enam belas tahun yang lalu.

“Bagaimana bisa, kau?” paniknya sambil melihat ke sekeliling takut ada yang mendengar.

“Hahaha, ekspresi muka lo masih sama aja kayak dulu pas lagi panik.”







TBC

Btw kalian mending shiper Yang mana yah

Raja x Reza

Raga x Reza

REZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang