1. pacaran satu kantor

3.9K 320 133
                                    

masih sopan ya om, maklum chap awal, sabar nanti juga akan tiba saatnya eta pakaian tante pretelin satu-persatu 🤭😅🤣😆

Dinda POV

"Kalau elu setuju Din pacaran satu kantor?"

Aku menoleh ketika lenganku di colek ketika sedang fokus membaca cerita bergambar di salah satu aplikasi warna hijau dari handphone yang sedang aku genggam.

"Ha? Kenapa?" Tanyaku bingung tetapi mataku belum beralih dari layar handphone.

"Ck, kalau lagi ngumpul beduaan gini mbok ya jangan main hape kenapa sih?! Baca bokepnya nanti aja ngapa pas di rumah biar konsen"

"Masa iya duduk beduaan bukannya ngeghibah malah asik liatin hape" Lanjut temanku yang memiliki nama Ratna.

"Iya, iya maaf, eh, tapi gue gak baca bokep ya, lagi baca cerita soal romansa kampus gitu" Aku meralat tuduhan Ratna, harus langsung klarifikasi dong, biar dia tidak berpikiran kalau aku ini suka baca cerita perbokepan.

"Tadi elu nanya apa?" Tanyaku setelah memperlihatkan layar handphoneku ke depan wajahnya agar Ratna tahu apa yang sedang aku baca.

"Pake di kasih unjuk lagi, iya percaya bukan bokep, tadi gue nanya kalau elu setuju gak pacaran satu kantor?" Ratna mengulang pertanyaan yang tadi tidak aku dengar.

Aku terdiam.

"Napa diem lu? Setuju ya? Kalau gue sih gak setuju, secara kalau pacaran satu kantor itu bisa jadi drama dan bisa jadi bahan ghibahan teman satu kantor" Ratna mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin yang lumayan penuh di jam makan siang ini.

"Awalannya sih seru, bikin semangat tiap kali berangkat pagi, niatnya bukan kerja tapi niat kecengin gebetan" Lanjutnya dengan ekspresi wajah serius.

"Pas pulang kerja, males pulang, bawaannya pengen lama-lama sama gebetan, sampe nyari-nyari alasan nongkrong dulu minum-minum kopi dengan alasan melepas penat selama kerja seharian"

"Padahal kerjaannya seharian nyari-nyari perhatian si gebetan" Ratna menggeleng-gelengkan kepalanya seperti tidak habis pikir.

Sejujurnya aku juga setuju dengan pendapat Ratna, tetapi mau berkata apa sedangkan aku memang sedang menjalin hubungan dengan teman satu kantor.

"Elu lagi ngomongin siapa sih Rat? Kaya lagi ghibahin seseorang deh" Aku memajukan tubuh ke arahnya.

"Umm... ada deh, kocak banget sih liatnya, umur udah di akhir dua puluhan, tapi kalau soal asmara kelakuan kaya anak abege" Ratna mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi jenaka.

"Siapa sih?" Tanyaku penasaran, Ratna bukan sedang menyindir aku, kan?

Selama pacaran aku sangat tertutup dan merahasiakan hubungan kami.

Dan juga hubungan kami ini sudah berjalan tiga bulan, sepertinya masa-masa pendekatan dengan gebetan sudah terlewati, jadi sepertinya subjek yang sedang di bicarakan Ratna bukanlah aku.

"Itu si Laura, elu gak sadar dia lagi tebar pesona sama ke pak Kim?"

Ucapan Ratna mampu membuat kedua mataku melebar kaget.

Bagaimana tidak kaget? Pak Kim yang di sebut Ratna adalah kekasihku.

"Gebetan Laura, pak Kim?" Ulangku tidak percaya.

"Hooh, pak Kim cakep sih ya, cool banget, ahjussi rasa oppa, udah umur tiga puluh tujuh tapi mukanya baby face gitu, ahh, gue juga pengen sih punya gebetan pak Kim"

*Ahjussi adalah sebutan dalam bahasa Korea Selatan untuk 'paman' atau 'om'. Seorang pria masuk dalam kategori ahjussi jika sudah berusia lebih dari 35 tahun.
Oppa adalah kata yang digunakan para gadis Korea Selatan untuk memanggil laki-laki yang lebih tua dari mereka namun umurnya tidak terpaut terlalu jauh.

Mission Fails Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang