38. perubahan sikap matthew

910 172 84
                                    

mikirin apa sih mas? 🤔

Dinda POV

"Jadi kalian di suruh nikah karena masalah gitu doang?"

"Sttt... pelan-pelan kek ngomongnya Rat" Aku mengedarkan pandangan ke arah sekitar meja dan bernafas lega karena ternyata orang-orangnya tidak mendengar perkataan Ratna barusan.

"Kan gak ketauan kalian ciuman, lagian memang bibir elu sama si ganteng udah saling nyomot pas bokapnya ngedor-ngedor pintu?" Ratna kembali melancarkan pertanyaan mesumnya tidak memperdulikan protesanku sebelumnya.

Aku menghela nafas panjang.

"Elu gak pernah ngalamin rasanya ketauan sih Rat, pas di tanya-tanya gue gugup setengah mati"

"Weee... siapa bilang gue gak pernah ngalamin rasanya ketauan? Sering tau" Ratna membusungkan dadanya seakan bangga karena sering ketahuan berbuat mesum.

"Karena sangking seringnya ya gue sama lakik gue mah nyantai aja, ibarat pepatah mengatakan 'ala bisa karena terbiasa' jadi ya santuy aja"

"Gak sampe langsung di nikahin kaya kalian bedua, malah gue sama lakik gue bukan sekali dua kali ketauan ciuman, tapi..."

Aku meringis.

"Dengerin gue dulu dong Rat, ini kan cerita gue, kenapa malah elu bangga bener ceritain aib sendiri" Aku memotong perkataan Ratna, kalau tidak di potong, aku rasa Ratna akan menceritakan semua aib yang pernah dia alami selama pacaran sampai waktunya pulang.

"Hehehe... ya udah kanjut eh lanjut-lanjut ceritanya" Ratna terkekeh dan sepertinya sengaja berkata salah.

"Beliau takut gue di apa-apain sama si ganteng sebelum nikah dan akhirnya setelah Pak Nganu menginterogasi gue sama si ganteng, beliau memutuskan weekend ini ke rumah gue untuk lamaran" Aku mengakhiri cerita lalu menunduk.

"Bentar deh, elu senang apa sedih?" Tanya Ratna.

Aku mendongak.

"Kaget gue Rat, sekarang aja masih shock, liat nih tangan gue sampe gemeteran gini" Jawabku cepat.

Ratna mengamatiku dengan seksama.

"Tremor ke arah mau lumpuh itu mah" Kata Ratna beberapa detik kemudian dengan santainya.

"Ratnaaaa...!!"

"Ya lagian, timbang ciuman aja langsung di nikahin, udah kaya zaman jebot aja"

"Gue mah malah curiga mungkin elu ciumannya kaya yang gue suruh itu kali? Goyang-goyang di pangkuan si ganteng" Ratna bertanya dengan wajah menyelidik menatapku sedemikian rupa.

"Kagaaa... itu mah kejadian kemarin di apartemen si ganteng, ehh.." Aku langsung menutup mulut karena terlanjur mengatakan kejadian di apartemen Matthew.

"Tuh kan, gue udah curiga dah, beneran kan kalian main njot-njotan, ah parah lu Din, terus main njot-njotannya sampe keluar gak?"

"Ratnaaa... tolong kondisikan suara dan pertanyaan elu kek" Pintaku cemas karena kami sedang berada di kantin dan takut orang lain mendengar percakapan kami.

"Tenang, para hadirin sekalian di kantin ini mah udah pada biasa ngedenger percakapan aneh kita, mereka udah gak peduli" Jawab Ratna dengan santainya.

Memang kalau di perhatikan, karyawan yang bekerja satu gedung dengan kami dan biasa makan siang di kantin sepertinya sudah terbiasa dengan keanehan yang terjadi, khususnya terbiasa dengan kelakuan aneh yang sering aku lakukan karena tanpa sadar berteriak menanggapi perkataan mesum yang di lancarkan oleh Ratna.

"Terus gimana? Kapan kalian nikahnya?" Tanya Ratna sambil mengaduk mie gorengnya dan memulai makan.

"Gak tau, belum ada pembicaraan sampai ke sana, mungkin nanti di bicarakan pas keluarga si ganteng ke rumah" Jawabku ikutan menyantap makan siangku.

Mission Fails Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang