02. Can't Help Myself

372 61 28
                                    

“Apa kau ingin tidur denganku?”

Raga Wonwoo persis abu rokok tersapu angin. Meninggalkan batang yang hampir padam di tengah hawa malam yang dingin.

“S-Sorry?”

Sedang sebatang rokok lain tersulut habis. Melawan gravitasi jatuh tergeletak di aspal yang langsung digerus convers hitam. Si pria yang berhasil mengejutkan lawan bicaranya kembali menghadiahi ledakan kejutan lain, membuat Wonwoo termangu melihat sikap santai seorang Kim Mingyu saat merebut rokok lantas menghirupnya sedetik kemudian.

Bukankah itu artinya mereka berciuman secara tidak sengaja?

“Asal kau tahu, aku tidak berniat berada di bawahmu.”

“M-maksudmu?”

Seringai membingkai wajah tampan Kim Mingyu. Seketika bulu kuduk Wonwoo meremang lantaran jarak yang begitu tipis memudahkan untuk mencermati seberapa bersih wajah tan Mingyu. Takjub lagi-lagi mengisi hati dan benak Wonwoo.

“Aku tahu kau adalah pangeran kampus, tak jarang wanita datang mengantre hanya untuk berkencan denganmu. Tapi sayangnya dalam hal ini, terutama saat kita melakukannya aku tidak berniat diperlakukan seperti wanitamu yang lain.”

“Huh?”

Duk.

Kaki Wonwoo terkantuk tembok saat Mingyu maju selangkah yang refleks membuatnya mundur selangkah. Membuat degup jantung semakin menggila, yang pastinya Wonwoo akan habis ditertawakan teman-temannya jika melihat kondisi pipi hingga ujung telinga merah merona.

“Sebut aku terlalu peka, tapi tatapanmu sejak pertama kita bertemu hingga detik ini terlalu jujur mengungkapkan jika kau menyukaiku.”

“....”

Punggung jari telunjuk Mingyu mengelus pipi Wonwoo. Mengusap peluh yang perlahan turun melawan realitas alam di mana angin berembus semakin kencang.

“Aku tidak pandai berbasa-basi. Bila kau penasaran maka kuberi penawaran. Aku tidak masalah tidur dengan lelaki asal bukan menjadi pihak bawah.”

Kalimat dengan nada rendah dan sedikit berbisik memberikan dampak luarbiasa. Terutama pada gelitik halus saat punggung jemari Mingyu mengelus pipinya. Wonwoo sampai kehabisan napas disertai dada yang mendadak sesak. Lambungnya dipenuhi kupu-kupu beterbangan, membuat tumpuan kaki yang selemas jeli rapuh karena aroma Mingyu masih bertahan di saat tubuhnya pergi menjauh.

Benar-benar pria aneh.

Tapi yang lebih aneh justru respons hati Wonwoo yang diam-diam tertantang ingin mengiyakan ajakan Mingyu.

---

Malam yang tak lagi sama. Bahkan sensasi yang Wonwoo nikmati di atas ranjang bersama wanita-wanita yang ditidurinya terasa berbeda.

Kalimat Mingyu berhasil menggoyahkan dunia Wonwoo, membuatnya menjadi pihak paling pasif di mana tak lagi bersemangat hanya untuk membalas ciuman Somi yang bergerak seduktif di atasnya. Bahkan pergulatan panas berubah hambar tak berwarna.

“Oppa, peluk aku ... nhh... a-ku mencintaimu.”

Desahan sang wanita di cuping telinga sama sekali tak berhasil menyentil libido Wonwoo. Keringat mengering, benak kacau saat mengingat siapa tersangka kegundahan yang jelas bukan sosok wanita yang kini bertelanjang di atasnya. Pertemuan malam itu benar-benar mengacaukannya juga memberi pemahaman, jika ternyata bercinta dengan wanita tak lagi senikmat biasanya.

Hingga gelora permainan dewasa mereka berakhir begitu saja. Wonwoo yang tak banyak kata langsung bangkit dari ranjang, mengambil handuk kimono dan memakainya. Berdiri membelakangi Somi yang menatap dengan penuh tanda tanya. Berharap dengan pelukan dari belakang akan membuat Wonwoo runtuh dalam permainan ronde kedua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

call on meWhere stories live. Discover now