CHAPTER 4 | PENENANG

136 24 1
                                    

Rakha dan mala terus menuntun bulan dan mengantarkan bulan ke kelas dan juga di ikuti oleh afan dan cantika dari belakang, sesampainya di kelas bulan tidak langsung masuk ke kelasnya melainkan di tegur sedikit oleh rakha "Kak abang kan udh bilang jangan nyari gara gara sama dia, ini kakak udh nyari gara gara sama dia gatau beres nya kapan" Omel raka kepada bulan, "Ya gmna ya habisnya tuh anak ngeselin memaksakan kehendak tuh dia jdi males" Kata bulan, "kak, afan tau kakak penasaran sama dia kan? Tapi untuk ngalahin dia ga segampang itu kak" kata afan, "Bodo amat ga takut ngapain takut sama orng kek gtu" Ucap bulan tetap keras kepala.

Tak selang lama geng renata dan alvaro datang sepertinya mereka sudah membereskan masalahnya, tapi tidak dengan masalah bulan dan renata, renata menatap bulan dengan penuh amarah begitu juga bulan "apa lu liat liat?" protes bulan ke pada renata, afan merangkul bulan dari belakang sambil berbisik "Udah kak jangan sama aja kaya mereka" bisik afan, renata juga menatap sinis kepada cantika "Karna lu udh ikut campur sama urusan gua, lu juga terancam" Ancam renata kepada cantika, nathan yang melihat tidak terima nathan tak banyak bicara pun langsung mendorong renata sampai terjatuh "Maksud lu apa ngancem ngamcem adek gua? Ngerasa cakep lu kek begitu?" Emosi Nathan seketika meluap, renata pun berdiri dan menghadap Nathan "Oh ini adek lu? Sorry gua ga takut sama lu mau pun adek lu, karna dia udh ikut campur gua gaakan biarin adek lu bahagia sedikit pun!" Ancam renata, Nathan pun emosi nya meluap dan hendak memukul renata namun di halangi alvaro "Udah bro, jangan jadi pengecut dia cewe kita ngalah" Tegas alvaro kepada nathan, mau tidak mau Nathan harus mengalah, merasa tidak terima dengan ancaman renata cantika pun berlari sambil menangis, dan hendak di kejar oleh nathan namun di tahan oleh afan "Udah bang biar afan yang ngejar" kata afan yang di setujui oleh nathan afan pun mengejar cantika, "Urusan kita belum selesai" ancam renata kepada bulan, dan renata dan temannya langsung memasuki kelas "Kagak tau jamett" Ucap bulan dan juga langsung memasuki kelas.

Afan mengejar cantika sampai ke arah tangga, dan cantika menangis terduduk di salah satu anak tangga, afan menghampiri dan duduk di samping cantika "Udah jangan nangis" kata afan singkat dan memberikan saputangan, cantika mengambil saputangan tsb dan menghapus air matanya, "makasi" kata cantika yang masih terisak, "Lu gausa takut sama mereka" Ucap afan dengan wajah datar nya "G-gua ga takut ko sama dia, gua cuma sakit hati aja sama omongannya dia gaakan biarin gua bahagia, padahal gua pengen banget ngerasain kebahagiaan" ucap cantika sambil terisak, "Gausah percaya sama ucapan dia, asal lu bisa ngadepin dia pasti dia kalah ko, apa lagi lu punya banyak pelindung" kata afan, "banyak? Siapa? Perasaan satu deh abang gua doang" kata Cantika, "banyak, ada kak bulan, bang rakha, kak mala, bang nathan, bang Alvaro, Bang galang, sama bang riko, dan... Guaa" Kata afan sambil tersenyum tipis, "Lu? Seorang afan jadi pelindung gua?" Kata cantika bertanya tanya, "ya bukan gua doang zayyan juga, jadi lu jangan takut ya, asal lu bisa ngelawan pasti lu bisa ngalahin mereka" kata afan berusaha meyakinkan cantikaa, afan pun berdiri "yo kekelas" ajak afan sambil mengulurkan tangannya, cantika pun tersenyum dan menerima uluran tangan afan dan langsung berdiri, "nah gtu jangan nangis, kalo nangis lu di anggap lemah sama tiga jamet itu" ucapan afan yang membuat tawa terukir di wajah cantika.

Tak lamapun afan dan cantika sampai di kelas dengan posisi sedang bergandengan tangan, "Mau nyebrang pak bu?" Celetuk zayyan yamg melihat cantika afan sedang bergandengan, afan dan cantika pun reflek melepaskan genggaman tangan nya tsb, "Gila lu" kata afan, "oh ya can lu cewe pertama yang bisa ngebuat es batu ini jadi air putih biasa, biasanye ya nih bocah di tanya jawab nya seperlunya aja, eh sama lu dia banyak ngomong" Ucap zayyan, "Gausah di denger can" kata afan dengan sedikit gugup, "Mungkin afan reflek zay jdi dia lupa kalo dia itu cuek" Kata cantika, "Emang dasar jodoh kali ya, kalian tuh saling percaya gmna gtu" Celetuk zayyan, "Ahahah ngawurrr" kata afan dengan tawaan paksa, afan dan cantika pun duduk di bangkunya masing masing.

Di sisi lain, di sela sela pulang sekolah guru yang mengajar di kelas bulan, kerap memberikan tugas kelompok, "Oke anak anak karena ini hampir bell pulang sekolah maka tugas yang ibu berikan, akan menjadi tugas kelompok dan Minggu depan kalian harus presentasi kan kedepan, dan kelompoknya di bagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang/kelompok, nanti kalian ibu kasih potongan kertas yang sudah ada nomornya, yang dapat nomor 1 kelompok 1 yamg dapat nomor 2 kelompok dua dan seterusnya" kata guru tsb, guru tersebut pun membagikan potongan kertas tsb dengan random, dan murid yamg ada di kelas itu pun langsung membuka kertas nya satu persatu untuk mengetahui kelompoknya."Oke kalian sudah membuka kertas nya masing masing, dan yang kelompok satu berdiri ibu akan mencatat namanya" perintah guru tsb, guru tsb memerintahkan berdiri kepada kelompok 1 dan 2, tiba lah saat kelompok 3 yang berdiri adalah, Nathan, alvaro, chelsa dan bulan, "Kita sekelompok lan Yeay" kata chelsa dengan sumringah, "ih kalian sekelompok? Kalo kalian berdua sekelompok gua sama siapa dong" kata bianca penuh kekecewaan. "Kelompok 4 berdiri" perintah bu guru tsb, bianca pun berdiri tak di sangka Bianca satu kelompok dengan Tiffany "What? Gua sekelompok sama lu?" Kata tifanny dengan ekspresi terkejut, dan bukan cuma bersama bianca tpi bersama Galang dan juga riko "Yah kita sekelompok sama salah satu anggota permen rik" celetuk Galang, "Kelompok 5 berdiri" Kelompok 5 hanya terdiri 3 orang alias kelompok penyisaan, "Untung kita sekelompok chav" ucap renata dengan hati gembira "walaupun kelompok penyisaan" kata chava.

Setelah pembagian kelompok bell pulang sekolah pun berbunyi dan guru pun mempersilahkan murid untuk pulang, dan di saat itu lah para murid berhamburan ingin pulang, "Lan lan mau kerja kelompok kapan?" Tanya bianca "Besok ajak gimana?" Kata bulan, "Oke aja sih, tapi mau di rumah siapa nih? Rumah lu aja bi" Tanya nathan, "Engga ah jangan di rumah guaa, di rumah Alvaro aja gmna?" kata bianca, "Oke aja sih gua mah" kata alvaro, "Oke di rumah lu aja" kata bulan, dan mereka pun bubar untuk pulang.

Di sisi lain gelas afan pun sudah berhamburan untuk pulang sekolah "Fan gua nebeng sama lu ya" kata zayyan, "iyaa" ucp afan singkat, "Lu temen terbaik gua deh" kata zayyan, "Gaush lebay" kata afan singkat, afan melihat cantika seperti menunggu seseorang di depan pintu dan afan menghampiri cantikaa, "Can nunggu siapa?" Tanya afan, "Nunggu abang aku fan" Jawab cantika sambil tersenyum manis, tak lamapun nathan datang menghampiri cantika, "Ayo dek pulang" ajak nathan, "Ayo bang, fan, zayy aku duluan yan bye" pamit cantika kepada afan dan zayyan lalu cantika pun pergi, "Cantik" Celetuk afan tanpa sadar dengan ekspresi wajah senyum tak karuan, "apa lu bilang??" Tanya zayyan dengan senyuman jahil, "Engga engga ayo pulang" ajak zayyan sambil merangkul zayyan menuju parkiran.

BERSAMBUNG
***













ETERNAL ENGRAVEDWhere stories live. Discover now