[ Dua Puluh Delapan ]

7.1K 614 58
                                    

Haii, sebelum masuk kedalam cerita silahkan Follow akun aku terlebih dulu ya, dan jangan lupa votmen nya

Follow akun Ig: @axcyq_ , @wattp_adpanda , serta akun Rp lain nya

Follow akun tiktok: @planet_stroberi

Peringatan: terdapat banyak typo, harap diberi tanda/maklum

Selamat Membaca><


Kedatangan penyihir agung secara tiba-tiba, dan sikapnya yang mengejutkan terhadap Calista membuat semuanya bingung dengan perasaan syok

"Apa yang membuat penyihir agung, keluar dari kastilnya?" Pikir mereka semua

Calista yang tengah terdiam gugup pun segera sadar "S-saya memberi salam kepada penyihir agung" ucap Calista dengan anggun

"Anda melupakan saya putri?" Ucap Afgar membuat Calista melotot tajam

"Penyihir sialan" umpatnya pelan

"Kalian saling mengenal?" Tanya Axel tajam

"Iya/tidak"

Jawaban dari keduanya semakin membuat mereka semua bingung

"Yang mulai kaisar Ravas, putri anda sudah pintar berbohong" smrik nya

Cukup! Calista emosi, sungguh ia ingin mengguliti tubuh pria yang sialnya tampan itu

"Princess" ucap Ravas, membuat Calista terpaksa menampilkan senyum manisnya

"Jangan berbohong" Calista membuang nafasnya dengan kasar mendengar ucapan Ravas

"Iya Calista mengenal penyihir agung" jawaban Calista tentu membuat mereka terkejut

"Dimana sayang?" Tanya Marie

"Di hutan kematian" jujur Lista, ia sudah tidak bisa berbohong lagi

"Lista, kau tau hutan kematian sangat berbahaya, kenapa kau memasuki nya" tanya Kenza dingin

Calista mengendikkan bahunya acuh "Lista hanya penasaran kak, dan lagi Lista cuma sampai dilapisan ke lima tidak lebih"

"APA!!" kaget semua orang kecuali Axel, Novia serta penyihir agung

Calista meringis pelan, namun matanya menangkap Afgar yang ingin berbicara, dengan gerakan cepat ia menginjak kaki Afgar cukup kuat

Afgar menoleh menatap putri cantik yang sedang menatap nya tajam

"Diam atau kita tidak akan pernah bertemu lagi" ancam Calista pelan mampu membuat Afgar diam tak berkutik

"Pintar, jangan mengatakan apapun, cukup mengangguk dan menggeleng saja, paham!" Afgar pun mengangguk setuju, ia tak ingin apabila tidak bertemu lagi dengan gadisnya, eh?

"Sayang itu berbahaya" pekik Marie khawatir, ia sampai turun dari singgasana nya, memeriksa keadaan tubuh sang anak

"Bunda, Lista baik-baik aja, maaf karna membuat kalian khawatir" ucapnya sambil memeluk Marie lalu menatap keluarga lain nya

Soul transfer of ancient timesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang