Tersesat - 6. Toilet Kantor

670 10 0
                                    

6. Toilet Kantor

- Alpha PoV -

Gue tak menyangka jika bisa gue dapatkan kontol 19 cm itu masuk menerobos lobang gue yang baru terjamah beberapa kali ini. Bang Reyhan memang pejantan handal, entotannya begitu nikmat sampai terus menerus bisa gue rasakan prostat gue dihajarnya bertubi-tubi.

Selesai dengan persetubuhan dengan Abang ipar gue ini, gue sadar jika Aksa dan Dilan sudah pulang saat gue mengecek pintu rumah sekali lagi. Ah, tak mungkin jika mereka sadar dengan kegiatan gue bersama Bang Reyhan. Nampaknya mereka langsung masuk ke kamar dan beristirahat.

Pagi harinya semua berkumpul untuk sarapan dan setelahnya Kak Mega bersama Bang Reyhan pamit untuk pulang ke rumah. Rasa kehilangan begitu mengena, kapan lagi gue bisa merasakan kontol Bang Reyhan? Gue masih ingin dientot oleh kontol itu.

Fuck! Gue memang sudah menjadi penikmat kontol sekarang...

————

Aksa dan Dilan pun sudah mulai beraktivitas berkuliah, gue kembali menjadi budak korporat sekarang. Bayangan akan Bang Reyhan, kontol gemuknya, entotan ganasnya, masih melekat segar di otak gue yang membuat gue akhirnya ke toilet setiap bayangan itu muncul. Gue buka celana gue dan cepat mengocok kontol gue sampai orgasme gue dapatkan.

Disinilah titik kebodohan gue. Tak pernah gue sangka jika tindakan coli di bilik toilet ini menjadikan gue terjerat dalam sebuah kesialan atau bisa jadi anugerah. Padahal gue sudah sengaja memilih toilet di lantai dua, beda tiga lantai dari tempat gue berkantor. Gedung ini memang dimiliki oleh perusahaan gue dan lantai dua ini lebih dikhususkan sebagai area yang disewakan untuk kantor-kantor kecil lainnya. Hanya saja lantai dua ini masih sepi oleh penyewa, tak banyak orang berlalu-lalang membuat gue memutuskan untuk melepaskan syahwat gue di toilet lantai ini.

Seharusnya gue bisa lebih peka dan sadar dengan kondisi. Memang orang-orang yang ada di lantai dua ini tak gue kenal. Mereka yang ada disini berasal dari perusahaan berbeda. Tetapi, pegawai yang ditugaskan untuk membersihkan area lantai dua ini tetaplah sama, pegawai yang disewa oleh perusahaan gue sebagai OB maupun satpam untuk menjaga kondisi lantai dua secara menyeluruh.

Di jam-jam yang selalu gue jadikan waktu sakral gue, putaran shift OB ini selalu sama. Kalau pun berganti juga akan rutin jatuh pada orang-orang yang sama pula. Inilah awal mula mengapa gue bisa mengatakan kebodohan gue yang membuat gue mendapatkan sial atau untung.

Gue turun ke lantai dua menuju toilet yang sepi. Bahkan di lorong sepanjang perjalanan kesana tak gue lihat seorang pun meski waktu masih sore dan berada dalam jam kantor. Selalu di bilik paling ujung, gue menguncinya dan mulai membuka celana gue. Dibantu oleh rekaman video Aksa dan bayangan dientot Bang Reyhan, gue mengocok kontol gue yang hanya berguna untuk kencing dan saat-saat seperti ini saja.

Sekitar 15 menit berlalu, tuntas sudah hasrat gue dengan terlemparnya pejuh gue di tembok di samping kotak tisu. Gue menekan tombol flush, menandakan seperti selesai buang air besar. Saat gue membuka pintu, dikejutkan gue oleh sosok OB yang berdiri sambil membawa tongkat pel.

"Ini dia orang yang selalu nambah kerjaan gue." Ucapnya mengejek. Suara itu terdengar lantang dan menekan, membuat gue sedikit ketakutan atas ketahuannya perbuatan gue selama ini.

Bergegas gue melewati OB dan menuju pintu toilet. Gue berusaha membuka pintu yang sayangnya sudah dalam keadaan terkunci. Menoleh ke arah OB, kini gue lihat dia sudah melongok ke bilik tempat gue berdiam tadi.

"Coli mulu, buang pejuh disini. Emang ga ada tempat lain apa buat lo coli?" Ujarnya mulai menoleh kembali ke arah gue.

"Mas, buka kuncinya. Saya mau keluar." Kata gue tegas berusaha menghilangkan rasa takut gue.

"Gak bisa gitu bos. Lo beresin dulu nih pejuh lo." Sambungnya sambil menarik tangan gue menuju ke bilik. Memang bodoh, kenapa juga gue tak siram sisa pejuh itu dengan air shower.

"Jangan main-main ya mas..." Gue melihat bet nama di seragamnya.

"Mas Genu. Buka pintunya sekarang!"

Tiba-tiba saja OB ini mengambil HP gue dan diarahkan layarnya persis di wajah gue. Membuat HP gue terbuka dengan fitur face recognition.

"Lo nontonin apa sih sampe harus coli di toilet kantor." Ia langsung menarik HP gue dan melihat isinya.

Gue sama sekali tak bisa merespon gesitnya tindakan OB ini. Sambil melangkah mundur ia terus menatap, suara dari speaker terdengar cukup nyaring, suara desahan Aksa dan lawan mainnya tadi yang gue lihat.

"Ohh!! Lo homo!" Teriaknya kencang sambil menunjukan foto model pria kulit hitam telanjang dengan kontol tegangnya.

Kali ini gue benar-benar tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Mas.. Tolong mas, maaf mas saya janji ga ngulangin lagi mas." Gue memohon sambil mendekati mas Genu. tatapannya menjadi jahat, ia menyeringai lebar.

"Jadi lo suka kontol? Suka dientot?" Tegasnya lagi.

"Ampun mas. Tolong lepasin saya mas."

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Tersesat" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/deansius

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

TersesatWhere stories live. Discover now