The Wild Child

473 35 4
                                    

Flashback.

.

Sneak peak of Haechan's life when he was a teenager.

[]

Haechan beserta kekasihnyaㅡMark, juga Jeno serta kekasihnyaㅡJaemin memasuki sebuah minimarket. Hari ini mereka sengaja membolos les, untuk itulah Mark serta Jeno menenteng tas dan buku paketnya.

Sebenarnya niat bolos itu hanyalah untuk Haechan dan Jaemin saja. Akan tetapi, Jeno mengetahuinya dan langsung melaporkannya pada sang sepupuㅡMark.

Mereka memisahkan diri begitu memasuki minimarket, Mark membeli sebuah kopi kaleng lalu membayarnya dan duduk di bangku yang tersedia di sana kemudian membuka bukunya dan diikuti oleh Jeno. Sementara Haechan dan Jaemin berkeliling, setelah menemukan tempat yang tepat, mereka duduk di lorong sempit di antara rak yang menyimpan makanan ringan.

"Betapa sulitnya menghindari mereka." Ujar Haechan, dengan matanya melirik Mark dan Jeno yang tengah fokus dengan bukunya.

"Aku bisa lihat," Jaemin menyahuti, tanpa menatap Haechan. Tangannya sibuk mengambil satu bungkus keripik kentang yang ada di belakang tubuhnya. "Mereka seperti anjing penjaga. Terutama Mark hyung."

Haechan mendesis, "seperti Jeno tidak seperti itu saja. Kau pikir ulah siapa mereka mengikuti kita sampai ke sini? Mark hyung bisa mengadukanku jika aku terlalu sering bolos."

Jaemin terkekeh sambil membuka bungkus keripiknya dengan santai, "percaya padaku. Itu tidak mungkin." Ujarnya, "lagipula, ia sangat mencintaimu sampai di mana ia rela melakukan apapun untukmu, termasuk ikut membolos."

Haechan melipat tangannya di depan dada dan menatap Jaemin yang sedang memakan keripiknya dengan mencebik. "Itu terlalu berlebihan, dan aku tidak terlalu bangga sama sekali. Mark hyung, atau pun Jeno bebas melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa harus mengikuti kita."

Jaemin mengangguk setuju, "dan seharusnya kau menyadari apa yang membuat mereka seperti itu. Terutama mark hyung yang sepenuhnya bertekuk lutut padamu. Jeno hanya ingin kita berada di bawah pengawasan mereka." Ia mengedikkan bahunya, "mungkin kau harus menjinakkan Mark hyung juga. Ada alasan lain mengapa ia mengikuti kita sampai ke sini dan rela membolos dari lesnya."

Haechan siap mendengarkan apa kalimat Jaemin setelahnya, ia mengambil salah satu biskuit yang ada di belakang punggung Jaemin dan membukanya. "Apa itu?"

Selama tidak tertangkap, Haechan dan Jaemin tidak peduli dengan makanan yang mereka makan. Jika ketahuan pun, mereka tidak perlu repot-repot membuat drama, tinggal membayar apa yang mereka ambil dan mungkin sedikit memberikan uang untuk si penjaga kasir yang baik supaya tidak membuat keributan. Dan mereka juga tidak peduli dengan adanya CCTV yang mungkin mengintai tindakan mereka saat ini.

"Mark hyung pikir kita mungkin saja selingkuh. Itu konyol, tetapi aku suka jalan pikirannya." Jaemin menjelaskan.

"Ewwh, biskuit ini rasanya aneh sekali." Ia menatap bungkus kecil biskuit rasa coklat itu, kemudian mengembalikannya ke rak di belakang Jaemin. "Aku tidak akan memakannya."

"Dude..." Jaemin terbelalak, dan ia menahan tawanya.

Haechan lalu mengambil sebungkus permen rasa vanila yang bisa ia lihat dan segera memakannya. "Hm, ini lebih baik." Haechan menghembuskan napasnya dengan lega.

"Aku tidak tahu Mark hyung berpikir begitu, ia tidak pernah berbicara hal buruk di hadapanku." Haechan mengedikkan bahunya.

"Di hadapanmu." Jaemin menegaskan.

"Ha, lalu apakah ia pernah berbicara buruk di hadapanmu?" Tanya Haechan.

Jaemin menggeleng, "tidak. Ia hanya mengutarakan kekhawatirannya pada Jeno. Dan pacarku membaginya denganku. Jadi kurasa cukup adil ia ada di sini bersama Jeno sekarang."

Arranged MarriageWhere stories live. Discover now