「Bagian Ketiga Belas」

1.6K 183 31
                                    

Happy Reading...

Rintik hujan mulai membasahi bumi sore ini, langit berwarna abu pekat menandakan hujan akan berlangsung lama dan pastinya akan deras. Musim panas sudah tiba, mungkin karena terlalu cerah, air mengalami penguapan terlalu cepat dan berakhir langit menurunkan hujan. Orang-orang berlari kesana kemari mencari tempat teduh sambil melindungi kepala mereka dari hujan. Halte di penuhi oleh orang-orang yang sedang berteduh dari derasnya hujan.

Mark berdiri seorang diri di lorong kantornya, berdiri menghadap dinding kaca yang terkena rintikan hujan, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya.

"Apa kau sedang sedih, Haechannie?" monolognya.

"Kau pasti merindukan ayah mu sampai kau menangis seperti ini" sambungnya

Puk..

"Apa yang kau lakukan disini?" tiba-tiba Jeno datang sambil menepuk pundak sang kakak.

Mark sedikit terkejut akan kedatangan adik tengah nya. Ia menolehkan pandangnya, lalu kembali memandang hujan yang semakin deras di hadapannya.

"Kau membuat ku terkejut. Kenapa keluar? Kau meninggalkan Jisung di dalam sendirian" tanya Mark.

"Sudah ada Donghyuck yang menemaninya bermain, kebetulan dia datang keruangan mu sambil membawa teh" jelas Jeno.

Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan lagi. Dua saudara Jung ini memilih menikmati pemandangan di hadapan mereka.

"Donghyuck.. Bagaimana menurutmu tentang dia?" tanya Jeno membuka pembicaraan lebih dulu.

"Terkadang dia akan mirip dengan Haechan, terkadang akan bertolak belakang" jawab Mark

"Lalu, bagaimana perasaan mu terhadap nya? Aku tidak tahu ini hanya perasaan ku saja, atau memang kau yang sudah luluh pada sosok Donghyuck?" tanya Jeno lagi.

"Aku pun tak mengerti dengan perasaan ku sendiri" jawab Mark.

"Aku masih tidak mengerti, apa yang sudah Haechan lakukan dulu sampai kau begitu mencintai nya sampai kau membangun dinding setinggi dan setebal itu untuk membatasi orang lain masuk kedalam kehidupan mu" ucap Jeno, ia memandang Mark dari samping.

Mark masih diam, ia masih menikmati hujan yang turun semakin deras, tetesan air semakin membasahi kaca tersebut.

"Rasa bersalah" jawab Mark pada akhirnya.

"Apa maksudmu?" tanya Jeno tak mengerti.

"Aku membangun dinding karena rasa bersalah ku pada Haechan. Aku masih merasa bersalah atas apa yang aku lakukan sepuluh tahun yang lalu padanya. Saat itu, aku harus nya lebih mempercayainya daripada semua hasutan yang termakan oleh ku. Aku tak ingin melakukan kesalahan yang sama lagi dan berakhir menyakiti orang lain. Dan untuk perasaan ku, aku tak butuh alasan tentang itu. Aku benar-benar mencintainya dengan sepenuh hatiku, saat melihat nya aku dengan sangat yakin memberikan seluruh hatiku padanya" jelas Mark. Sempat terdiam beberapa saat sebelum kembali melanjutkan ucapan nya.

"Tapi kembali lagi pada diriku yang bodoh. Seharusnya, aku mempercayai nya." Mark menyelesaikan ucapannya.

Jeno mendengarnya dalam diam. Ia memandang kearah luar gedung, melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan menggunakan payung.

"Kak, kau masih terjebak pada trauma mu, kau masih terikat pada masa lalu. Tidakah ada niatan sedikitpun dari dirimu untuk berjalan kedepan dan meninggalkan semua masa lalu mu dan menjadikannya kenangan lama? Asal kau tahu, aku terkadang memikirkan keadaan mu setelah perginya Haechan, bahkan itu berlangsung sampai sekarang" jelas Jeno.

After You Go 「MarkHyuck」Where stories live. Discover now