Bab 5

3 2 0
                                    

   “Apa kau sedang sibuk? Kalau tidak, aku mau mengajakmu untuk minum kopi di dekat sini. Kau mau?” Sebuah langkah besar dan bijak untuk menyelesaikan pertemuan yang canggung ini.

   “Tidak, aku sedang tidak sibuk. Kebetulan aku juga haus. Ayo.”

   “Ayo.” Keterkejutanku belum selesai. Karena dia seorang senior yang cukup terkenal, aku pikir dia akan menolak ajakanku. Tapi ternyata tidak.

   Saat aku yang sedang rebahan di kasur sambil mengingat kembali awal pertemuanku dengan Mia. Ibuku mengetuk pintu kamarku.

   “Dante, Luna bilang nanti malam dia akan kemari. Dia menitip pesan itu pada ibu. Dante, kau tidur?” Ibuku berteriak di depan pintu kamarku.

   “Tidak, aku tidak tidur.” kataku, masih rebahan di kasur.

   Luna? Mau apa dia malam-malam kemari. Apa yang lainnya juga ikut kemari?

   Malamnya Luna datang, tentunya dia tidak sendiri. Yang lainnya ikut datang, mereka pasti dipaksa Luna.

   “Malam Tante.” Luna dan yang lainnya menyapa ibuku.
   “Malam. Ayo masuk, di luar dingin.” Ibuku menyuruh mereka semua masuk ke dalam.

   “Kita langsung ke kamarku saja. Bu, biar kubawa minuman dan makanannya ke kamar.”

   “Sini biar kubantu.” Luna ikut membantuku.

   “Hati-hati membawanya, awas jatuh.” Ibuku mengingatkan Luna. Tentu saja Luna, dengan tingkahnya yang seperti itu pasti ibuku lebih was-was pada Luna.

   “Jadi, ada apa kalian mendadak ke rumahku?”

   “Tidak ada apa-apa. Kami hanya mau main.” Kata Luna.

   “Benar.” Sahut Teddy.

   “Besok bukan hari libur, kenapa kalian malah keluyuran kemari?”

   “Oy Dante, memangnya kami tidak boleh main ke rumahmu hah?” Luna mulai meninggikan suaranya. Dia terlihat kesal. Ini adalah momen tepat dimana aku harus mengalah. Lihat mereka semua, saat Luna sedang kesal padaku mereka bertiga hanya diam dan menatap dinding kamarku.

   “Tidak, tidak masalah. Aku senang kok kalian main ke rumahku.” Aku berusaha memadamkan api yang sedang berkobar.

   “Bagus.” Luna membalas.

    Lihat saja kalian, akan kubalas nanti. Mereka hanya cekikikan di pojokan saat melihatku ketakutan karena membuat Luna kesal. Hmph.

   “Libur tengah semester sebentar lagi tiba, apa rencana kalian?” Tanya Bobby.

   “Aku mungkin di rumah seperti biasa.” Kata Tina.

   “Hah, kau membosankan sekali Tina. Kalau aku, mungkin aku akan ke Paris. Sudah waktunya aku untuk menjenguk menara besar itu.”

   “Ya, ya, ya. Aku percaya padamu Teddy.” Kataku sambil rebahan di kasur. “Kalau aku masih belum ada rencana. Bagaimana denganmu Luna?”

   “Aku? Hmm....” Luna mengerutkan dahinya. Sepertinya dia juga belum punya rencana. “Bagaimana kalau kita berlima berlibur bersama?”

   “Berlibur bersama? Memangnya rencanamu seperti apa?” Bobby bertanya dengan antusias.

   “Maaf saja, sepertinya aku tidak bisa ikut dengan rencanamu.”

   “Teddy, kau bisa diam?” Luna menatap tajam Teddy. Tatapannya seperti memiliki dendam mendalam pada Teddy. Sangat menakutkan.

   “Tttentu.” Hahaha, Teddy gemetar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Star Between UsWhere stories live. Discover now