O4

300 70 49
                                    

"jangan dinyalain, nanti penjaganya bakal nemuin lo. ayo cepet sembunyi!"

rio memelankan langkahnya mendekat kepada seorang yang kini tengah bersembunyi dibawah kolong meja.

dikarenakan matahari telah tergantung pada dimensi sempurna cakrawala, rio tidak kesulitan melihat raga itu.

dia memiliki tatanan poni belah samping, nyengir lucu layaknya anak perempuan alih-alih sespesies dengannya. "halo!"

katakan rio ilfeel mendengar sapaan sok kenal sok dekat pemuda itu, langsung melambai seraya meninggalkan tempat persembunyiannya.

"siapa kalian?" tanya rio. memang betul, bukan cuma cowok sksd tadi, kini atensinya juga menangkap 3 orang lainnya.

"dapin bor!" anak terbongsor menyahut sksd part 2.

rio mengernyit lalu beralih menatap pemuda pertama. "lo pasti kakel gue kan?"

"yoi." jawabnya. "lex-ue. saliman dulu dong!"

naas, uluran tangan lex langsung ditepis rio sombong. "lo?" ia kemudian mengarahkan dagu kepada dua pemuda lain.

"gua---"

"tunggu-tunggu," lex menyela ucapan pemuda berhidung bangir. didorongnya pundak sebelah kiri rio yang membelakanginya. "lo napa sensi banget dah. biasa aja kali kalo nanya,"

"bodo!" sentak rio tak menghiraukan bahwa lex itu dua tingkat diatasnya. "jadi kalian ngapain di sini? kok lo-lo semua pada bisa masuk ke kelas gue padahal pintunya kekunci?"

"panjang ceritanya." sela davin.

"ceritain buru!" tuntut rio.

pemuda yang kira-kira setinggi pundak davin, yang bersandar siku dietalase sambil mengeluarkan tembakau dikantong celananya itu mengambil perhatian empat atensi.

"main petak umpet." kata hyunsik, kemudian mulai menyalakan korek api ke batang rokok.

rio melotot melihat aksi bejat hyunsik nyebat didalam kelas. "WOY! KOK LO---"

"udah biasa," lex memotong. "bang hyunsik emang murid gadungan dari orok. makanya, tuh anak gak ada bosen-bosennya tinggal kelas."

otak rio yang tak sepintar bj habibie ngelag dikit.

syukur ada salah satu diantara mereka segera menjelaskan lebih rinci. "kita bertiga sekelas. 12 mipa 5. bang hyunsik telat lulus 3 tahun belakangan."

"jadi itu alasan dia gak pernah naik kelas? karena suka ngerokok?" tebak rio.

"gak cuma ngrokok, gue mabuk di gudang penyimpanan peralatan olahraga juga pernah." kata hyunsik tidak punya malu sedikitpun saat menceritakan keburukannya didepan adkel.

"tapi kok gue gak pernah denger desas-desus soal murid bajingan kayak lo?"

"jiahhhhh! akhirnya ada yang berani ngolok-ngolok bang hyunsik." lex tepuk tangan sambil ngakak.

rio meliriknya jijik.

hyunsik buang muka tak mau capek-capek menggugat hinaan anak itu.

"terus lo siapa?" rio kembali membuka pertanyaan kepada salah satu pemuda yang belum mengenalkan diri sejak tadi. rio lihat, postur tubuhnya tinggi, rambut berantakan yang sudah mencapai daun telinga, namun memiliki sorot mata sayu dan---

sial! cowok itu tersenyum sangat manis dengan gigi tetap yang agak renggang disetiap bagiannya.

"nama gue beomsoo. salam kenal!" ucap beomsoo yang intonasinya menguar lembut lewat telinga rio. eum ... mungkin dari keempat lelaki ini, dia lah yang benar-benar memiliki kesan humoris.

"hm." rio akhirnya mau berjabat tangan.

"babi lion leo rawr." davin mengeja tulisan yang tercantum digantungan tas anak itu. bentuknya kepala singa yang tidak punya warna, bening.

rio cepat-cepat menjauhi davin yang berniat melepas gantungan kesayangannya hadiah dari mama saat hari anak beberapa bulan lalu. menurut rio, davin tidak punya tata krama yang bagus. padahal barang itu miliknya, tapi dipegang tanpa minta ijin terlebih dahulu.

"baby lion leo, rawr! gitu bacanya. lo gak jago bahasa inggris?" rio koreksi kesalahan davin dalam pengucapan english language. ckckck! selain minus etika, kayaknya davin juga nihil dimata pelajaran bahasa.

"oh, nama lo leo?" davin mengabaikan amarah anak itu terhadapnya.

"diplesetinjadirio!" koreksi part 2 rio super cepat. gara-gara dongkol panggilan khusus dari mamanya diamandemen alias dirubah davin seenak pantat, rio masih menaruh dendam kesumat padanya.

"oke deh."

"kita semua harus balik ngumpet lagi sebelum talos nemuin keberadaan kita." suara beomsoo berbunyi sebuah peringatan.

"talos?" tanya rio.

lex mendesah lesu. "apa yang lo lihat  saat ini adalah yang kita alami sekarang. gue, bang hyunsik, beomsoo, ama davin lagi main petak umpet sama makhluk. kalau di dunia nyata penjaga cuma bakal nangkep pemain, maka di sini pemain gak boleh sampai ketahuan penjaganya sebelum balik ke posisi awal." bebernya.

"kenapa bisa gitu?" heran rio. "apa tadi? makhluk?"

"soalnya, pas awal kita mau nentuin siapa yang jadi penjaga, bang hyunsik ngomong 'kita suruh aja penunggu sekolah ini' dan kami iseng manggil, tuh, makhluk. eh tau-taunya dateng beneran,"

"tapi cuma kalian berempat, kan, yang main petak umpet?" tanya rio was-was, barangkali pria berwajah remuk yang tak pernah absen berkunjung dimimpinya belakangan ini tidak lain adalah penunggu sekolah itu.

"gue gak tau." kata lex sambil mengangkat kedua pundaknya. "tapi lo liat, deh! di luar gak ada siswa atau guru satupun. sekolah kita bener-bener kayak kuburan. kalau permainan yang berhubungan sama makhluk ini emang betul nyata, bisa jadi lo pemainnya juga,"

"secara, kan, lo diundang masuk rio." lanjut hyunsik.

***




note :

maaf, mungkin untuk kedepannya kalau view dan komennya masih sedikit aku akan slow update. alasannya, aku merasa fanfic ini ga se--- apa ya

Petak Umpet || Xodiac Where stories live. Discover now