Bagian 1

133 16 11
                                    

Suasana kantin yang ramai terlebih sedang terjadi keributan antara Quen sekolah dengan siswi kasta bawah. Siswi ber nametag Icasya Reyana wishe adalah siswi yang berada di kasta tertinggi dengan menyandang gelar Quen di sekolah dan para murid akan memanggilnya si tuan putri.

Paras yang cantik dengan tubuh yang ideal dan juga kedua orang tuanya yang memiliki saham terbanyak disekolah membuatnya bisa mendapatkan gelar itu. Cewek Badas anti menye-menye itu juga memiliki banyak pendukung dibelakangnya yang membuatnya semakin berkuasa.

"SEPATU GUE ITU MAHAL! LO TAU GAK? gaji orang tua lo aja ga mampu buat beli" Teriak Ica marah didepan siswi yang sekarang menunduk takut.

Murid-murid yang berada di kantin pun kini terfokuskan oleh teriakan Quen sekolah itu. Siapa yang berani mengusik ketenangannya si tuan putri?. Kini bisikan-bisikan mulai terdengar dari berbagai arah. Ada yang merasa senang melihat perdebatan itu dan ada juga yang merasa sedih melihat nasib dari siswi itu. Beberapa murid juga ada yang mem video untuk di unggah di akun lambe turah sekolah.

"M-maf kak, a-aku ga sengaja" ucapnya terbata-bata.

Bagaimana si Quen itu tidak marah? Jika sepatu kesayangannya kini lecet akibat gesekan bawaan benda yang terjatuh dari siswi kelas bawah itu. Terlebih rasa sakit pada kakinya membuatnya semakin marah.

"Ga sengaja MATAMU" ucapnya menendang benda itu hingga terlempar jauh lalu berlalu pergi diikuti oleh ketiga temannya dibelakang.
 
Kepergian si Quen dan juga teman-temannya membuat para murid lain yang masih berada dikantin lebih berani berbicara mengenai si siswi kelas bawah itu.

'iuh, berani banget yaaa ngusik si tuan putri'

'gue kalo jadi dia mending pindah sekolah sih'

'ckk, sampah aja belagu'

'gue tetep dukung si Quen sekolah sih karena dia Badas jadi gue suka deh'

'iyaa, gue juga ga suka sama siswi kelas bawah itu menye-menye banget'

Kurang lebih seperti itulah bisikan-bisikan yang membuat siswi kelas bawah itu meremas ujung baju seragamnya, lalu berdiri meninggalkan kantin itu dengan cemooh yang masih saja didengarnya.

°°°°°°°

Dimeja paling ujung kantin terlihat empat cowok yang sekarang sedang asik mengobrol entah hal apapun. Diatas mejanya juga terdapat banyak makanan dan juga cemilan yang berserakan serta beberapa minuman.

"Upil tayo gede banget haha" ejek cowok berpipi tembem dengan nametag Reyhan wijaya kepada cowok yang sekarang sedang asik mengupil dengan lihainya.

"Bangsat, nih buat Lo" ucapnya tak terima lalu melemparkannya dengan tepat sasaran yang membuat Reyhan mengusap-usap wajahnya dengan kasar.

"Lagian Lo keknya sering banget ngupil Tay" sela cowok ber nametag Dero Erlangga yang sekarang sedang meminum jus jeruk itu sambil menatap perdebatan keduanya.

"Tay tay apaan anjirr, nama gue Tio bukan tay" ucap Tio tak terima, enak saja nama yang diberikan oleh kedua orang tua nya diganti-ganti seenak jidat, padahal namanya sudah bagus Tio Garendra kenapa teman luckut nya ini sering kali memanggil tayo??.

Ketiga temannya kini tertawa mendengarnya.

"Yaudah sih cuma kita doang ini" ucap cowok yang sedari tadi hanya mengamati.

"Tuh dengerin tuh ucapan Prince sekolah kita iya ga? Haha" timpal Dero.

"Najis" ucap cowok yang disebut Prince itu.

Yaa, cowok dengan nametag Nicholson Geovandra Radja, cowok dengan tubuh profesional yang memiliki paras wajah diatas rata-rata seperti dewa Yunani itu mendapatkan gelar King sekolah karena memang Nic itu berada di kasta tertinggi sama seperti Quen sekolah.

Dan teman-temannya juga tak kalah tampannya dengan si pangeran sekolah itu, walaupun tak bisa dipungkiri dari keempatnya Nic lah yang paling tampan bahkan bisa dijuluki cowok tertampan disekolahnya. Ketiga temannya juga bukanlah dari keluarga kalangan biasa, bisa dibilang kedua orang tua mereka juga termasuk dalam jajaran pemilik saham donatur yang berpengaruh, yaa walaupun kedua orang tua Nic jauh lebih berpengaruh dari kedua orang tua mereka.

Sedang asik mengobrol terdengar teriakan dari arah sampingnya yang membuat keempat cowok itu mengalihkan fokusnya menjadi mencari sumber suara itu.

Mereka berempat hanya mengamati tanpa sedikitpun mencampuri urusan itu.

"Gila, berani banget bikin pacar gue marah" ucap Tio dengan mendramatis.

"Ngaku-ngaku si anying" ucap Reyhan menampar pipi Tio.

"Dih, ga usah nampar juga bangsat!"

"Lagian Lo siapa? Ngaku-ngaku" tampar Dero ke pipi Tio di sebelahnya.

"Lo semua ada masalah apa sih sama gue?" Tanya Tio tak terima dirinya ditampar dikedua pipinya, bisa lecet ntar terlebih jika kadar ketampanannya berkurang bagaimana? Bisa susah dirinya menggoda siswi-siswi sekolah.

"Ga ada" ucap kompak keduanya dengan tampang tak berdosanya.

"Nic, Lo ga kasihan sama temen kesayangan Lo ini?" Ucap Tio menatap harap kepada Nic berharap dia akan berpihak kepadanya.

"Emang Lo temen gue?" Ucap Nic dengan alis yang terangkat.

Sedangkan Reyhan dan Dero kini bertos ria lalu tertawa bersama melihat Tio yang ternistakan.

°°°°°°°

Diruangan khusus sekolah yang di digunakan sebagai basecamp si Quen sekolah dan ketiga temannya. Ruangan yang berisi dua sofa panjang yang saling berhadapan dengan meja ditengah-tengahnya. Terdapat kulkas yang juga berada disudut ruangan dengan satu tv dinding yang berukuran sedikit besar itu tak lupa AC yang menambah kesan nyaman didalamnya.

Ruangan yang memang khusus dimiliki oleh si Quen sekolah terlebih kedua orang tuanya yang juga memiliki saham donatur terbesar disekolahnya itu membuatnya mendapatkan hak khusus seperti ini yang orang lain tidak akan mendapatkan nya.

"Gila kenapa disekolah ini semakin banyak dipenuhi oleh sampah?" Tanya Ica dengan raut wajah kesal.

"Gue juga heran kenapa sekolah membuka jalur beasiswa itu" ucap cewek berambut pendek yang ber nametag Rita Mesyani.

"Sepatu Lo gimana ca?" Tanya cewek berambut panjang gelombang yang ber nametag Anggun Bagaskara.

"Mau gue buang" jawabnya melepaskan sepatunya lalu melemparkannya ke sembarang arah.

"Sayang banget ca" sedih cewe ber nametag Kinara Hellenry, cewek berkaca mata dengan rambut yang dikucir kuda itu tak membuat cantiknya berkurang,

"Lo mau?" Tanya Ica menawarkan.

"Engga, gue juga bisa beli minta bokap" jawab Kinara.

"Lah trus tadi?" Tanya Anggun.

"Eheh, kan sayang kalo buang mending jual dapet duit kan kita" ucap Kinara polos.

Sedangkan ketiga temannya kini menepuk jidatnya masing-masing, sudah tidak kaget lagi bagi mereka memang jika diantara keempatnya hanya Kinara lah yang paling lemot dan juga sering kali memberikan saran diluar dugaannya.

"Gue udah ngabarin Max untuk membawa sepatu yang baru kesini" jelas Ica.

Jika kalian tanya siapa Max itu? Jawabannya Max adalah pengawal pribadi Ica yang ditugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga serta menuruti semua perintah anaknya itu.

Ketiga temannya hanya ber oh ria mendengar ucapan Ica lalu kembali melanjutkan acara makan siang yang sempat tertunda.

••••••••

Prince Charming Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz