BAB LIMA

5.7K 1K 80
                                    

Juju berjalan masuk ke dalam apartemen Alastair yang selama tiga tahun menjadi tempat tinggalnya. Rumahnya, bukan rumahku. Juju menatap setiap ruangan dengan perasaan asing dan berjalan ke kamar tidur utama yang digunakan dirinya dan Alastair selama ini.

"Bodoh," Juju berbisik kepada dirinya sendiri ketika ia menyadari kalau selama ini ia tidak memiliki peraturan dalam hubungannya dengan Alastair. "Apa yang sebenarnya aku lakukan dengan Alastair?" tanyanya kepada ruangan kosong dihadapannya.

Ia tahu apa yang ia harus lakukan sekarang dan hal pertama yang harus ia selesaikan adalah hubungannya dengan Alastair. Juju berjalan ke dalam walking closet milik Alastair tapi setengah dari ruangan itu berisi barang-barangnya. Ia menyipitkan matanya—ini semua salah. Juju tidak seharusnya menjadi bagian dari hidup Alastair selama ini.

Juju lalu berjalan menuju tempat ia menaruh berbagai macam sweater karena ia membenci udara dingin dan mengeluarkan semua isinya ke lantai. Juju mengingat tempat ia menyimpan cincin itu. Seharusnya ada di dalam tumpukan baju hangatnya dan ia benar. Ketika ia telah mengeluarkan semua baju hangatnya, ia menemukan kotak kecil berwarna merah tua itu duduk dibawah lemari dan ia mendesah. Seharusnya ia mengembalikan cincin ini kepada Alastair tiga tahun yang lalu.

Ia mengambil kotak itu keluar dan membuka isinya. Cincin berlian princess cut lima karat dengan pinggiran berlian kecil-kecil dihadapannya bukan miliknya. Juju tahu kalau sekarang waktunya ia mengembalikan cincin itu.

Juju sekarang berjalan keluar dari kamar tidur yang ia tempati bersama dengan Alastair membawa kotak cincin yang bukan miliknya itu keluar. Tiga tahun yang lalu Alastair seharusnya memberikan cincin yang dipegangnya kepada Leila. Tapi Leila pergi dan meninggalkan Alastair sehingga pria itu tidak pernah memiliki kesempatan untuk memberikannya.

Tiga tahun yang lalu Juju melihat pria itu membuang cincin itu ke tempat sampah dan pada mulanya ia hanya ingin mengembalikan cincin pria itu. Juju tidak pernah menyangka ia berakhir di tempat tidur pria itu dan ia melupakan apa yang seharusnya ia lakukan—mengembalikan cincin yang dibuang Alastair Hanan Rishad.

Juju melihat jam tangannya dan mulai menggigit jari-jarinya dengan gugup. Seharusnya Alastair tidak lama lagi akan pulang mengingat jadwalnya hari ini. "Bodoh, Juju, kamu mengingat jadwal pria itu. Tidak seharusnya kamu mengingat jadwal FWB-mu, bukan?" Juju bertanya kepada dirinya sendiri. Ia merasa begitu bodoh dan konyol mengingat apa saja yang ia lakukan dengan Alastair selama tiga tahun terakhir. Tanpa peraturan. Tanpa batasan.

"God, Juju, you're just so stupid," katanya memarahi diri sendiri.

Juju tidak bisa duduk ataupun diam, ia memainkan jari-jarinya dan memegang erat tempat cincin yang ia akan kembalikan malam ini. Ketika ia mendengar pintu terbuka, jantungnya berdegup dengan kencang dan ia menarik napasnya dalam-dalam sebelum mengembuskannya. Juju memutuskan ia perlu duduk dan mengambil tempat duduk di salah satu kursi meja makan. Di sudut pandangannya ia bisa melihat Alastair berjalan ke arahnya dan pria itu sedang memperbaiki letak kacamata yang ia pakai.

"Hei," kata Alastair kepadanya.

"Hei, Als."

"How's your day? Kemarin jadi tidur dimana? Semalam aku telepon kamu tapi kamu tidak angkat." tanya Alastair kepadanya.

Juju mendengar pertanyaan pria itu tapi ia memutuskan untuk tidak menjawabnya, dan ia mengalihkan topik pembicaraan, "Aku perlu berbicara denganmu, Als."

Alastair tengah sibuk mengambil segelas air dan meminumnya ketika mendengar kata-kata Juju. Ia sekarang berjalan dengan segelas airnya menuju meja makan dimana Juju tengah menduduki salah satu kursinya dan bertanya ketika wanita itu mendongak menatapnya, "Sure, apa kamu perlu bantuan aku lagi dengan jurnal kedokteranmu? Kamu belum menyelesaikannya? Aku bisa membacanya lagi untukmu—"

Ode to the Stars | Makna #05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang