Melody's Trip

2.1K 146 19
                                    

"Mereka akan baik – baik saja, semuanya orang top, ingat ?" kata Liana sembari menepuk bahu Melody. Melody mengangguk dengan pasrah.

Melody duduk di kursi berlengan sementara Hermione mencari – cari sesuatu di dalam tas kecilnya. "Bagaimana musim panasmu ?" tanya Liana, duduk di depan Melody. Melody mengedikkan bahunya, "biasa saja. Tidak ada yang aneh atau mengejutkan kecuali..." saat mengingatnya, dengan perlahan, wajah gadis itu memerah.

"Apa yang terjadi ?" tanya Liana lagi, Fleur ikut duduk di depannya, memandang Melody dengan tertarik. Karena tak berani bicara, Melody mengeluarkan sepucuk surat dari dompet kalungnya lalu memberikannya pada Liana. Liana dan Fleur membaca bersama, Hermione di belakang mereka membaca dari jauh.

"Oh ya ampun!" jerit Hermione bahagia, "itu manis sekali, kau harus menerimanya," kata Fleur. "Bu-bukan begitu, masalahnya, kurasa, aku dan dia benar – benar tak akan bertemu dalam waktu dekat jadi..." kata Melody, wajahnya sudah merah padam. "Kau juga menyukai Niall, kan ?" kata Liana. Dia terlihat biasa saja, dengan anggun dia melipat kembali surat itu lalu mengembalikannya pada Melody.

"Tapi aku senang, sudah lama sekali aku menyuruhnya mengatakan hal itu padamu. Tapi, sepertinya, ada seseorang yang membuat dia akhirnya berani. Padahal, kukira kalian benar – benar tak bicara lagi setelah masalah tahun lalu, syukur deh," kata Liana. "Aku hanya takut mengecewakannya, itu saja," kata Melody. "Tak akan, dia anak laki – laki. Dan kurasa, dia akan menunggu sambil memberontak dari dalam." Kata Hermione santai.

"Lihat saja Ginny, dia bilang dia akan menunggu Harry sampai semua masalah ini selesai," lanjut Hermione. "Ginny bilang begitu ?" tanya Melody, di luar sudah sangat gelap. Hermione dan Liana mengangguk, "nah sekarang, bukan itu masalahnya. Kita harus segera menyamar jadi kau." Kata Hermione.

Dia telah mengeluarkan sebuah botol polijus dan sekarung pakaian. "Kalian bicarakan apa sih ? Kenapa harus menunggu, kalian akan bertemu tahun ajaran baru, kan ?" kata Fleur. Melody, Liana, dan Hermione menatapnya. "Hanya ungkapan, jangan dipikirkan." Kata Liana. Fleur mengangguk dengan sedikit bingung.

Melody mencabut dua helai rambutnya lalu memberikannya pada Hermione. Saat rambutnya masuk ke dalam botol, air itu berubah menjadi biru, seperti air laut. "Warna yang bagus, tidak seperti warna kucing," komentar Hermione. Melody tertawa, tentu saja dia tahu maksudnya, Hermione pernah meminum ramuan polijus dengan sari bulu kucing, alih – alih rambut seorang anak slytherin.

Hermione, Liana, dan Fleur pun meminum ramuan itu setelah Hermione menuangkannya pada gelas milik bibi Petunia. Fleur hanya memendek beberapa senti, sedangkan Hermione dan Liana bertahan pada tinggi mereka. "Wow, aku tak pernah tahu rasanya punya kembaran dan sekarang... tiga sekaligus!" kata Melody senang.

"Kami tidak mendapat luka – lukamu," kata Liana ( Melody tahu dari bajunya ), Melody tersenyum. "Tentu saja, kalian juga tak mendapat kekuatanku. Pakai perban saja, memalsukan, bukan ?" katanya. "Untung aku sudah antisipasi, Mad-Eye bilang, kita harus sering – sering was was belakangan ini." Kata Hermione.

Dia membuka karung itu lalu mengeluarkan empat setel pakaian bepergian dari dalamnya. Hermione juga mengeluarkan sebuah kotak, dia duduk bersila di lantai, mengabaikan sofa di belakangnya lalu membuka kotak itu. Sedikit ganjil bagi Melody saat melihat orang yang mirip sekali dengannya, sangat cakap saat memerbani dirinya sendiri dengan wajah serius. Melody versi pintar, kedengaran dan kelihatannya keren juga.

Hermione pun memasang perban pada Liana dan Fleur, sama persis dengan perban – perban di tubuh Melody. "Boleh aku juga ganti perban ? aku belum ganti sejak kemarin," kata Melody saat Liana mengecek perbannya. "Tentu saja, kau harus sering – sering menggantinya, kalau infeksi bagaimana ? kita belum menemukan obatnya." Kata Hermione.

Melody Potter and the Deathly HallowsWhere stories live. Discover now