Dia Tidak Mengenaliku?

78 13 2
                                    

Konser debut Wang Yibo benar-benar meriah, penonton terlihat begitu menikmati acara yang disajikan, ah kecuali remaja laki-laki di ujung sana yang terlihat begitu kacau. Mulutnya sedari tadi komat kamit seperti sedang membaca mantra yang entah apa, tapi percayalah suasana hatinya benar-benar kacau.

"Hidupku benar-benar berantakan sekarang, Ah kenapa dia harus muncul saat ini sih, perasaan delapan belas kehidupan aku sangat yakin dia tidak akan muncul sampai setidaknya diriku berusia 22 tahun minimal, atau hanya saja semua itu kebetulan yang tak berarti?"

Remaja itu mendesah pasrah, entah sudah berapa ratus kemungkinan yang sudah dia pikirkan, namun tak pernah terlintas kemungkinan baik yang akan terjadi jika dirinya dan pria yang saat ini menari di depan sana itu bertemu nantinya.

Meriahnya konser siang hari ini bahkan tak mampu membuat remaja itu menikmati acara, Xiao Zhan benar-benar keluar dari zonanya saat ini.

"Aaaah kehidupanku yang damai, aman, nyaman dan tentram berakhir sudah," racaunya, ia bahkan tak peduli dengan kakaknya yang heboh sedari tadi.

Salahkan saja kakaknya yang membawanya kemari, dia benar-benar mendapat nasib buruk dengan mengikuti perintah kakaknya untuk menemani menonton konser, ingatkan Xiao Zhan untuk menolak segala ajakan dan perintah Lusi nanti.

Sepuluh menit, dua puluh menit, empat puluh menit, dua jam berlalu sangat lambat bagi Xiao Zhan yang gundah gulana merana meratapi nasib sepanjang acara, akhirnya setelah penantian panjangnya acara ini berakhir sudah, dirinya harus segera pulang dan melanjutkan meratapi nasib di kamarnya ditemani boneka kelinci kesayangannya.

Setidaknya itulah yang Xiao Zhan pikirkan, tapi tidak sampai kakaknya menyeretnya ke belakang panggung, entah apa yang akan dilakukan Lusi kali ini, sungguh Xiao Zhan tak mengerti.

Ingin Xiao Zhan mengumpati kakaknya yang saat ini menyeret tangannya tanpa perasaan, uuuh jika saja Xiao Zhan tak mengingat bahwa perempuan yang menyeretnya ini adalah kakaknya sudah pasti dirinya akan mengamuk saat ini.

"Jie, kita mau kemana? Tidak bisakah kau pelan-pelan saja?"

"Diamlah, Zhan. Kau cukup diam dan ikuti saja, aku akan membawamu ke tempat temanku."

Ingatkan Xiao Zhan untuk menambah stok kesabarannya saat bersama Lusi, sungguh teman mana yang akan ditemui di belakang panggung? Staff? Atau mungkin? Tidak, Xiao Zhan tak ingin memikirkan kemungkinan paling terburuk itu.

"Yibo, kau sungguh luar biasa. Aku bahkan tak berhenti berteriak penuh kehebohan saat melihatmu tadi,"

Kenapa takdir begitu kejam padanya? Semua kemungkinan terburuk yang bersarang di pikirannya malah terjadi, lihat saja kakaknya ini tanpa memperdulikan ekspresinya yang uuh tidak enak dipandang malah langsung masuk ke salah satu ruangan dan menyapa eemm temannya.

"Yak, Lusi. Aku membiarkanmu masuk kesini tapi kenapa kau membawa orang lain? Aku kan sudah bilang ..."

Sumpah demi apapun, Xiao Zhan bahkan tak mendengarkan apapun yang diucapkan laki-laki berwajah garang itu dan bagaimana kakaknya menanggapi keluhannya, fokusnya saat ini adalah pada laki-laki yang duduk diam di kursi menikmati perdebatan dua orang disana.

Laki-laki itu masih sama seperti delapan belas kehidupan yang lalu, wajah itu, tubuh itu dan suara itu masih sama seperti yang lalu. Xiao Zhan membeku sesaat sebelum suara yang em mungkin dirindukannya itu menyapa gendang telinganya.

"Ji Li, Lusi kenapa kalian meributkan masalah sepele? Dan siapa dia? Kenapa kau membawanya kemari?"

"Eh?"

Ucapan spontanitas itu mengejutkan tiga manusia lain yang tiba-tiba melihat ke arahnya, dirinya tak salah mendengar bukan?

Baru saja Wang Yibo bertanya siapa dirinya? Xiao Zhan tidak salah dengar bukan? Jika dalam situasi normal maka dia tak akan sekaget ini, Wang Yibo yang seorang idol jelas tak akan mengenalnya, tapi ini? Wang Yibo adalah pasangan takdirnya selama delapan belas kehidupan, bagaimana bisa dia melupakannya?

Muka konyol Xiao Zhan membuat Lusi tertawa sebentar, sebelum mengenalkan adiknya pada dua temannya.

"Xiao Zhan, adikku."

Wang Yibo dan Ji Li hanya mengangguk pertanda paham akan penjelasan Lusi, sementara Xiao Zhan masih berperang dengan hatinya.

"Zhanzhan, kau kenapa?"

Mengabaikan pertanyaan Lusi, Xiao Zhan berjalan ke arah kakaknya itu lalu berbisik dengan nada yang sangat pelan sekali.

"Jie, kau mengenalnya?"

Lusi hanya mengangguk dan hal ini membuat Xiao Zhan lebih frustasi dibanding beberapa waktu yang lalu.

"Mereka teman satu kampus," ucapnya.

"Bagaimana bisa aku tidak tau?"

Sumpah demi apapun, jika Wang Yibo adalah teman kakaknya sejak enam tahun yang lalu, mengapa dia tidak tau apapun?

Lusi hanya tertawa mendengar pertanyaan konyol Xiao Zhan, membuat remaja itu merengut kesal.

"Bagaimana bisa kau tau, jika dirimu saja selalu mengurung diri bersama dramamu itu," ucapnya dengan nada kesal di akhir.

Sial, sungguh semua ini diluar prediksi Xiao Zhan, ia pikir dirinya sudah mengenal semua teman kakaknya tapi ternyata ada dua mahkluk paling dihindarinya yang bersembunyi, bahkan Xiao Zhan mengabaikan ejekan Lusi tentang kebiasaannya, biarkan saja toh Wang Yibo tak mengenalnya bukan?

Xiao Zhan hanya menyimak saja pembicaraan kakaknya dan teman-temannya ini, bahkan dirinya tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Mengenai Wang Yibo yang tak mengenalinya, sungguh Xiao Zhan masih merasa sedikit tidak dirinya merasa sangat terkejut dan tidak percaya ini bisa terjadi. Lihatlah, laki-laki itu diam saja memandangnya pun tidak.

Padahal, dulu selama delapan belas kehidupannya Wang Yibo lah yang selalu menyapanya terlebih dahulu, bahkan jika dirinya menghindar laki-laki itu yang akan berusaha mendekatinya, namun sekarang? Apakah ini karma karena dari dulu dia yang dikejar? Atau ini anugerah atas jawaban doanya selama ini?

Mengesampingkan kemungkinan pertama, Xiao Zhan jelas memilih kemungkinan kedua, ya anggap saja Wang Yibo yang tak mengenalinya adalah anugerah dan Xiao Zhan harus bisa memanfaatkannya.

Lupakan masalah pasangan takdir, lupakan masalah delapan belas kehidupan bersama dan lupakan tentang cinta yang pernah ada di antara mereka. Setidaknya inilah yang terbaik menurutnya.

Jika saja Xiao Zhan ingin mengejar Wang Yibo agar mengingatnya kembali mungkin semua ini akan berbeda nantinya, tapi tidak, sumpah demi apapun Xiao Zhan ingin sekali mengakhiri rantai pasangan takdir ini.

Egois? Ya, dirinya memang egois saat ini. Tapi biarlah Xiao Zhan merasakan kebahagiaan menurut versinya sendiri. Jika menurutnya menjauh dari Wang Yibo adalah kebahagiaan mengapa tidak? Toh Wang Yibo tak mengenalinya bukan? Dia tidak salah bukan? Iya, Xiao Zhan yakin dirinya seratus persen tidak salah.

"Zhan, ayo pulang. Hari ini kau ikutlah denganku, kita adakan pesta untuk merayakan hari debut Wang Yibo," ucap Lusi membangunkan Xiao Zhan dari segala macam lamunannya.

"Aku? Bagaimana mungkin?"

Tenggelamkan saja Xiao Zhan ke sungai gangga, saat dirinya ingin menjauh dari Wang Yibo namun mengapa kakaknya ini malah memintanya ikut berpesta, selain itu Wang Yibo adalah tujuan pesta kali ini. Siapapun tolong bawa Xiao Zhan menjauh dari sini.

TBC

Membosankan? Mungkin, tapi nikmatilah selagi Xiao Zhan merasa gundah gulana galau merana meratapi nasib :)

Selamat membaca untuk kalian semua.
Berikan vote dan komentar jika kalian menyukai cerita ini.

Salam dari Haruka ♡.

Just Because Fated Pair (YiZhan)Where stories live. Discover now