HUJAN

577 91 15
                                    

𝗔𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿𝗣𝗼𝘃

Menuruni tangga tepat di jam 2 pagi, biu melangkah pelan. Tangannya memegang nampan yang di atasnya berisi piring kosong dan satu gelas kosong. Sebenarnya dirinya sangat mengantuk mungkin karena efek dari obat dokter.

Baju piyama berlengan pendek, celana panjang, dan berwarna abu-abu itu sangat indah di tubuhnya.

Biu menaruh piring kotor di wastafel lalu mencuci piring, gelas, dan nampan bekasnya tadi sambil Sesekali Biu menguap lebar seraya mengucek matanya. Setelah sekian kali mengucek mata, Biu merasakan perih di mata, Ya  itu karena sabun cuci piring yang melekat di tangan.

" Aduh... " Biu meletakkan piring itu segera lalu mencuci tangannya sampai bersih, kemudian kembali mengucek matanya karena masih merasakan perih. Wah perihnya tidak kunjung mereda, dan biu pun membasahi wajah serta matanya, hingga baju bagian depan basah dan rambutnya yang menutupi kening pun basah. " Ya Tuhan perih sekali. "   Lirih Biu dengan nada kecil.

" Hei. Biu. "  Itu adalah mama Prapaya. " Kenapa ada di sini? Kamu turun sendiri? "  Biu menoleh dengan mata yang satu terpejam dan satunya terbuka tapi menyipit dan sesekali biu masih mengucek nya.  " Kenapa?" Mama prapaya menatap lekat. " Mata kamu kenapa? "

" Perih karena sabun ma. "

" Kamu nyuci piring?."    Tanya mama prapaya seraya melihat piring di wastafel. " Kenapa kamu mengerjakan itu, itu bukan kerjaan kamu."

" Ini piring kotor aku tadi malam ma, aku turun untuk minum dan sekalian membersihkannya."

" Kaki mu belum sepenuhnya pulih, sekarang baju mu basah, rambut mu juga berantakan. "  Mama prapaya mendekat lalu menepikan rambut biu yang menutupi kening. " Tunggu dulu, "  Mama prapaya mundur sedikit lalu menoleh kebawah dan keningnya pun mengerut. " Biu, kain pembalut luka mu juga sepertinya basah."  Kata Mama prapaya dan langsung memegang lengan Biu. " Sekarang duduk dulu'! " Pinta mama prapaya dan langsung membantu Biu berjalan pelan dan mendudukkan Biu di kursi makan.

~di tempat lain~

    Bible menutup laptopnya seraya membuka kaca mata lalu memijit keningnya sebelum berdiri dan berjalan keluar kamar.

Setelah Bible sampai di lantai bawah Bible langsung berjalan ke arah dapur. Saat dalam perjalanan ke dapur Bible mendengar suara sang mama. Mencoba melangkah cepat dengan perasaan yang penasaran.

" Ma. " 

Panggil bible, mama prapaya menoleh ke arahnya, Bible dapat melihat Biu tengah duduk di kursi dengan keadaan terlihat sedikit kacau. Bible mendekat lalu sedikit mengerutkan kening. " Nangis? "

" Bukan. "  Biu mendongakkan kepalanya kemudian menggeleng cepat.

Bible tersenyum tipis saat melihat ekspresi Biu, Mata merah dan hidung merah.

" Mata Biu perih karena sabun cuci piring di tangannya. "   Mama prapaya sedikit memberitahu Bible sembari mengibaskan tangannya tepat di wajah Biu. " Biu, kalau perlu sesuatu kasih tahu Bible, Kan kamarnya tidak jauh. Cukup ketuk pintu kamarnya saja'! Gimana jika kamu bekerja besok kalau di rumah saja kamu tidak bisa untuk menjaga luka di kaki mu. "

" Bisa ma. "  Biu kembali mendongakkan wajahnya menatap mama prapaya.
     " Tadi kan ....... mata ku sakit karena sabun ma,  Besok-besok apapun yang aku lakukan, aku akan lebih hati-hati. "  Sambung Biu sembari memegang lengan baju mama prapaya. "Mama tidak perlu memikirkan apapun, jangan khawatir."  Tambah nya.

" Sekarang kaki kamu basah, mama bantu ganti kainnya ya."

" Aku bisa ma, aku akan menggantinya nanti."

Brother or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang