CHAPTER 6.

1.9K 307 10
                                    

Keesokan paginya arzhel berangkat sekolah namun hari ini tidak bersemangat seperti biasanya, matanya masih sebam karena menangis semalaman dan senyum diwajahnya juga hilang. Bunda arzhel tentu mengerti apa yang arzhel pikirkan saat ini maka dari itu pagi ini bunda arzhel memasak nasi goreng kesukaan anak semata wayangnya itu, namun tak seperti ekspektasi arzhel hanya memakan nasi goreng 4 suap setelah itu menyuruh ayahnya untuk segera mengantarkan ke tk tempat arzhel bersekolah, biasanya arzhel akan memakan nasi goreng dengan sangat lahap bahkan sering kali minta tambah.

"Itu wajahnya senyum dong, minggu terakhir disini jangan sedih arzhel kamu malah harus buat banyak kenangan agar nanti dapat kamu ingat ketika sudah berpindah kesana" Itu perkataan bundanya yang arzhel ingat sebelum berangkat sekolah, kenangan apa kira kira yang akan arzhel lakukan agar dapat membuat teman temannya tetap ingat akan keberadaan dirinya.

Arzhel telah sampai di sekolah dan segera masuk ke dalam kelas disana sudah ada nevan,zion dan hendry. Arzhel akan merindukan teman teman kecilnya karena meskipun mereka suka sekali menempeli arzhel kemanapun tapi mereka merupakan orang terdepan yang akan membela arzhel, walaupun jika arzhel yang melakukan kesalahan. Arzhel melangkah dengan senyum merekah dan dibalas oleh ketiga sahabatnya.

"lochhhhh mata aljhel kenapa???" Hendry yang tadinya duduk di belakang arzhel langsung berdiri di sampingnya, lalu menangkup kedua pipi dan memperhatikan mata arzhel yang nampak berbeda, Hendry langsung menyadari karena mata arzhel yang biasanya penuh bintang hari ini ntah kenapa meredup.

"Ndak papa, tadi malem ayah bunda begadang nonton moomin sama aljhel" Tiba tiba nevan dan zion ikut mengerubungi arzhel dan ikut melihat keadaan arzhel.

"Noo, aljhel bohonggg matanya besal telus hidung melah, aljhel menangis?" Arzhel melebarkan matanya dan menatap ke arah zion yang menebaknya dengan tepat bagaimana caranya zion bisa sepeka itu, nevan pun bahkan ikut cemberut.

"Kenapa bohong?" Arzhel menundukkan kepalanya karena malu ketahuan berbohong, dia tidak ingin memberi tau tentang kepindahan dalam waktu dekat ini. Jika arzhel mengatakan sekarang dia takut jika nantinya makin bersedih karena teman temannya yang akan ikut sedih.

"Maluuuuu" Arzhel menutup mukanya menggunakan kedua tangan miliknya  binggung alasan apa yang akan dia berikan tetapi, untunglah ibu guru datang sedikit lebih cepat jadi mereka tidak akan menanyakan lebih lanjut untuk sekarang.

/////////

"ALJHEL LAGI APAH????" arzhel kini seperti biasa menunggu di jemput oleh bundanya, tapi kali ini bukan bersama zion melainkan Hendry. Hari ini ntah kenapa zion lebih awal di jemput bukannya senang wajahnya malah cemberut karena daddynya lebih cepat datang dari waktu biasanya.

"Hmm?? Ndak apa apa, hendly kalo misalnya kasih kado kenang kenangan yang bagus apa?"arzhel sudah menyerah, dia bahkan sempat di tegur ibu guru karena melamun. Arzhel sepanjang hari ini tidak terlalu fokus karena memikirkan hal apa yang akan dia berikan kepada teman temanya.

"Hmmmm kalo aku sih gambal" Arzhel mengerutkan keningnya dan berpikir, memang gambar seperti apa.

"Gambal? Untuk apa?" Hendry membuka tas miliknya dan mengeluarkan lipatan kertas yang ketika di buka berisikan gambar dua orang dan satu anak kecil.

"Ini gambal papi , papi seling pelgi jauh sekali, tapi papi gambalkan ini agal lindu hilang" Arzhel mulai berpikir untuk membuat gambar, walaupun dirinya tidak profesional dalam mengambarkan setidaknya didalam kelas gambar arzhel paling terlihat bagus dan rapi sejauh ini.

"Hendly telima kasih idenya" Arzhel memeluk Hendry, hal itu tentunya membuat hendry terkejut namun dia sangat senang karena arzhel berinisiatif memeluk dirinya terlebih dahulu. Besok hendry akan memberi tau kedua temannya jika arzhel memeluknya terlebih dahulu, hendry sangat ingin melihat wajahnya kedua temannya yang iri hal itu merupakan kepuasan tersendiri bagi hendry, anak satu ini memang terkenal paling jail dikelas.

"Eh bunda sama mami hendly udah jemput" Perkataan arzhel membuat bayangan hendry melebur digantikan oleh wajah maminya yang kini tepat berada di depan wajahnya.

"Ayo pulang, maaf ya mami telat" Hendry mengangguk lalu meraih tangan maminya sambil melambaikan tangan kearah arzhel, arzhel ikut melambaikan tangan dan tersenyum.

"Bunda, habis ini belikan arljhel clayon dan buku gambal" Bunda arzhel jongkok didepan arzhel.

"Untuk apa?" Arzhel membisikan sesuatu di kuping bundanya, dan dibalas anggukan.

"Yasudah, ayo kita belanja" Arzhel melompat senang sambil tersenyum riang, bunda arzhel sedikit lega setidaknya arzhel tidak sesedih kemaren dan lebih menerima untuk pindah ke luar negeri.

TBC.

Monggo yang mau bertanya 🤭.

https://tellonym.me/skdid31

A Litte Friend [ Renjun Harem ]Where stories live. Discover now