6. Ujian

24 6 0
                                    

"Allah jika mencintai hambanya akan diberikan ujian dalam segala hal, bukan untuk menyakiti tetapi, Allah lebih mengetahui kemampuan hambanya dan seberapa kuat berada di jalannya."


Keesokan harinya.

Matahari cerah berada di kumpulan awan-awan yang berbagai bentuk diciptakan oleh Allah Swt.

"Eshal, semoga nanti sadar, jika sudah sadar kita harus mengatakan yang sejujurnya kepadanya soal kondisinya agar dia mengetahui kelemahan yang dia punya sekarang," kata Faizah menjelaskan kepada Azalia.

Akhirnya mereka sepakat untuk seperti itu.

Saat mereka mengobrol berdua tiba-tiba dari luar mendengar alat yang dipakai di tubuh Eshal berbunyi.

Segera mereka masuk dan panik, tetapi saat melihat jari tangan Eshal yang mulai perlahan bergerak, akhirnya Azalia keluar dan memanggil dokter.

"Jika seperti itu mungkin tanda-tanda dia akan sadar tetapi, kalian harus ingat bahwa teman kalian akan ada keadaan yang sudah saya jelaskan kemarin," ujar dokter memberikan  pesan kepada mereka berdua.

Faizah dan Azalia mendengar itu langsung berpelukan dan tersenyum, mereka mengetahui bahwa Eshal adalah gadis yang kuat.

"Umi, Umi," ucap Eshal, gadis itu berusaha untuk bangun dari komanya dan mereka berdua mendengar suara itu.

"Suara Eshal, apakah dia akan sadar?" tanya Azalia senang, akhirnya mereka berdua menghampiri ranjang Eshal.

"Tenang kawan, kamu dirumah sakit, Umi di Indonesia, kamu ada di sini, Mesir," kata Azalia menjelaskan pelan pelan kepada Eshal, walaupun gadis itu sebenarnya belum membuka matanya.

"Umi, umi," ucap Eshal lagi jari-jarinya mulai banyak yang bergerak, semoga saja ia cepat sadar.

"Ternyata rasanya seperti ini jika melihat orang yang dekat dengan kita dipasangkan oleh alat-alat tajam seperti ini," ujar Faizah, gadis itu mulai bersedih lagi.

Akhirnya mereka berdua pergi ke mushola yang berada di rumah sakit melaksanakan sholat duha dan berdoa.

"Ya Allah semoga Eshal sahabat kami cepat sadar, dan jika sudah sabar berikanlah kami kekuatan ataupun kesabaran jika kondisinya suatu saat nanti membuat kami repot, " gumam Faizah berdoa didalam hatinya.

Saat mereka berdua berdoa, ternyata Eshal mulai membuka kedua matanya tersebut.

Gadis itu heran.

"Mengapa aku berada di sini?" tanya kepada dirinya sendiri dan mengingat apa yang terjadi.

Gadis itu mengingat bahwa ia tertidur kepalanya pusing di kasur.

☕☕☕

Setelah berdoa mereka berdua segera kembali ke ruang Eshal.

"Kalian dari mana?" tanya Eshal pelan, suaranya yang masih lemas dan juga masih memakai alat pernafasan.

Mereka berdua terkejut dan menoleh, "Alhamdulillah," ucap mereka berdua berpelukan dan langsung menghampiri Eshal.

"Kami dari mushola, kamu tidurnya nyenyak banget ya? kamu juga sampai membuat kita khawatir dengan keadaan kamu," ungkap Faizah dengan jujur.

"Aku minta maaf telah membuat kalian khawatir tetapi, tolong lepaskan alat ini dulu dari hidung," kata Eshal, akhirnya Azalia memanggil dokter dan dokter akhirnya mengizinkan melepas pernafasan tersebut dari hidungnya.

"Saya akan persiapkan ruangan untuk Eshal dulu, Eshal adalah gadis yang kuat dan sekarang keadaannya mulai perlahan-lahan stabil," pamit dokter sambil menjelaskan keadaan Eshal saat ini.

Matahari  Dalam Doa Where stories live. Discover now