23. Hasil Autopsi

8 1 0
                                    

"Aku mengetahui bahwa takdir Allah adalah yang terbaik namun, izinkan aku untuk berusaha kuat dan menerima keadaan serta mencari hikmah dalam kehidupan ini."

Syabna Eshal Fakhirah

☕☕☕

Keesokan pagi harinya.

Mereka menaiki mobil ambulance dari rumah sakit untuk menuju ke rumah sakit, Azhar memeluk Eshal melihat istrinya menangis terus semalaman dan tidak bisa tidur alhasil mereka berdua tidak tidur setelah melihat jenazah yang katanya mirip dengan abi dan umi.

"Tenang ya, bismillah ya ustadzah itu hanya mirip saja," ucap Faizah berusaha tersenyum agar sahabatnya itu kuat.

1 jam kemudian.

Jenazah itu dibawa ke ruang jenazah dan antri untuk di autopsi dan menunggu hasilnya.

"Bismillah ya, itu bukan abi dan umi, humairah, Aamiin," ucap Azhar memeluk istrinya dengan erat.

Hatinya sakit seperti disayat oleh beribu pisau bukan pisau tetapi, terkena kobaran api yang bisa menghancurkan ketika melihat wajah istrinya gelisah dan menangis dari kemarin malam.

Azalia dan Faizah mereka juga berpelukan baru saja kemarin mereka kenal dengan kedua orang tua Eshal sekarang harus berhadapan dengan keadaan yang seperti ini.

"Sekarang, kita sholat duha aja yuk sayang berdoa sama Allah meminta yang terbaik ya buat kita kedepannya," ajak Azhar kemudian menggenggam tangan istrinya.

Faizah menatap mereka lalu melirik ke arah sahabatnya dan mengikuti pasangan pasutri untuk melakukan sholat duha juga.

☕☕☕

"Humairah, sini jangan bolak balik sayang, cantiknya aku," ucap Azhar melihat istrinya mondar mandir di depan ruangan.

Mereka telah selesai melaksanakan sholat duha hanya sebentar merasakan tenang namun, Eshal sudah merasa kegelisahan kembali tetapi, kali ini tangisannya sudah berhenti. Namun, tidak dengan pikirannya dihinggapi oleh beribu pertanyaan.

"Ustadzah, tenang ya, ucap astagfirullah," ujar Faizah berdiri menghampiri sahabatnya itu dan memeluknya.

"Astaghfirullah, terima kasih ya sudah mengingatkanku, dan terima kasih sekali lagi kalian masih berada disini mengikuti kemanapun aku pergi walaupun aku sudah memiliki pangeran tampan dalam kehidupan aku," kata Faizah menatap kedua sahabatnya dan suaminya.

"Humairah, ternyata kamu bisa menggodaku dan berkata jika aku tampan disaat pikiranmu masih kalut," gumam Azhar dalam hati tersenyum sangat tipis, ia salting.

Faizah, Eshal dan Azalia menatap wajah Azhar bersamaan ketika tepat Eshal berkata seperti itu dan melihat bahwa Azhar mukanya memerah.

Faizah dan Azalia tertawa dan Eshal tersenyum sedikit melihat pasti Azhar bisa salting juga dibilang tampan seperti itu.

"Sudah hampir mau 2 jam sekarang, bismillah habis ini selesai, dan kita bisa melihat hasilnya bahwa itu bukan abi dan umi," kata Faizah yakin walaupun masih ada keraguan di hati mungilnya itu.

10 menit kemudian.

Tepat 2 jam.

Dokter keluar dan memegang hasil laporannya.

Matahari  Dalam Doa Where stories live. Discover now