6. gatal

1.7K 135 6
                                    

setelah menunggu hampir 20 menit, akhirnya ayah salma datang ke sekolah yang sudah ia bangun dengan kerja keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah menunggu hampir 20 menit, akhirnya ayah salma datang ke sekolah yang sudah ia bangun dengan kerja keras.

rony dan salma segera turun dari mobilnya. mereka menghampiri sang ayah.

"ayah lama, salma kesel"

melihat anak satu-satunya memasang wajah cemberut, ali— ayah salma, merasa gemas dengan kelakuan anaknya. padahal ia sudah memiliki dua anak yang mulai beranjak dewasa, tetapi sifat manjanya tidak pernah hilang.

"maaf ya. jalan agak macet jam segini"

"yaudah, ayo sekarang aja"

"tidak sabaran dan tidak berubah"

mereka bertiga berjalan dengan gagah dan anggun menuju ke ruang kepala sekolah dan guru. para siswa dan siswi menatap mereka dengan kagum dan heran. penuh pertanyaan yang ingin mereka lontarkan.

setelah sampai di ruang kepala sekolah dan guru-guru. ayah ali terlebih dahulu masuk ke dalam, kemudian di susul oleh salma dan juga rony.

"pagi, pak" sapa guru-guru yang melihat atasannya datang ke sekolah.

sama seperti murid yang telah melihatnya dari awal, guru-guru pun bingung. jarang sekali pak ali ini datang ke sekolah jika tidak berkepentingan.

"ada yang ingin saya bicarakan"

keadaan ruangan yang awalnya dingin dan sejuk, kini berubah menjadi sedikit panas. karena pak ali, salma dan rony sedikit mengeluarkan aura yang agak mencekam dan mengintimidasi.

"panggil murid yang bernama diana listianti, putri alora, sri tiani, dan laras permatasari. sekarang."

guru piket segera memanggil keempat anak tersebut menggunakan mic atau speaker yang ada di meja khusus untuk guru piket.

( 。 •̀ ᴗ - ) ✧

"kepada diana listianti, putri alora, sri tiani dan laras permatasari. di mohon untuk ke ruang guru sekarang. saya ulangi——

keempat siswi itu sedikit terkejut. kenapa nama mereka yang di panggil? ada apa?

"kita di panggil kenapa ya?" tanya tia.

"gue gatau, yu kesana" putri berjalan di depan teman-temannya.

setelah sampai di ruang kepala sekolah dan guru-guru. mereka berempat terkejut melihat ada tiga orang asing yang sama sekali tidak mereka kenal. tetapi, tia menyadari dan mengenal satu orang diantara ketiga orang itu. ia kenal dengan yang lelaki lebih muda. karena ayahnya bekerja di tempat lelaki itu.

diam-diam juga tia menyukai paras tampan rony. menurut tia, tidak mungkin rony ini sudah menikah. karena kelihatannya seperti masih muda, mungkin dari umur tia hanya berbeda beberapa tahun. tidak masalah bukan?

salma yang mengetahui gerak-gerik salah satu diantara anak gadis berempat ini, ia curiga salah satu dari mereka menyukai suaminya. pandangan itu tidak pernah bohong. salah satu dari keempat gadis itu menatap kagum pada suaminya.

"kenapa kamu natap suami saya begitu? suka kamu sama suami saya?"

tia yang awalnya tersenyum genit sembari melirik ke arah rony, kini pandangan itu beralih menatap perempuan yang berada di samping rony.

"apaan sih. gatel" dengan beraninya tia mengeluarkan ucapan yang sangat membuat salma emosi.

salma bertanya-tanya, harusnya ia yang mengucapkan kata itu. walaupun salma gatal, tapi kalau ke suaminya, apa salahnya? tapi kalau dia yang gatal, ya berarti bodoh.

"perkenalkan diri kalian dulu." suruh ayah ali.

tia yang mencoba untuk terlihat menarik, ia memperkenalkan terlebih dahulu. "nama aku sri tiani, salam kenal ya om"

tia tidak memperkenankan teman-temannya untuk berkenalan sendiri. "ini temen aku namanya putri alora, kalo yang ini namanya laras permatasari, nah yang ini namanya diana listianti"

"najis"

"salam kenal. saya ali shadam, pemilik sekolah ini. sekaligus orang tua dari perempuan yang kamu sebut gatal, dan mertua dari orang yang kamu tatap sedari tadi."

tia dan teman-temannya terkejut bukan main.

"anjing"

"saya salma hainun aliyyah, istri dari rony alaskara parulian dan ibu dari nabila aliyyah parulian. salam kenal."

semakin terkejut dengan fakta yang ada. mereka berempat sudah panik tak kepalang. ingin melarikan diri, tetapi itu sangat mustahil.

"saya rony alaskara parulian."

"kalian yang bully anak saya?" tanya rony tanpa basa basi.

mereka terdiam. bahkan sekarang sedang menunduk, berbeda dengan awal datang. menatap orang di sekitarnya dengan angkuh, tetapi setelah mendengar fakta yang ada, nyalinya menjadi ciut.

tbc.

pelan pelan pak sopir
kalian ga sabaran banget.. takut

parulian'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang