Awalan baru (4)

738 138 3
                                    

Waktu kembali berlalu dan kini (Y/n) akhirnya berada di sekolah elit Hakuho, bisa dibilang dia sudah berada disini selama 1 tahun, dan ini adalah tahun keduanya. 

Meslki hiduo berjalan dengan baik sebelumnya, semua itu terhenti saat Ichika dan ayahnya kembali. Kehidupan (Y/n) yang awalnya bebas kembali dikekang karena Ichika tidak mau (Y/n) terluka.

Ironisnya wanita gila itulah yang membuat banyak luka pada tubuh (Y/n). Bahkan pagi ini, anak berusia 16 tahun itu merasa nyeri yang luar biasa pada tubuhnya. Semalam, Ichika mengetahui bahwa tubuh (Y/n) yang feminim kini mulai sedikit berotot.

Dia tidak suka itu, ia hanya ingin (Y/n) menajdi boneka cantiknya yang sempurna. Namun jelas sebagai seorang pemuda (Y/n) membenci itu. Alhasil remaja bersurai (h/c) itu kini menggunakan neck turtle dibalik segaram sekolahnya, demi menutupi bekas cekikan Ichika.

Untung seragam sekolah itu berlengan panjang, itu berhasil menutupi lupa yang ada pada lengannya. Wajahnya? Oh tentu tidak tersentuh. Sekalgu lagi (Y/n) ingatkan bahwa Ichika terobsesi pada wajahnya.

"Sialan... sakit sekali," eluh (Y/n) menyandarkan tubuhnya pada dinding di atap sekolah. Dia memiliki banyak alasan untuk tidak pergi ke UKS. Pertama, dia tidak memiliki alasan yang masuk akal, bahkan jika (Y/n) bilang dia habis bertengkar mereka tidak akan percaya. Apalagi dengan luka sebanyak itu.

Kedua, bisa saja malah pihak sekolah menelpon rumahnya. Dan alasan paling utama adalah (Y/n) tidak ingin menghancurkan rencana kaburnya dari rumah. "Sialan...," Tangannya menggenggam pakaiannya dengan erat. 

Sakit, sakit, sakit. Hanya itu yang ada pada pikiran (Y/n). Kehidupan baru sialan, keluarga sialan, Terkutuk kehidupan ini. Nafas (Y/n) memberat saat angin menerpa tubuhnya. 

Apa ini yang pemilik terdahulu tubuh ini rasakan setiap hari? Jujur saja (Y/n) cukup beruntung karenaa saat dia pertama masuk ketubuh ini adalah saat kedua orang gila itu pergi. Tapi sekarang mereka kembali. 

Memeluk lututnya, (Y/n) hanya dapat pasrah mengigit bibir bawah, menahan rasa sakit. Memang luka-luka itu sudah diobati oleh Isao pagi ini. Namun rasa sakitnya tetap ada, Apalagi setiap kali dia bergerak, rasanya seperti luka-luka pada tubuhnya terbuka.

Lelah sekali, (Y/n) ingin tidur saja rasanya. 

Mangambil nafas dalam-dalam, sang remaja menguatkan dirinya. Tidak, dia tidak boleh berhenti sampai disini. Dia baru saja mendapat beasiswa tahun lalu, dia tidak ingin rencananya gagal hanya karena keadaan tubuhnya.

"Ayo (Y/n), kuatkan dirimu. Kau bisa, kau akan keluar dari kehidupan gila ini," gumamnya meyakinkan diri. Masih berada pada posisi duduk selama beberapa saat, (Y/n) membuat rasa sakitnya berkurang dahulu sebelum memutuskan untuk kembali kekelas.

Jam istirahat sebentar lagi habis, tidak ada waktu untuknya menangis sekarang. 

.....

Jam pulang sekolah akhirnya tiba, (Y/n) tentu tidak langsung pulang, dia masih memiliki pekerjaan sebagai anggta OSIS. Bukannya sok rajin, namun beasiswa yang ia dapatkan memaksa (Y/n) untuk menajdi orang yang produktif.

"Etto... Hazuki-san?" 

Mendengar namanya di panggil membuat pemuda cantik itu melirik keasal suara. Waktu berjalan bagaikan sangat lambat, cahaya mentari sore menyidari sepatuh tubuh (Y/n). Rambut pajangnya ditiup oleh angin yang masuk melalui jendela koridor.

Seumur hidupnya, Mikage Reo tidak pernah melihat seseorang secantik ini. Tentu dia tidak langsung jatuh cinta, namun kharisma dan aura disekitar anak ini menenangkan dan menawan. Reo merasa semua pikiran beratnya seketika menghilang.

Mengedipkan matanya beberapa kali (Y/n) berkata, "Ada apa ya...?" Pertanyaan dari (Y/n) itu menjadi hal yang menyadarkan Reo. "Ah maafkan aku, tadi salah satu anggota OSIS di kelasku meminta untuk memberikan ini kepada Hazuki (Y/n)-san."

𝙿𝚛𝚎𝚝𝚝𝚢 𝚋𝚘𝚢Where stories live. Discover now