[Titus] Kerama

662 207 23
                                    

Apakah ada yang lebih menyakitkan dibanding terpenjara sendiri dalam ruangan aneh yang menggemakan suara-suara misterius? Dinding-dindingnya tak kasatmata tapi Titus tetap tidak bisa melihat pemandangan di sekelilingnya dengan leluasa. Hanya bayangan buram yang sama sekali tak jelas. Akan tetapi, Titus akan terpelanting dengan tulang seakan patah jika nekat menembusnya. Belum lagi kutukan yang ditujukan padanya selalu diulang pada saat tertentu dan membuat lelaki itu benar-benar merasa putus asa.

"Kamu bebas dari kelaparan dan pertambahan usia. Semua yang melekat di tubuhmu saat ini pun akan tetap bertahan dan menyesuaikan diri tanpa kerusakan. Tapi, kamu akan sangat kesepian hingga berharap lebih baik mati. Kamu bisa keluar dari tempat ini hanya dengan dua cara.

"Pertama, tiap kali ada yang melepaskan sarung pugio. Kamu pun bisa berada di luar sana. Tapi, walau bebas keluar masuk, kamu tidak bisa terus berada di luar seenaknya. Ada batas waktunya. Kamu akan tersedot kembali bila waktumu habis. Kecuali, pemilik pugio ini memintamu untuk tidak kembali lagi ke sini. Atau, dia memasukkan pugio ke dalam sarungnya, walau tanpa sengaja, saat kamu berada di luar.

"Jika itu yang terjadi, ada konsekuensinya. Yaitu, kalian akan saling terikat selamanya dan harus selalu bersama. Bila orang itu menjadi bosan dan berubah pikiran di tengah jalan, maka dia akan mati. Sementara jika kamu yang ingin membebaskan diri dari ikatan kalian, kamu yang mati. Kamu kembali ke Colosseum dan akan dibunuh lawan terakhirmu. Cukup sebutkan bahwa kamu ingin membebaskan diri sambil memegang pugio-mu.

"Cara kedua, kamu bersedia menjadi budak pada orang yang memantraimu untuk menebus dosa kesombonganmu. Kamu memberinya kuasa atas hidupmu dan memperlakukanmu sesuka hatinya. Itu kutukan karena kamu sudah menolak Claudius Magnus."

Ketika pertama kali telinganya mendengar kalimat panjang itu, Titus merinding. Namun dia mengira sedang bermimpi dan akan segera terbangun. Ingatan terakhirnya adalah saat memegang pugio dan bersiap membunuh lawan di Colosseum. Lalu, mendadak kesadarannya lenyap.

Akan tetapi, Titus tak pernah terbangun dari tidur karena memang dia tidak sedang terlelap. Lelaki itu menghadapi fakta mengerikan yang jauh lebih buruk dibanding semua imajinasi yang bisa dibayangkannya.

Dulu, Titus sempat cemas jika Claudius akan mengirimkan pembunuh bayaran untuk menghabisinya karena sudah menolak pria itu berkali-kali. Ternyata, Claudius memilih cara lain yang justru lebih sadis. Mengirim seseorang untuk menjatuhkan mantra kutukan pada Titus dan membuatnya menderita entah sampai kapan.

Tidak ada satu orang pun yang bisa dibayangkan Titus sebagai utusan Claudius untuk mencelakainya. Setelah dia menolak tawaran dari lelaki itu, Titus tidak pernah bertemu orang asing karena terlalu sibuk berlatih.

Akan tetapi, Titus kemudian ingat bahwa seorang perempuan renta mencegatnya di carcere, tepat sebelum dia bertanding. Perempuan itu mengucapkan kata-kata yang tak dimengerti Titus. Sampai kemudian Titus yakin bahwa nenek tua itulah yang melaknatnya. Entah bagaimana, Titus bisa berakhir di dalam gagang pugio-nya sendiri. Ya, dia mengecil dengan misterius.

Di masa lalu, Titus tidak pernah memercayai segala hal yang berbau mistik. Kutukan adalah salah satunya. Namun, siapa nyana jika dia justru terperangkap karena hal itu? Sia-sia semua upayanya untuk membebaskan diri. Entah berapa juta kali Titus berteriak meminta untuk dibebaskan. Dia juga memaki-maki dengan kalap, menggunakan semua vokabuler kasar yang diingatnya. Hasilnya? Nihil.

Tidak terjadi apa pun. Dia masih terperangkap dalam ruang gema itu. Titus pernah bertanya-tanya, benarkah dia benar-benar berada di dalam belatinya sendiri? Memang, ada semacam ruang rahasia di bagian batang pugio itu meski dia tak pernah tahu manfaatnya. Titus mendapatkan senjata itu dari lanista, pengusaha yang membentuk tim gladiator.

The Gladiator | ✔️ | FinWhere stories live. Discover now