[three shot] - Teman Tapi Menikah? Part 3 (END)

1.1K 102 38
                                    

[three shot] - Teman Tapi Menikah? Part 3 (END)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[three shot] - Teman Tapi Menikah? Part 3 (END)


*





Zee kembali ke rumahnya dengan pikiran berputar, mencari jalan dan pembuka pembicaraan yang tepat dengan Nunew, mencari tahu cara terbaik untuk memberitahukan tunangannya itu tentang apa yang sudah terjadi antara Zee dan Nuea beberapa hari yang lalu.

Max benar, walaupun Zee tidak melakukan apapun malam itu, tetap saja dia membuat kontak dengan Nuea. Nunew perlu tau ceritanya, agar si manis tidak salah paham dengan mengira Zee menduakannya.

Zee tidak ingin Nunew mengira dia sama dengan ayah Nunew.

Zee melangkah kearah kamarnya dengan cepat, buru-buru ingin segera pergi kerumah Nunew setelah membersihkan dirinya sebentar.

Tapi Zee terhenti di ambang pintunya setelah pria itu membuka pintu kamarnya, terdiam setelah melihat sosok Nunew yang duduk di tepi ranjangnya dengan kemeja berwarna biru diletakkan di atas pangkuannya.

Kemeja yang Zee kenakan di malam itu, malam Nuea memaksa untuk mencium dan memeluk Zee.

Sesaat kemudian, pandangan mata Zee bertemu dengan mata datar Nunew.

“Nu sudah coba buat nggak mikir macam-macam, karena Nunew memilih untuk percaya sama kak Zee. Jadi, bisa Nunew meminta penjelasan soal ini?”

Nunew tidak mengatakan apa-apa soal apa yang dia maksud, tapi keberadaan kemeja itu saja sudah cukup menjelaskan apa yang Nunew maksud bagi Zee.

Dada Zee berdegup kencang, pria itu perlahan menutup pintu kamarnya dan menghampiri Nunew.

Tapi bukannya memilih untuk duduk disamping Nunew, pria itu malah mrmilih untuk duduk didepan Nunew, bersila di lantai.

Menempatkan dirinya diposisi yang lebih rendah dari Nunew, agar pria itu bisa mengamati wajah Nunew yang menunduk.

Zee dan Nunew saling berpandangan, aroma farfum manis yang melekat kuat di kemeja Zee mengingatkan keduanya pada masalah yang berada di antara keduanya saat ini.

“Nuea kan?” tanya Nunew, membuka pembicaraan. Tidak ada keraguan didalam suaranya, parfum manis yang menemani mereka saat ini tercium familiar.

Zee mengangguk, beberapa kali pria itu membuka mulutnya, seakan ingin berbicara, sebelum akhirnya menutupnya kembali, ekspresinya bingung.

Sesaat kemudian, Zee menatapi Nunew dalam, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya, mantap.

“kejadiannya tiga hari yang lalu. Bukannya kak Zee berniat mau menyembunyikan soal ini ke kamu, tapi kak Zee nggak tau harus gimana ngomongnya....”

Nunew menganggukkan kepalanya, meminta Zee untuk melanjutkan ceritanya.

Zee menghela nafas panjang, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengatakan semuanya, tanpa menutupi detail apapun.



*

Tiga hari yang lalu

Malam itu hujan turun dengan lebat, membasahi apapun yang berada di bawahnya. Banyak pejalan kaki dan pengendara yang tidak memiliki jas hujan berkerubung di bawah naungan kanopi gedung atau pohon besar, mencari perlindungan dari guyuran hujan.

Zee memperhatikan kumpulan orang-orang itu dari jendela ruangannya. Saat itu sudah pukul 9 malam, kantor sudah sepi dan hanya ada beberapa karyawan yang masih mengejar deadline ataupun yang terlambat pulang sebelum hujan deras turun yang tersisa didalam gedung besar bertingkat itu.

Salah satunya adalah Zee, pria itu baru saja menyelesaikan salah satu laporannya ketika dia sadar jika waktu sudah larut, dan suara deruan hujan di luar jendela begitu deras.

Zee menghela nafas, tubuhnya sudah lelah dan pria itu tidak ingin berada lebih lama lagi didalam ruangannya, mengingat besok pagi dia harus kembali lagi. Zee memutuskan untuk menorobos hujan dan membiarkan dirinya berbasahan sampai ke mobilnya.

Pria itu baru saja membereskan perkakasnya dan bersiap untuk pergi, ketika pintu ruangannya terbuka, dan Nuea berjalan masuk sambil membawa dua cangkir teh.

“Loh? Mas Zee mau pulang? Masih hujan loh.” Pria yang lebih kecil dari Zee itu berjalan mendekatinya lalu menyerahkan salah satu cangkir yang di pegangnya. “Ini mas, padahal baru aja aku bikinin teh.”

Zee tersenyum kecil, menganggukkan kepalanya.

“hujannya kayaknya lama baru reda. Nggak papa basah-basahan dikit. Saya ada janji sama Nunew soalnya.” Sahut Zee sambil meletakkan teh yang diberikan Nuea di atas mejanya tanpa menyicipinya terlebih dahulu.

ZeeNunew Oneshoot CollectionWhere stories live. Discover now