Episode 2

223 24 5
                                    

Makasi sudah follow, Vote dan Komen. Bantu ramaikan ya? Biar cepet update jangan lupa komentarnya👻

.

.

.

"EMBERRR!!!"

Hyein membalikkan badannya melihat So Mang, lelaki perokok yang kini terlihat berlari kearahnya.

"Yakk! Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu haishh jinjjaa!" So Mang terkejut tapi kemudia tertawa karena wajah Hyein terlihat kesal dan itu lucu baginya.

"Waee? Itu kan julukanmu,"

"Dasar penghuni Toilet! Minggir!"

"Kenapa kau semakin galak? Yaa! Ada masalah?"

"Kau masalahnya!" Hyein kembali meninggikan suaranya.

"Nee? Tidak salah?"

"Ish dasar wanita!" Somang sedikit memanyunkan bibirnya, tapi kemudian ia tersenyum manis. Sedangkan Hyein sudah lebih dulu pergi meninggalkan So Mang dikarenakan Bell masuk sekolah segera tiba.

"Gwenchana, asal kau bisa tenang."

****


Siang hari tepatnya disebuah tempat pemakaman yang luas, siswa dari Chongdam datang dan berdiri disebuah makam, makam tersebut sudah ditumbuhi rerumputan kecil dengan nisan yang bertuliskan 'Oh Si Eun' korban pembunuhan yang terjadi satu bulan lalu.

Walau tak ditemukan jejak apapun dari pelaku, tapi seseorang menetapkan gadis itu agar dapat dimakamkan dengan layak walau tanpa kehadiran keluarganya.

"Walau kau turun kelas, beruntung ada yang masih peduli denganmu. Psikopat sepertimu, aku membencimu tanpa henti! Yakk!? Kau dengar?"

Siswa tersebut menangis keras dan meneriakkan semua kekesalan yang hadir dalam dirinya. Mengingat waktu dan semua yang terjadi sangatlah buruk.

"Aku bahkan belum melihatmu menderita akibat semua perbuatanmu dan keluargamu, haishhh!!! SIBALL!"

****

"Terima kasih sudah berbelanja, selamat malam!" sahut seorang gadis yang tidak lain adalah Hyein, seperti biasa ia memiliki jadwal untuk menjaga minimarket untuk shift malam.

Dilain itu juga teman dekatnya datang  dan duduk ditempat biasanya. Hyein mengambil satu cup Ramyeon dan sebotol air putih untuk perempuan tersebut.

"Kenapa berkeringat? Seperti maling kabur saja!" celetuk Hyein membuat lawan bicaranya itu menatapnya dengan tajam.

"Aku takut minimarket ini tutup makanya aku lari kesini, aigooo lihatlah sepatumu sampai kotor," Hyein memperhatikan penampulan temanya yang cukup kotor bahkan sepatunya tertempel banyak tanah.

"Tak masalah, yang penting bisa makan gratis, slurpppp...." balasnya sembari melahap Ramyeon yang kini sudah matang.

"Oh ya, apa hari-harimu baik? Biasanya kau bercerita dengan senang, ada apa?" tanya perempuan tersebut pada Hyein.

"Anni, aku hanya bingung. Kenapa aku terus memikirkan Jena?"

"Wae wae? Bukankah dia sudah tak merundungmu lagi? Apa dia berbuat sesuatu lagi?"

"Aniya, dia sering menemuiku tapi tak berkata apapun, biasanya dia akan mengomel banyak, tapi ia terlalu banyak diam."

"Kupikir kau terlalu mengkhawatirkannya? Ada apa denganmu?"

"Molla, aku bahkan seperti pernah mengenalnya sebelum ini. Tapi dimana? Atau hanya firasatku?"

"Aishh sudahlah, cepat kemasi barangmu. Pegawai pengganti sudah datang."

"Oh ya, tunggu sebentar." Hyein buru-buru melepas seragam miliknya dan keluar bersama dengan temannya, karena mereka memiliki arah yang sama.

****

"Eomma, sedang apa?" Jena melepas mantel miliknya dan memasuki Rumah yang kini ditinggali oleh Ibunya.

"Eoh, Jenna-yaa. Eomma hanya membereskan ini semua, barang-barang masa kecilmu."

"Eomma masih menyimpanya? Woah! Ini sudah lama sekali!" Jena mengembangkan senyumnya melihat beberapa karyanya saat kecil, terutama kertas gambar yang memiliki banyak kisah didalamnya.

"Eomma selalu menyukai masa itu, kau sangat pintar dan cantik diusia itu. Ah putri Eomma memang yang terbaik!"

Jena tersenyum senang memandang wajah bahagia ibunya, ia tahu ibunya telah menyimpan banyak kesedihan sejak dulu. Bahkan semua yang telah dilaluinya rasanya sangat sia-sia. Belum lagi sudah lebih dari satu tahun dimana ia diselingkuhi dan kehilangan seorang putra yang merupakan adik kandung Jena.

"Jena? Bisakah temani Eomma?"

"Tentu, Jena akan menginap malam ini."

"Eomma, makan dan minum obat. Kesehatan Eomma harus dijaga," Jena menggandeng tangan Ibunya dan keluar menuju ruang makan dimana sebelumnya sudah disiapkan oleh seorang Maid.

"Eomma merasa lebih bahagia ketika melihatmu Jena, kau anak yang baik. Tetaplah menjadi dirimu sendiri heum?"

"Arraseo, mari makan Eomma," Jena ingin mengakhiri harinya dengan baik, setelah pertemuan menjengkelkan dengan Ayah dan Calon Ibu tirinya.

"Jena akan merebut kembali hak Eomma, wanita itu tidak pantas sama sekali!"




*****

Jumat, 30 Juni 2023

Thanks udah baca secuil tulisan ini🤗

Masih tahap berkembang, semoga bisa terpuaskan lewat tulisanku ini






BITCH X RICH SEASON 2 (By.wyohana406)Where stories live. Discover now