Episode 3

198 19 10
                                    


Pulang sekolah, saat hari masih sore, Hyein kini sedang menunggu Bus untuk pulang kerumah. Beberapa menit kemudian sebuah Mobil yang cukup ia kenal muncul dihadapannya.

"Yakkk! Kemari!"

Hyein membelalakkan kedua matanya sembari mengerutkan dahinya bingung, "Aku?"

"HMM, palli!" balas orang tersebut yang tidak lain adalah Baek Jena.

"Haish kebiasaan, dasar orang kaya. Apa susahnya turun dari mobil dulu?"  Hyein mneggerutu dengan wajah kesalnya.

"Kau mengataiku?"

"Baguslah kalau dengar! Ada apa?!" balas Hyein meninggikan suaranya.

"Hyaaa! Masukk cepat!"

Dengan nada bicara yang sama, itu sudah menjadi ciri khas mereka berdua. Tidak ada yang tersingung juga akan hal ini, seolah mereka telah berteman lama.

"Kenapa lama sekali? Padahal cuma masuk ke mobil,"

"Kau sendiri tidak jelas,"

"Kau ikut aku sekarang,"

"Kemana?"

"Makam...anni aku mau liburan, temani aku."

"Kapan? Sekarang? Wae? Kenapa harus aku?" tanya Hyein beruntun membuat Jenna memutar bola matanya malas.

"Berisik!"

"Tak bisakah mulutmu mengatakan sesuatu yang baik?"

"Terserahku,"

Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya mereka sampai disebuah Villa dengan nuansa alam yang begitu indah. Hyein yang tak tahu arah kemana mereka pergi hanya bisa diam dan memainkan ponselnya secara acak.

Jenna dan Hyein akhirnya keluar dari Mobil dengan dibantu Sopir membawa barang bawaan milik Jenna.

"Ini seperti penculikan asal kau tau huh?!"  ujar Hyein yang terheran-heran dengan sikap Jenna.

"Ada seseorang yang ingin menemuimu,"

"Siapa? Kau tidak merundungku lagi kan?"

"Molla,"

Mereka berjalan memasuki Villa tersebut yang memang milik keluarga Jenna, lebih tepatnya milik Ibu kandungnya. Sedangkan sopir tersebut sudah pergi meninggalkan lingkungan.

Hyein masih bertanya-tanya sejak tadi, ia bahkan merasa cukup takut berada ditempat yang tak ia ketahui dimana letaknya.

Jenna membuka pintu dan mengembangkan senyumannya, "Eomma kami datang!"

"Jenna-yaa terima kasih, Hyein mari masuk. Kalian makan dulu, Eomma sudah memasak makanan kesukaan kalian,"

"A-anyeonghaseyo, Eomma-nim!" Hyein membungkukkan badannya dengan sopan.

Hyein merasa sedikit familiar dengan suasana sekarang ini, tapi kapan? Dan Ibu Jenna, ia seperti pernah mengenalnya.

"Hyein-ah, enak?"

"N-nee, sangat enak," senyum Hyein terharu, sudah sangat lama ia tak pernah merasakan masakan rumah, selama ini hanya memakan makanan instan dan selebihnya adalah makanan sederhana. Tak ada masakan sang Ibu yang bisa ia cicipi lagi, namun hari ini adalah kesempatan langka baginya.

Jenna melirik interaksi Ibunya dan Hyein, ia tersenyum senang. Apa yang selama ini hilang, pasti akan kembali lagi.

"Yakk, Hyein-ah apa kau tidak sadar?"

"Ada apa?"

"Ah mungkin dia sudah lupa Jenna-yaa," balas Ibu Jenna dengan tawa kecilnya.


***

"Aku sering melihatnya menjemput beberapa kali. Waspadalah dengan lingkungan mereka."

"Sepatu yang dipakai, bagaimana jika aku memakainya?"

"Rumah yang ditinggali, bagaimana jika itu rumahku?"

"Bagaimana jika sopir yang menjemputnya datang untuk menjemputku?"

Kini disebuah Restoran mewah dengan pelayanan privat yang sangat membanggakan kedua pasangan pria dan wanita sedang asik membicarakan tentang pernikahan mereka mendatang. Mereka melihat-lihat kembaliundangan dan semua tata cara bahkan dipilih dengan sangat baik.

Namun dibalik itu ada kedua wanita yang harus bertahan bahagia dibalik kesedihan yang ada dihadapan mereka.

Baek Jenna dan Ibunya, seharusnya diperlakukan dengan baik. Bukan malah digeserkan posisinya begitu saja oleh perempuan tak tahu diri, yang tidak lain adalah guru bahasa Inggris Jenna.

"Aku tak sabar menantikan ksatria kita lahir," ujar Ayah Jenna kepada ibu tirinya, bahkan lelaki itu menyentuh perut rata dari calon istri keduany.

"Chagi, ia pasti akan sangat mirip denganmu. Kau sangat tampan dan berwawasan luas."

"Aku berharap seperti itu hahaha!" ruangan Privat tersebut dipenuhi degan canda tawa keduanya, yang seolah hidup tanpa beban. Namun memang benar kenyataannya, bahwa keduanya sangat egois.


****

"Untuk kali ini kamu menjadi saksi disekolah ini. Kau pasti melihat siluetnya. Tapi tutup mulutmu adalah kinci utama, jangan sampai semua orang tahu siapa pembunuhnya. Ini akan dianggap sebagai kasus bunuh diri, saya tidak ingin hal ini menjadi sangat serius."

"B-baik pak,"

"Kau boleh pergi,"

*****




Lanjutannya besok ya kalo pada suka?
 

🌺

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 12, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

BITCH X RICH SEASON 2 (By.wyohana406)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora