Rosier 2

116 15 0
                                    

Semuanya akan baik baik saja, itulah yang dikatakan oleh Uncle Reggie. Aku menyetujui hal itu karena itulah hal yang aku harapkan akan terjadi.

Akhirnya kami pergi ke Diagon Alley menggunakan jaringan floo, sedikit gugup karena ini pertama kalinya bagiku. Aku takut debunya mengenai mataku atau masuk ke mulutku sehingga aku tidak bisa mengucapkan nama tempatnya dengan baik. Namun dengan bantuan Uncle Reggie akhirnya aku berhasil melakukannya.

Saat sampai, betapa takjubnya diriku akan kenehan yang terjadi di sekitar. Banyak toko toko gelap dengan tulisan yang sedikit miring, suara berisik dari burung hantu, bahkan ada kerumunan anak kecil yang sedang memandang takjub pada sapu di etalase toko. Aku yakin itu sapu nimbus 2000 yang akan dimiliki oleh Harry Potter di tahun pertama.

"Lizzie, perhatikan langkahmu" ucap Uncle Reggie ketika melihatku terus memandang kesana kemari hingga tanpa sadar menabraknya.

"Sorry, Uncle Reggie" dia hanya menganggukkan kepalanya yang tersembunyi dibalik jubah hitamnya.
Aku bertanya mengapa dia menutup wajahnya dan dengan lugasnya dia mengatakan bahwa dia benci keramaian. Bohong, ini pasti ada hubungannya dengan Death Eater. Apakah dia masih menjadi buronan hingga sekarang?

"Sebaiknya kita membeli seragammu dulu"

Uncle Reggie langsung membawaku ke toko untuk mengukur jubah seragamku. Terlihat didalam sana ada seorang wanita tua berbadan pendek gemuk, penuh senyum dengan pakaian berwarna lembayung muda. Uncle Reggie memanggilnya Madam Malkim dan wanita itu langsung memintaku untuk kebelakang agar segera diukur dan dijahitkan seragamnya.

"Lizzie, aku akan pergi ke toko Flourish and Blotts di seberang sana" dia menunjuk toko besar penuh buku di seberang, "aku akan membeli beberapa buku untukmu, jika kamu sudah selesai kamu bisa langsung kesana" aku mengiyakan perkataannya dan langsung pergi masuk untuk mengukur seragamku.

"Hogwarts juga?" kulihat seorang anak laki laki dengan rambut blonde tengah mengukur seragamnya. Bloody hell, it's Draco Malfoy! Berarti sebentar lagi akan ada Harry Potter.

"Ya," baru saja aku ingin melanjutkan perkataanku terdengar suara Harry Potter diluar. Pakaiannya lusuh dan itu sedikit membuatku kesal, aku benci para muggle itu.

"Halo, Hogwarts juga?" aku mengikuti ucapan Draco dan menatapnya dengan penuh antusias.

"Ya," jawab Harry.

"Aku juga, ayahku di sebelah membelikan bukuku, dan ibuku di toko lain sedang membelikan tongkatku" mendengar hal itu seketika jantungku terhenti, Lucius ada di toko seberang? Aku hanya berharap semoga Uncle Reggie tidak bertemu dengannya.

"Setelah ini aku akan menarik mereka untuk membelikanku sapu terbang, aku tidak mengerti kenapa mereka tidak memperbolehkan anak kelas satu membawa sapu terbang. Apa kalian sudah memiliki sapu?" nada sombongnya benar benar menyebalkan, sekarang aku paham kenapa Harry tidak terlalu menyukainya.

"Tidak, lagipula aku tidak akan bermain Quidditch" aku hanya mengutarakan pendapatku tapi Draco sudah menatapku rendah, sedangkan Harry hanya menatap kami berdua bingung.

"Aku sih main, bisa dibilang aku sepakat dengan ayahku untuk masuk kedalam Quidditch asramaku di Slytherin. Sudah tahu kamu akan dirumah mana?"

"Mungkin di Slytherin, semua keluargaku ada disana tapi bisa saja aku berada di Ravenclaw. Bagaimana denganmu?" aku langsung bertanya kepada Harry yang dari tadi diam, aku merasa bersalah membiarkannya kebingungan.

"Aku tidak tahu" jawab Harry sambil menunduk malu, oh betapa bodohnya aku! Tentu saja dia tidak tahu.

"Eh, lihat orang itu" tukas Draco sambil menunjuk kearah Hagrid dengan dagunya.

The Daughter Of RosierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang