[00:6]

109 84 13
                                    

Pagi pagi sekali Rinda bundanya langit sudah memasak makanan kesukaan putra satu satunya itu .

Dia juga membuatkan susu untuk langit dan segera menyiapkan nya di meja makan .

Sementara Hendra ayahnya langit dia masuk ke kamar langit lalu membangun kan putranya itu .

" Langit bangun bunda mu sudah masak makanan kesukaan mu " ujar Hendra sambil menepuk nepuk pipi putranya

Langit membuka matanya lalu merubah posisi nya menjadi duduk .

" Kalian nggak kerja ? " Tanya langit sambil menatap heran sang ayah

" Nggak ayah tau ayah waktu itu salah jadi ayah mau minta maaf, maaf sudah memaksa mu maafkan ayah ya. " ujar Hendra dengan tulus sambil mengusap kepala langit

" Langit maafin lagian bukan salah ayah ataupun bunda langit bakal jadi seperti yang ayah mau meskipun ...." ujar langit dan di akhir kalimatnya ada sedikit nada lirihan

"Harus nahan sakit dan berusaha
untuk baik baik saja " sambung langit dalam hati

Hendra memeluk putranya itu dia tersenyum hangat bukankah dia beruntung memiliki putra seperti langit yang tidak meminta apapun kecuali dia hanya meminta untuk di mengerti .

Langit tersenyum bahagia baru kali ini dia merasakan pelukan sang ayah .
"Gue berharap ini bukan mimpi dan walaupun ini mimpi gue berharap ini bukan kehangatan keluarga yang sementara ."

" Yasudah mandi sana bunda sudah nungguin kita makan bersama " ujar Hendra sambil melepas pelukannya lalu keluar dari kamar langit

Langit bergegas mandi selesai mandi dia memakai kaos putih polos dan celana jeans karena dia akan pergi nanti .

Langit menuruni anak tangga sambil menatap kedua orang tuanya dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya .

" Sayang hari ini bunda masak ayam goreng kremes kesukaan kamu oh iya sama bunda bikinin tempat goreng krispi " ujar Rinda sambil mengambil kan nasi dan lauk untuk anaknya

" Iya bunda makasih pasti enak masakan bunda " ujar langit sambil tersenyum

" Bisa aja kamu ini makan kalo kurang nambah lagi juga nggak papa "

Langit mengangguk semangat dan melahap makanan yang dibuat bundanya itu .

Rinda menatap sendu putranya dia tau bahwa putranya menyembunyikan luka dan rahasia yang besar .

Sementara Hendra menatap putranya dengan tatapan yang sulit diartikan .

" Bund yah langit izin keluar bentar mau beli sesuatu " izin langit yang sudah selesai makan

" Pakai motor mu jangan jalan kaki " ujar Hendra

" Iya sayang lagian hari ini kamu libur dan nggak ada tugas sekolah juga kan jadi terserah kamu mau kemana tapi minum dulu susunya " ujar Rinda sambil tersenyum dan menyerahkan segelas susu ke langit

Langit langsung meminum nya Hinga habis lalu dia mengambil kunci motornya dan jaket denim nya .

" Langit pergi dulu nanti kalo langit pulang kelamaan jangan tungguin langit bund " ujar langit sambil menyalami tangan bundanya dan ayahnya

Entah mengapa perasaan Rinda tidak enak tapi dia berusaha menepis perasaan nya itu .

Langit mengendarai motornya dengan kecepatan normal dia sudah lama tidak menaiki motor kesayangan nya itu .

Saat di perjalanan tiba tiba langit merasakan sakit di bagian kepala nya rasanya ada sesuatu yang menusuk kepala langit .

Langit yang tak dapat menahan sakitnya itu pun menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi " kalo langit kenapa Napa bunda jangan sedih shhhhh sakit " bathin langit

LANGIT [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang